Part 13

15.4K 713 16
                                    

Pada malam hari, Melvi dan Ava sedang duduk di atas tikar di halaman rumah. Menikmati keindahan malam walau tanpa bintang, udara yang sejuk membuat Melvi mengenakan jaket luamayan tebal. Penampilan Melvi mampu membuat Ava menganga, memang pacarnya tampan tapi baru kali ini Ava terpesona dengan Melvi.

Pertama kali Ava terpesona saat dirinya duduk di bangku SMP. Saat Mamanya memaksa Ava untuk mengikuti jejaknya sebagai perancang busana, tapi Ava menolak ia ingin menjadi ibu rumah tangga. Itu jawaban Ava dulu, padahal waktu itu Ava masih jomblo dan baru kelas 2 SMP.

Sungguh pemikiran yang sangat keren bukan? Sampai akhirnya Ava kabur dari rumah. Tapi entah Ava yang bodoh atau nasib, ia lupa membawa dompet. Ava hanya mengantungi uang dua ratus ribu. Itupun sisa belanja kemarin, Ava yang kalut dan dilingkupi perasaan emosi membeli semua jajanan dan menonton latihan basket di samping taman.

Dan itu awal pertemuannya dengan Melvi, waktu itu juga untuk pertama kalinya Ava jatuh cinta pada pandangan pertama. Jatuh cinta dengan lelaki minim ekspresi, cuek dan tak pedulian seperti Melvi. Seiring berjalannya waktu, sikap Melvi berubah. Dia sedikit melembut, hanya sikapnya yang berubah bukan sifatnya, karena sifat Melvi sudah seperti itu sedari lahir.

"Melvi," panggil Ava pelan, sesekali tangan Ava menggosok matanya yang terasa perih.

"Kenapa?" jawab Melvi sembari memperhatikan wajah cantik Ava.

"Pengen es tebu," mendengar perkataan Ava sontak membuat Melvi menatapnya tajam.

"Ini udah malam Ava,"

"Tapi Ava pengen, ayo dong Mel."

Akhirnya dengan bujuk rayu dan tatapan maut Ava,  Melvi mengangguk dengan lemah.

"Janji minum dikit aja?"

"Iya Mel," jawab Ava dengan gemas, ia berjalan beriringan dengan Melvi meninggalkan pekarangan Villa.

Ava menghentikan langkahnya saat mendengar suara seseorang yang menangis. Samar-samar suara tersebut terdengar semakin jelas.

"Melvi dengar orang nangis gak?" tanya ava dengan wajah pucat.

"Iya, kamu juga dengar?"

"Heem, Melvi Ava takut." ujar Ava merapatkan tubuhnya ke arah Melvi.

"Ada aku," bisik Melvi pelan, Ava mengangguk ia memeluk tubuh Melvi dari samping.

"Ava," panggilan suara pelan dari arah belakang Ava, nadanya mampu membuat bulu kuduk Ava berdiri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Ava," panggilan suara pelan dari arah belakang Ava, nadanya mampu membuat bulu kuduk Ava berdiri. Ava yakin itu bukan manusia, dari nada suaranya sungguh mengerikan.

MelVa (END)Where stories live. Discover now