BAB 12.B (CINTA BUKAN NAFSU)

2.2K 182 25
                                    

DOR... DOR... DOR... (bawa pistol aer)

KAGET KAN? Kaget dong, tiba-tiba Alyssa muncul tanpa ngaret wkwkwk.... 

Pen bikin semangat ajasi buat readers yang masih SMA... ciye masa putih abu-abu, yang dibilang masa paling indah, hihi.... 

Besok udah masuk sekolah ya? asik apa gaasik? asik dong, ketemu temen, ketemu guru, ketemu rumus matematika(?) tapi bener dong ya, masa paling indah itu masa SMA, *EUM 

krik...krik..krik... (KENAPA? kenapa deket banget ama sawah :(( .... ) 

.

.

.

.

Kantin yang panas tidak menyurutkan langkah Via untuk menenbus kerumunan. Dia sudah tidak sabar sejak jam pelajaran pertama untuk cepat bell istirahat, karena dia akan bertemu Kak Gara di kantin. Via merapikan rambutnya, mengambil cermin kecil yang ada di saku kemudian menyorot wajahnya, melihat setiap inci adakah sesuatu yang membuatnya tidak menarik atau mengganggu penampilannya.

"Udah ah ngaca mulu entar pecah itu cermin, Vi," timpal Bagas yang berdiri di samping Via.

"Gak usah usil kayak Debo, deh! Bye, gih pergi, aku mau berduaan sama Kak Gara jadi kudu cantik." ucap Via lalu mendorong Bagas supaya jauh-jauh dengannya.

Bagas memandnag Via dengan kesal. Bisa-bisanya dia mengusir Bagas hanya karena akan bertemu Kak Gara, padahal Bagas yang pertama kali mendekatkan Via dengan Kak Gara.

Via memasuki kantin yang agak pengap. Dia mencari-cari sosok Kak Gara, mata Via berhenti di meja deret ke 4 sebelah kanan, dilihatnya Kak Gara. Masih tetap sama, Kak Gara yang selalu terlihat gagah dan tampan dengan senyum lebar nan manis itu. gaya rambut belah kiri itu terkihat begitu keren. Bahkan seragam sekolah putih abu-abu menjadi indah dan elegan jika Kak Gara yang memakai.

Via begitu terpesonanya dengan kakak tingkat ini. Dia melirik di sebelah Kak Gara, ada 3 gadis yang menemaninya. Via sedikit cemburu, siapa gerangan gadis-gadis itu mengapa duduk berdekatan dengan Kak Gara dan saling melempar senyum seolah mereka sangat dekat? Via bertanya-tanya. Tapi dia meneguhkan kembali hatinya.

"Mereka pasti teman Kak Gara yang akan dikenalkan ke aku! Eum, secepat ini. Imutnya!!!" Via bermonolog menatap Kak Gara penuh cinta. dia mendekat.

"Hai, Kak!" sapa Via.

Semua mata tertuju pada Via.

"Ini yang dulu disebut anak koruptor itu, kan?" ucap gadis yang bercat kuku warna merah mengkilat.

Mood Via jadi turun. Kenapa seseorang harus memunculkan kembali kisah menyebalkan yang diusung oleh Riki itu. sangat tidak adil, mengapa dirinya masih disebut anak koruptor sedangkan semuanya sudah bersih bahwa Ayah Via tidak terlibat di dalamnya.

"Nita! Itu Cuma gossip, nggak benar. Beritanya juga udah jelas Ayah Via nggak ada sangkut pautnya dengan itu," bela Kak Gara.

"Terus dia ngapain ke sini?" gadis berkacamata bulat turut bertanya.

"Aku ada janji sama Via, jadi kita selesaikan obrolan kita dengan cepat ya."

Via merengut. Apa yang akan dia lakukan selagi mereka berbincang? Via duduk di bangku belakang Kak Gara, bermaksud mau menguping apa yang akan mereka bicarakan. Via menunggu dengan sabar dia bahkan tidak beranjak sama sekali dari bangkunya ditakutkan Kak Gara sudah selesai dengan urusannya dan ingin berbicara dengan Via.

Sepuluh menit berlalu, namun Kak gara masih bersama dengan gadis-gadis itu. mereka bahkan tertawa bersama. Via tidak yakin bahwa yang mereka bicarakan adalah hal penting, mereka hanya membahas seputar fashion, makanan, traveling dan hal kesenangan lainnya.

CAHAYA DARI ALYSSA [Sudah Terbit] Where stories live. Discover now