Part 3

28.5K 1.3K 20
                                    

Budayakan vote sebelum membaca dan komen setelah membaca😘
Maaf jika ada typo🙏
Happy reading🤗

~~~~

"Pagi semua," sapa Ava di tengah anak tangga rumahnya, semua orang yang ada di meja makan tersenyum menyambut putri kesayangannya.

"Pagi cantik," jawab Dimas dengan senyum manis. Ava membalas senyum tersebut dan mencium pipi semua orang mulai dari papa, mama dan ketiga kakaknya.

"Mau sarapan apa, Dek?" tanya Lily sembari mengambil piring kosong.

"Nasi goreng aja Ma, Ava nanti berangkat sama siapa?" tanya Ava sembari meraih susu putih yang ada di depannya.

"Sama Arkan, Dek." jawab Dimas tanpa mengalihkan pandangan dari korannya.

"Enggak mau!" teriak Ava kencang, Arkan menghela napasnya pelan. Sudah dua hari Ava mogok bicara dengannya, alasannya karena saat pertama masuk sekolah Arkan memarahi Ava lantaran tak fokus dengan penjelasannya.

"Kamu minta apa nanti Kakak belikan Dek, jangan marah terus." jelas Arkan dengan lembut.

"Gak mau apa-apa, Ava masih marah sama Kakak." sahut Ava dengan cemberut. Ava melirik Arkan sejenak sebelum mulai memakan sarapannya.

"Terus, kamu mau berangkat sama siapa?" tanya Lily yang sudah jengah dengan sifat Ava.

"Bang Riko Ma," Ava menunjuk Riko dengan sendoknya. Seketika Riko tersedak karena lengkingan suara adiknya.

"Gak! Abang mau jemput pacar Abang." Tolak Riko mentah-mentah.

Baru saja Ava akan membalas perkataan Riko, tiba-tiba ponselnya berdering dan nama Melvi terpampang disana.

"Ya, halo?"

"Aku udah di depan gerbang,"

"Iya," Ava mematikan sambungan teleponnya dan mendengkus. Dia menghabiskan nasi gorengnya yang tinggal beberapa suap saja.

"Loh kok udah?" tanya Dimas heran.

"Melvi udah di depan, Ava berangkat dulu." Ava mencium punggung tangan keluarganya secara bergantian. Lalu dia berlari hendak keluar rumah lewat taman sebelah rumahnya.

"Dek susunya belum habis!" teriak Lily kencang, Dimas dan ketiga anaknya sampai menutup telinganya rapat-rapat.

"Udah kenyang Mama," jawab Ava tanpa menghentikan langkahnya.

"Kamu Kakak, harus bisa membujuk Adiknya, Kan." Arkan mendengar perkataan papanya hanya mengangguk.

~~~

Ava berjalan berdampingan dengan Melvi menuju kelas, canda tawa Ava membuat penduduk sekolah menatapnya terpesona. Sedangkan Melvi yang mendengar guyonan Ava hanya tersenyum tipis.

"Suka sama bonekanya?" tanya Melvi dingin.

"Suka, tapi udah gak muat di lemari Ava, Mel." melihat kekasihnya cemberut Melvi tersenyum. Namun senyumnya tak bertahan lama, Melvi menarik tubuh Ava kesamping saat pintu kelas di depannya yang semula tertutup kini terbuka secara tiba-tiba.

MelVa (END)Where stories live. Discover now