BAB 14.A (SETITIK CAHAYA TEDUH)

1.9K 162 34
                                    

Assalamualaikum, gaisku.... 

Ciye pada jengkel ya, karena ngaret lama banget ,xD 

Maapin dong, sekarang hari jumat loh. maaf-maafan kuy... tenang, Kayun perpendek kok basa-basi ini. biar nggak menghalangi pandangan kalian cusss ke TKP!!! 

.

.

.

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Hari ini sungguh melelahkan. Darah, keringat dan air mata tumpah bersamaan. Keributan-keributan yang terjadi begitu saja sangat memusingkan tidak hanya untuk orang yang berseteru, tapi juga memberatkan orang di sekitar yang turut menjadi saksi terjadinya perkara. Hari melelahkan ini semoga segera berakhir.

Via mengemudi dengan tenang. Jalanan yang padat selalu membuatnya berhati-hati, terlebih Via jarang mengemudi sendiri dia selalu bersama Bagas kemana pun perginya.

Tit tit tit... suara klakson motor terus terdengar dari belakang Via. Diliriknya kaca spion terlihat motor CBR hitam dikendarai laki-laki berpakaian putih abu-abu dan berhelm full face terus membunyikan klaksonnya.

Via memfokuskan pandangannya, tidak salah lagi laki-laki itu Riki. Motor itu mendekati Via. Via mendadak merasa teramcam, dia menarik gas melajukan motor dengan cepat. Tentu saja Riki tidak akan membiarkan Via pergi begitu saja. Dia sudah menunggu kedatangan Via berjam-jam lamanya.

Terjadi saling kejar antara Via dan Riki. Via tidak pernah mengemudi secepat ini. Entah saat ini dia merasa takut untuk menghadapi Riki. Dia ingin kabur.

Riki berhasil menyejajarkan motor mereka yang tetap melaju.

"Woy!!! Turun nggak lo!" teriak Riki dari sisi kanan.

"Pergi!" teriak Via tak kalah sengit.

"Turun, Sat!!!"

Via ketakutan. Dia tidak pernah takut menghadapi Riki, kali ini suasananya berbeda, dia sendirian dengan motor dan berada di jalan raya. Entah mengapa semua ini mendukungnya untuk kabur dari Riki. Dia tidak mau menghadapi Riki saat ini.

Via tidak punya nyali. Ditambah lagi perasaan bersalah merasuki hatinya dengan pelan, walau dia selalu membantah hal seperti itu tetap saja perlahan-lahan menyusup ke dalam hati terdalamnya, tentang apa yang dia lakukan pada Riki membuatnya terlihat buruk.

Sepenggal percakapan dengan Kak Gara sebelum Via pulang terngiang di kepalanya.

"Riki sangat terpukul dengan kabar yang beredar, Via. Mama Riki sudah meninggal. Benar, Riki anak dari istri kedua ayahnya. Mama Riki tidak diterima di keluarga besar kami, Riki hasil hubungan gelap itu tidak benar. Walaupun Mama Riki tidak diterima, Riki selalu menjadi kesayangan Kakek dan Nenek karena dia sangat mirip dengan ayahnya semasa kecil."

"Walau mendapat kasih sayang dari keluarga kami, Riki tetap membenci keluarga kami karena memperlakukan Mamanya dengan tidak adil. Sampai Mama Riki meninggal pula setelah beradu argument dengan neneknya. Riki sangat sensitive jika menyangkut keluarga terutama Mamanya."

CAHAYA DARI ALYSSA [Sudah Terbit] Donde viven las historias. Descúbrelo ahora