Bagian 6 💕

1.7K 100 8
                                    

Selalu mengingatkan untuk budayakan vote sebelum atau sesudah membaca 😍

Aku nggak akan pernah maksa kamu buat cinta sama aku, tapi aku cuma mau maksa takdir untuk berpihak sama aku.
_R_

Cinta itu nggak bisa di paksa dan hati bukanlah pintu yang sembarang orang bisa membukanya.
_Bayu_

Pagi hari, Luna menutup matanya dengan selimut karena pancaran sinar mentari yang memantul masuk lewat jendela

"Nak ayo bangun sayang, ini udah siang loh, kamu nggak mau siap-siap kuliah?"

"Aku masuk siang kok Bun, jam sepuluh," jawab Luna tanpa membuka matanya.

"Iyah sayang Bunda tahu, tapi ini sudah jam delapan, dan itu di bawah sudah ada nak R, katanya udah janji mau jemput kamu."

Luna langsung terperanjat bangun dan membuka kedua matanya lebar-lebar.

"Apa Bun, kak R?, bilang aja sama dia kalau hari ini aku nggak kuliah karena sakit, oke."

'Buuukkkk' satu pukulan bantal mendarat di bahu Luna

"Bunda kenapa pukul aku?" Tanya Luna sambil setengah meringis meskipun memang pukulannya tidak sakit, dia memang dramatis.

"Sejak kapan Bunda ajarin anak Bunda untuk bohong?, ayo sekarang juga bangun, mandi dan siap-siap, pakai baju yang cantik, Bunda dan ayah tunggu di bawah, harus turun!!!"

"Iyah bun." Luna menjawab lemah, dia sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi kalau sudah Bundanya yang meminta, apalagi ayahnya sudah menunggunya juga di bawah, dia bisa digantung di pohon bayam kalau tidak turun.

"Gimana gue bisa hindari dia kalau dia terus datang kaya gini, gimana gue bisa lawan perasaan gue, dan kenapa juga Bunda dan Ayah baik banget sama dia, gue harus gimana, gue nggak mau sakit hati, atapun nyakitin orang lain, kalau terus sama-sama dia, lama kelamaan pasti rasa nyaman ini semakin dalam. Kenapa juga gue bisa nyaman sih sama cowok aneh itu, cowok yang punya kepribadian ganda kalau menurut gue, si cowok tempramen yang kadang manis, kenapa sih kak?" Luna mengeluh sendiri di depan cermin sambil merias rambutnya yang tak kunjung kelar meski hasilnya hanya diurai seperti biasa, dan langsung turun sesuai permintaan ayah dan bundanya.

Tanpa berkata apapun lagi, dia langsung menuju mobil R setelah mencium punggung tangan Ayah dan Bundanya.

R pun hanya bisa ikut melangkah dibelakang Luna karena dia tahu Luna pasti sangat membecinya saat ini dan terpaksa pergi kuliah bareng dia hanya karena permintaan Ayah dan Bundanya.

Tidak ada percakapan yang terjadi sama sekali sepanjang perjalanan, dengan Luna yang hanya diam dan R yang tidak berani memulai pembicaraan, dia hanya ingin membuat pikiran Luna untuknya kembali tenang.

"Aku tahu kamu emang kesel banget sama aku karena kejadian kemarin, aku minta maaf dan izinin aku untuk tetap muji kamu hari ini kalau kamu cantik banget."

"Gue emang benci lo, lo udah tahu itu, tapi kenapa masih terus deketin gue?"

"Karena aku yakin suatu hari rasa benci itu berubah jadi cinta, aku nggak peduli walaupun kamu udah di jodohin ataupun apa, tapi aku tetap mau buat kamu jadi milik aku. Ingat ini yah, aku nggak akan pernah maksa kamu buat cinta sama aku, tapi aku cuma mau maksa takdir untuk berpihak sama aku."

"Iiiiish dasar cowok gila" Luna mulai mendesis kesal mengeluarkan sumpah serapahnya, bukan untuk R tapi untuk perasaannya yang sepertinya sudah sedikit goyah,

"Sebentar lagi gue ada kelas, boleh gue turun?"

"Oke silahkan." R membiarkan Luna turun sendiri dari mobilnya dan mengikuti Luna dari belakang.

My Mr R is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang