Bagian 38 💕

1.5K 52 7
                                    

Selamat pagi
Selamat siang
Selamat sore
Selamat malam
Semoga pagi, siang, sore dan malam, kalian senantiasa sehat dan bahagia❤

Happy reading 😍

"Saya akan membantu kamu dan Nenek Mia untuk mencari R, tapi dengan satu syarat,"

Dimas menatap Luna sebentar sebelum kembali berjalan menuju Rofi dengan tatapannya yang penuh intimidasi sekaligus permohonan.

Rofi dan semua orang diruang rawat Luna, sudah penasaran akan syarat yang akan diajukan oleh Dimas.

Tapi yang pasti apapun itu, Rofi akan memenuhi persyaratan apapun yang Dimas berikan.

Dimas memegang kedua pundak Rofi dan membuatnya berdiri dengan tegak.

Dengan lirih dia berkata "Selama R belum ditemukan, tolong jadi R untuk Luna, hanya itu syaratnya, dan kamu pasti bisa."

Rofi dan semua orang yang ada diruangan itu cukup terkejut, tapi mereka paham akan apa tujuan Dimas mengajukan syarat itu, terlebih orang tuanya, mereka sangat mengerti bahwa yang dilakukan oleh Dimas adalah yang terbaik untuk Luna.

"Baik, saya akan melakukan itu, demi adik saya." Jawab Rofi penuh dengan keyakinan.

Dimas yang rela melakukan apa saja untuk Luna, adiknya. Pun Rofi yang juga rela melakukan apa saja untuk R.

Mereka saling menyayangi dan menjaga satu sama lain. Bukankah itu indah?

💓💓💓

Suara pintu yang tiba-tiba terbuka mengalihkan fokus semua orang yang ada didalam ruang rawat VVIP itu.

Seorang suster masuk dan dengan langkah yang canggung menghampiri semua orang yang sepertinya sedang berdiskusi.

Suasana ruangan yang begitu tegang dan seolah memanas membuat dia menjadi gugup.

Belum lagi melihat ruangan itu yang cukup berantakan dan satu orang pemuda yang luka-luka membuat dia semakin gugup dan tanpa sadar menarik napasnya untuk menetralisir kegugupannya.

"Maaf tuan-tuan dan nyonya-nyonya sekalian, dimohon untuk meninggalkan ruangan ini sekarang karena sebentar lagi dokter akan memeriksa pasien." dan akhirnya dia tetap bisa berbicara dengan lugas dan gayanya yang elegan juga ramah.

Semua orang yang hanya diam dan seolah tidak menanggapinya, membuat suster itu merasakan kegugupannya kembali, dan kali ini dia memilin jari jemarinya untuk menetralisir kegugupannya.

Setelah dia menarik napas dan bersiap membuka mulut untuk kembali bicara, tatapan penuh intimidasi dari Dimas membuat mulutnya kembali mengatup dan napasnya seolah tertahan.

"Ayo, kita semua harus keluar." ucap Dimas dengan nada tegasnya, berjalan dengan gagah, dengan kedua tangan dimasukkan kedalam saku celana, melewati suster itu begitu saja, kemudian diikuti oleh seluruh penghuni ruangan itu, kecuali Luna tentunya.

"Songong amat!" batin sang suster, kemudian menghentakkan kakinya kesal, sebelum dokter dan dua suster lainnya memasuki ruangan itu.

Bersambung....

See you on top ❤

Makin nggak nyambung yah?

Dear kamu

Kegagalan dan kekecewaan yang kamu alami di hari lalu, biarlah.
Sekarang saatnya kamu memulai lagi, belajar dari masa lalu, perbaiki segala yang salah, dan lakukan lagi yang terbaik. Kamu harus yakin, kamu bisa!.

Salam Cutest_pnks ❤

My Mr R is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang