21.**Curahan Bisma**

225 8 0
                                    

"Saat gue sadar gue langsung teriak cari ortu gue ada dimana,gue tanya tante,dokter tapi seolah mereka bungkam gak ngasih tau gue,gue teriak marah dan keliling rumah sakit,karena kelelahan akhirnya gue berhenti di depan ruang mayat,dan disitu gue penasaran pengen masuk,dan akhirnya gue pelan-pelan masuk dan..." Bisma kembali menitikkan air mata.

Meisya kembali menenangkan Bisma percuma dia melarang Bisma cerita karena Bisma tipe orang kepala batu.

"Dan..rasa penasaran gue masih tinggi,gue coba buka tu kain kafan.."

"Kok lu gak takut?" sela Meisya.

"Gue laki woi!"gerutu Bisma.

"Setidaknya kan punya rasa takut," Meisya terkekeh.

"Udah-udah malah bahas yang lain," Meisya hanya cengegesan,melupakan sebentar rasa sedihnya.

"Terus waktu gue buka and..."Bisma mengantung kalimatnya.

"APA?!" teriak Meisya jengkel karena Bisma menggantung ucapannya.

"Sabar napa,di balik kain kafan itu ada jenazah nyokap-bokap,gue histeris,nangis sambil meraung-raung karena kehilangan orang yang gue sayang," jelas Bisma.

"..."

Bisma kembali menitikkan air mata,dan Meisya hanya bisa mencoba menenangkan.

"Udah yuk ah ke rumah sakit Mama,kasian dia sendirian," ajak Meisya.

"Huft..ya udah ayo," Bisma mencoba menenangkan dirinya sendiri.

Keduanya berjalan beriringan menuju dimana mobil berada.

"Udah Bis,bukan salah kamu kok,mungkin ini takdir,gak baik nyalahin diri terus!" terang Meisya.

"Iya,gue udah mulai lega setelah cerita sama lo," Bisma mencoba tersenyum.

Keduanya kembali ke rumah sakit.

"Mei,Bis akhirnya kalian balik," sapa Raisya dan Vania riang saat Meisya sampai di rumah sakit.

"Lho kalian bukannya tadi Bisma nitipin ke Tiara sama Arya?" tanya meisya.

"Iya,tapi setelah mereka datang,kami datang terus katanya mereka ada urusan jadi gantian gue dan Raisya yang nungguin." jelas Vania.

"Oh thanks y,dah mau jagain Mama gue," ucap Meisya dengan senyum tulus.

"Gak usah makasih itu dah kewajiban kita sebagai temen harus membantu temen,"

"Yaudah gue duluan ya Mei,kalian bertiga silahkan gih ngobrol," Bisma pamit pulang.

"Ok hati-hati,"

"Gimana keadaan Mama gue?" tanya Meisya.

"Udah agak baikan si,tadi dia udah gerak-gerak gitu jarinya."

"Beneran? Astaga Mama" meisya segera berlari ke dalam ruang inap.

"Mei,"panggil sinta pelan saat melihat meisya berjalan ke arahnya.

"Mama...akhirnya sadar juga Ma." senyum Meisya mengembang saat melihat Mamanya tersenyum ke arahnya.

"Ma cepet sembuh ya..nanti kalo Mama gak ada Mei sama siapa?" Mei mulai menitikkan air mata lagi.

"Kan ada bisma," sinta mencoba menggoda anaknya agar tidak menangis terus.

"Ih..mama mah," Meisya memasang muka cemberut dan akhirnya tertawa karena godaan mamanya.

"Gitu dong ketawa,kan kelihatan cantik,Mama janji kok gak akan ninggalin kamu dan terus berjuang mengalahkan penyakit Mama ini," ucap sinta dengan senyum menenangkan.

Meisya segera memeluk mamanya erat."Janji ya ma gak akan ninggalin mei sendiri.." meisya menautkan jarinya ke jari tangan sinta.

"Iya,"

*****

Hai..hai..halo..
Akhirnya bisa up lageee setelah sekian lama....uwuu
Ini mau end ya gaes aku dah lelah dan mau buat cerita yang baru uwuu..
Jan lupa nanti baca cerita baru aku juga ya kalo ini dah selesai:)
Likeeee,comment ditunggu ya:")

Salam hangat
Fitri☺

Cewek Cerewet VS Cowok Jahil √Where stories live. Discover now