Bagian 2 💕

3.1K 106 8
                                    

Hari Selasa, hari kedua ospek, tepat pukul 05 pagi, semua mahasiswa baru sudah diharuskan berkumpul di kampus untuk segera berangkat ke lokasi ospek ke dua dan tiga dengan tema "Cipta dan Cinta Kebersamaan" di bumi perkemahan Mandalawangi Cibodas.

Dengan merentangkan kedua tangannya, Luna cs berlari sambil menghirup udara segar yang ada, tanpa menghiraukan betapa beratnya ransel yang dia bawa, yang berisi beberapa peralatan wajib ospek, termasuk alat kemah,

"Uuuuuhhhh... akhirnya gue bisa menghirup udara segar."

"Iyah Lun, gila nih tempat oke banget."
"Pokoknya gue gak boleh lewatin setiap momen dan tempat untuk selfi." Sahut Riri.

"Yehhh heh..." Luna dan Rara langsung menatap sinis Riri.

"Yeyy kenapa kalian?, itu kan emang cita-cita gue buat jadi photographer handal." Tangkas Riri.

"Semuanya, ayo kita jalan menuju tempat kemah, dan setelah itu, saya beri waktu kalian 30 menit untuk memasang tenda, mengganti baju, dan bernafas lega sejenak. Karena setelah itu kita akan memulai kegiatan kita." seru RR dengan suara lantangnya yang hampir melebihi toak.

💓

R menghampiri Luna yang sedang memasang tendanya dengan susah payah. Bagaimana tidak susah payah?, karena biasanya Darti yang selalu memasangkan tenda setiap kali Non nya ingin berkemah, meski itu di sekitar rumah.

"Ada yang bisa aku bantu adik kelasku?, oh tidak-tidak, pacarku?" tanya R dengan nada meledek yang tidak dihiraukan sama sekali oleh Luna yang tetap fokus pada kesulitannya memasang tenda.

Tiba-tiba R langsung memegang pergelangan tangan kanan Luna, Luna terbelalak dengan tatapan sinis "Apa sih maunya nih orang?" desis Luna dalam hati.

"Biar aku bantu pasang tendanya."

"Nggak perlu, gue bisa pasang sendiri."

"Kamu gak liat ini jam berapa?, 10 menit lagi udah harus kumpul, kamu belum ganti baju dan pasang tenda, apa mau ganti baju didepan aku?" Tanya R sepolos mungkin dan Luna semakin geram, merasa ingin mencabik-cabik wajah didepannya itu, namun itu tidak bisa dia lakukan karena situasi sekitar yang ramai, Luna tidak mau masa depannya hancur karena menjadi tersangka penganiayaan kakak kelas yang tidak tahu diri ini.

Luna mundur tiga langkah, menyaksikan R yang memasang tendanya dengan lincah

"Oke selesai." ucap R sambil merentangkan kedua tangannya kearah Luna, seolah akan memeluknya.

Reflek Luna langsung mundur dua langkah ke belakang dan menabrak ransel Rara dan Riri yang sedang tergeletak hingga membuat Luna nyaris terjatuh, menjungkal kebelakang, meski selamat karena kedua tangan R langsung menyangga tubuh Luna, dan kali ini benar-benar memeluknya.

Luna membuka pejaman matanya, dan tertegun saat dia sadar siapa yang saat ini sedang memeluk dirinya "Tadinya aku cuma mau pura-pura peluk kamu, tapi kamu jatuh, dan aku jadi peluk kamu beneran deh." sangkal R santai dengan Luna yang masih berada dalam pelukannya, dan masih dengan muka tegangnya.

"Nggak akan jatuh lagi kan kalau aku lepas pelukannya?" dengan emosi tingkat tinggi Luna menyingkirkan kedua tangan yang mendekap tubuhnya dan semakin kesal saat dia dapati semua orang di sekelilingnya menyaksikannya dan bersiul serta bersorak untuk Luna yang pucat dan R yang tersenyum bahagia.

"Lun, lo nggak apa-apa kan?" Tanya Rara

"Rasanya gue pengen cepet-cepet ospek ini berakhir dan ngebombandir kakak kelas ngeselin itu dengan rentetan bales dendam gue!" Ucap Luna kali ini dengan kekesalan hampir mencapai taraf 180ᵒC.

My Mr R is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang