Part 12

16.3K 756 22
                                    

Budayakan untuk vote biar semangat nulisnya... 😘

~~~

Segelas teh hangat menemani pagi Melvi di kota Malang, pagi ini ia terbangun sangat pagi. Pukul setengah lima lebih tepatnya, Melvi tadi sempat menengok Ava dan duduk di sofa kamar Ava beberapa menit.

"Melvi," panggil gadis cantik dengan mata masih sedikit terpejam.

Mendengar nada manja Ava. Melvi tersenyum dan merentangkan tangannya, tanpa membuang waktu Ava masuk kedalam pelukan Melvi yang sedang duduk di kursi depan villa.

"Kok sudah bangun?"

Ava mengangguk dan menggesekan hidungnya ke dada Melvi, mungkin Ava ingin bersin jadi hidungnya gatal. Harus berfikir positif.

"Itu teh siapa?"

"Aku, kamu mau?" tanya Melvi lembut, sesekali tangannya mengusap punggung mungil Ava.

"Kok gak terlalu manis sih, Mel? Teh itu gak enak kalau gak manis," protes Ava dengan cemberut.

"Masa sih? Cobain sini," Melvi merebut cangkir dari tangan Ava, ia meniup pinggiran cangkir sebelum meminum tehnya.

"Manis,"

"Perasaan enggak deh," ujar Ava gemas, ia masih keukeuh dengan pendiriannya.

"Aku bilang kamu Va yang manis, bukan tehnya." Ava tersenyum malu mendengar gombalan Melvi, mungkin bagi kalian itu hal biasa. Tapi bagi Ava.

Itu hal yang luar biasa, Melvi yang jarang romantis tak pernah gombal. Dan tadi? Ia berbicara seperti itu sanggup membuat jantung Ava berdegup kencang.

"Gombal,"

"Aduh pagi-pagi udah mesra-mesraan aja " sindir Riko di ambang pintu villa.

"Abang gak usah sirik ya," balas Ava tak kalah sinis, Riko ikut duduk di samping Ava.

Memang kursi yang di tempati Melvi panjang, bisa muat sampai lima orang. Kursi yang terbuat dari bambu namun sangat nyaman tersebut mampu membuat mereka duduk dengan santai.

"Mau sarapan gudeg gak, Dek?" tawar Riko.

"Gudeg bukannya khas Jogja, ya?" tanya Ava dengan alis bertautan.

"Terus kalau khas Jogja, orang Malang gak ada yang jualan gudeg gitu?"

"Males ah, Ava mau makan pecel aja." Riko memutar bola matanya malas, tunggu saja tak sampai satu jam pasti keinginan Ava ganti.

***

"Jadi sarapan pecel?" tanya Melvi melihat Ava sudah selesai mandi.

"Gak jadi, Ava pengen nasi kuning," Riko yang mendengar perkataan Ava sontak tertawa dengan kencang. Prediksinya tak meleset sedikitpun, benar-benar adiknya kurang ajar.

"Yang jual nasi kuning dimana, Ma?" Lily yang sibuk dengan bumbu nasi gorengnya mendongak.

"Gak mau nasi goreng?"

MelVa (END)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ