Part 22

12.7K 633 29
                                    

Maaf kalau ada typo🙏
Happy reading🤗

~~~~

Melvi duduk di atas ranjang dengan gitar di pangkuannya, ponsel yang ada di sampingnya terus berdering. Sampai sebuah telfon dari kekasihnya membuat Melvi menghela napasnya pelan, dua jam yang lalu Ava izin pergi untuk membeli hamster bersama Papanya. Jadi dia tak mau menganggu kebersamaan Papa dan anak tersebut.

"Ya va?"

"Enaknya hamster baru Ava di kasih nama apa, ya?" Melvi mendengkus kesal, malam-malam telfon hanya untuk menanyakan nama hamsternya?

Terkadang ava semenyebalkan itu.

"Terserah kamu,"

"Kan Ava minta pendapat Mel." gerutu Ava di sebrang telfon.

"Kalaupun aku berpendapat, gak mungkin kamu setuju, Ava." Dengus melvi kesal.

"Ya udah deh, Ava mau tidur aja."

"Good night princess."

"Melvi kalau habis bikin kesel pasti gitu," teriak Ava kesal sebelum memutuskan sambungan telfonnya.

~~~~

Pagi hari Melvi turun dari lantai dua dengan cepat, ia telat pagi ini. Ava pasti marah jika Melvi telat menjemputnya.

"Gak sarapan, Mel?" tanya Dimas yang melihat putranya berjalan buru-buru.

"Gak Yah, aku udah telat jemput Ava."

"Ava tadi telfon Bunda katanya mau pergi bareng Riko, Mel!" hembusan napas pelan Melvi membuat Bayu tersenyum.

"Mel, cintai Ava dari ketulusan dan sifat negativ-nya juga."

Melvi menghentikan gerakan tangannya mengambil roti isi, Melvi mengangguk dengan senyum tipis.

"Melvi berangkat," pamitnya sembari memakan roti di tangannya.

"Hati-hati, Nak!" pesan Bundanya saat Melvi mengulurkan tangannya untuk salim.

"Iya Bun."

Langkah kaki Melvi membawanya ke halaman rumah, setiap pagi pekerja di rumahnya sudah menyiapkan motor anak Tuan besarnya. Jadi Melvi tak perlu susah-susah berjalan jauh sampai ke garasi.

Melvi menstarter motor besarnya meninggalkan pekarangan rumah, sampai di ambang gerbang, dia menghentikan laju motornya saat nnamanya di teriaki seseorang.

"Melvi, gue bareng lo, ya?"

"Gak!"

"Ntar gue ngomong ke Ava Mel, lo takut Ava marah, kan?" Melvi mendengkus kesal, namun ia juga tak meng-iyakan permintaan Reva.

"Sekali gak ya gak Rev!!" bentak Melvi kencang, satpam rumah Melvi sampai melihat ke arah luar gerbang rumah.

"Kenapa Tuan muda?"

"Gapapa." tanpa pamit ataupun menatap wajah Reva, Melvi menjalankan motornya dengan cepat.

Tak butuh waktu lama, Melvi telah sampai di SMA BANGUN KUSUMA. Sampai di parkiran sekolah dia menata jambulnya yang sempat rusak karena helmnya, jambul yang awalnya naik kini menjadi lepek.

MelVa (END)Where stories live. Discover now