32. Who are they?

1.1K 105 12
                                    

⚠️ snake, harsh words

Gue yakin kalian tau cara menghargai suatu karya. Iya betul, dengan klik ikon bintang di sisi kiri bawah.

Selamat membaca

●●●

Remaja laki-laki itu tengah bermalas-malasan, ia terus berguling dari kiri ke kanan sebanyak dua kali, lalu dari kanan ke kiri pun sebanyak dua kali, begitu saja terus sambil memejamkan matanya. Entah apa yang sedang dilakukannya. Sialnya, gulingan sekarang malah berguling tiga kali, dan ya, ini membuatnya terjatuh dari ranjangnya. Remaja itu pun meringis juga mengumpat.

"Anjir."

"Dave!" ucap seseorang mengetuk pintu kamarnya, segera saja ia bangkit dan duduk di pinggiran ranjangnya sambil mengusap bokongnya.

"Masuk!" teriak Dave.

"Lo ngapain, anjir?" tanya Farel ketika melihat Dave yang sedang mengusap bokongnya.

"Jatuh lah," jawab Dave ngegas.

Farel terkekeh. "Gue tebak lo lagi guling-gulingan di kasur dan malah jatuh." Dave hanya menjawabnya dengan gumaman. "Begonya masih ada," lanjut Farel mengambil selimut yang ada di lantai dan dilemparkan kepada Dave.

"Cepetan turun! Paman sama Bibi udah nungguin. Gue duluan." Dave melempar sembarang selimutnya dan langsung membuntuti Farel.

"Eh, Ge, kok ke belakang sih?" tanya Dave ketika Farel terus berjalan ke halaman belakang.

"Makannya di belakang."

"Kenapa?"

"Itung-itung piknik. Udah ah cepetan!" Farel memercepat langkahnya dan diikuti Dave.

Di sana, di halaman belakang, semuanya sudah tertata sangat rapi. Dave mengernyit bingung. Apa yang terjadi? Serius, ini sangat rapi.

⚠️  Dave mengambil duduk di pinggir Kirana, sedangkan Farel di sisi Fadel yang sedang bermain dengan ular peliharaannya, yang sedang melilit di tangan kiri Fadel.

"Anjir, Di, simpen dulu napa sih? Mau makan ini!" seru Farel. Fadel hanya nyengir lebar, lalu bangkit dan menyimpan ular peliharaannya di kandang. ⚠️

Setelahnya, Fadel masuk ke dalam rumah dan mencuci tangannya. Tidak baik makan tidak mencuci tangan dulu. Itulah prinsip Fadel. Padahal, di halaman belakang pun ada kran air, kenapa tidak di situ saja? Entahlah, Fadel sedang tidak fokus.

Fadel kembali duduk di pinggir Farel. Hayden dan Kirana tersenyum. Dave sekarang malah bersandar di bahu Hayden. Oh ya, Dave belum mandi.

"Berdoa dulu, ya!" seru Kirana setelah memberikan masing-masing lauk kepada semuanya. Mereka mengangguk dan berdoa.

"Oh iya, katanya kalian bertiga di sekolah suka dikasih makanan anak-anak cewek?" tanya Hayden. Farel, Fadel dan Dave yang sedang makan pun tersedak, bersamaan. Hayden dan Kirana tertawa melihat reaksi mereka bertiga.

"Apaan sih, Pa?"

"Apaan sih, Paman?"

Ucap mereka bersamaan. Hayden dan Kirana kembali tertawa ketika mendengar protesan dari ketiga putranya.

"Ngaku aja kali," ucap Kirana yang sedari tadi hanya tertawa.

"Ngga, Ma."

Family or EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang