Part 23

13.4K 669 22
                                    

Maaf kalau ada typo🙏
Happy reading🤗

~~~

Melvi duduk di samping Ava, tangannya terus menggenggam jemari Ava. Mengusapnya lembut penuh dengan kasih sayang, ia tahu Ava sedang menahan sakit saat ini.

Lukanya sedang di obati oleh petugas PMR, ringisan Ava membuat Melvi terus mengusap punggung tangan Ava dengan lembut. Namun tanpa sengaja petugas PMR menekan luka di sudut bibir Ava lumayan kuat.

"Aishhh, sakit Kak!" ringis Ava, gadis bernama Galuh tersebut meminta maaf karena tak sengaja menekannya.

"Dek, kamu gak papa?" tanya Riko yang baru datang, mata Ava tak sengaja menatap Galuh yang sedang menunduk.

"Gak papa Kak, udah di obatin sama Kak Galuh." Riko menatap Galuh sebentar sebelum kembali fokus dengan Ava.

Melvi dan Ava saling pandang, mereka rasa Riko dan Galuh memiliki hubungan yang kurang baik. Galuh berdiri dari duduknya saat sudah selesai mengobati Ava, senyum manis galuh tunjukkan untuk adik kelasnya.

"Cepat sembuh ya Va, lain kali hati-hati kalau jalan." Ava mengangguk dan tersenyum, dulu Galuh gadis paling catik di SMA Bangun Kusuma. Tapi semenjak ada Ava posisi Galuh tergeser, dan Galuh tak pernah mempermasalahkan hal itu.

Menurut Galuh itu semua tak penting, yang penting ia sekolah.

"Kak Galuh nama lengkapnya siapa?" tanya Ava saat Galuh membereskan obat merah dan kapas dari lantai.

"Galuh Anjania Mahera, Va." jawab Galuh dengan senyum manis, gadis berhijab di depannya benar-benar cantik menurut Ava.

Melvi yang melihat Ava tersenyum ikut tersenyum, namun saat Melvi menoleh ia mendapati Riko sedang menatap Galuh datar. Entah ada hubungan apa antara Galuh dan Riko yang jelas mereka benar-benar tak mau berkontak fisik. Padahal setahu Melvi Riko dan Galuh satu kelas, kenapa mereka tak akrab?

"Kenal sama Abang Ava ini, kan Kak?" tanya Ava menunjuk Riko. Galuh hanya mengangguk dan tersenyum, Ava baru tahu jika Galuh memiliki lesung pipit.

"Kita satu kelas Va," Ava mengangguk dan tersenyum, namun setelahnya ia menatap Abangnya garang.

"Apa sih, Va?" tanya Riko heran.

"Anterin Kak Galuh ke kelas, Bang!" Riko melotot mendengar nada perintah Ava, ia menatap Galuh sebentar. Namun tatapan tajam Ava membuat Riko mendengkus.

"Ayo," ajak Riko, Galuh mengangguk. Ia pamit pada Ava dan Melvi.

Saat di perjalanan menuju kelas, keringat dingin Galuh keluar. Berdekatan dengan Riko sangat tak baik untuk tubuhnya.

"Rik boleh aku bicara?" Riko menghentikan langkahnya di depan perpus, ia menatap Galuh dengan tangan di masukan ke dalam saku celana.

"Maaf, kalau aku menyakiti kamu, maaf kalau aku punya salah sama kamu. Sejak kejadian itu kamu gak pernah lagi bicara sama aku Rik, aku bingung harus ngomong ke siapa. Aku juga bingung harus nanggapi masalah kita kayak gimana." setetes air mata Galuh mengalir, Riko tahu jika Galuh sedang menangis, namun ego dalam diri Riko masih tinggi.

"Udahlah semuanya sudah selesai, gak ada lagi yang harus di omongin. Jalani saja hidup lo, gue juga bakal jalani hidup gue!" ujar Riko dingin.

Isakan Galuh membuat Riko menghela napasnya pelan.

"Hera, jangan nangis karena cowok kayak gue, lo cantik, manis, pinter kenapa lo mau nunggu maaf dari gue?"

"Karena aku mencintaimu Rik," gumam Galuh pelan.

"Buang rasa cinta lo!" tanpa memandang Galuh Riko pergi begitu saja, tanpa mereka berdua sadari ada dua gadis di dalam perpus yang merekam pertengkaran kecil mereka.

MelVa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang