Hayoung menelengkan kepalanya. Dia mengingat-ingat. "Entahlah. Aku tidak yakin."

"Sepertinya aku menyukainya."

"Lalu?"

"Apanya?"

"Hanya itu? Begitu saja?"

Myungsoo mengangguk. Hayoung melotot tak percaya. "Kau sungguh sangat buruk dalam bercerita."

Myungsoo terkekeh. Hal kemarin malam terulang lagi. Di hadapan keluarganya saja dia tak tahu harus bicara apa. "Aku tidak tahu apa yang harus kuceritakan."

"Kau mengenalnya?"

Myungsoo mengangguk. "Dia adik sepupu sahabatku."

"Aku ingin bertemu dengannya."

Myungsoo mengerutkan keningnya. "Untuk apa?"

"Kita masih akan sering bertemu kan? Dari ceritamu sepertinya kalian masih dalam tahap saling mengenal. Jika aku tidak bertemu dengannya, dan dia melihat kita di suatu tempat dia bisa cemburu dan salah sangka nanti."

Myungsoo tertawa. "Konyol. Dasar wanita dan pikirannya."

"Ish.. aku serius oppa. Kau mau jika nanti dia menjauhimu karena dia berpikir aku kekasihmu, seperti sekretarismu tadi?"

Myungsoo geleng – geleng sambil masih saja tertawa. "Ayo turun. Kita sudah sampai."

Myungsoo lagi – lagi mengecek ponselnya sambil menunggu Hayoung bertanya pada resepsionis dimana kamar rawat temannya.

"Tn. Bae belum menghubungiku. Sepertinya dia benar – benar sibuk." gumam Myungsoo. Dia ragu harus menghubungi Tn. Bae lagi atau tetap menunggu.

Myungsoo mengangkat kepalanya dan mengedarkan pandangan ke sekeliling lobi rumah sakit. Sudah lama sekali sejak terakhir kali dia pergi ke rumah sakit. Dia tak punya alasan untuk sering pergi kesana. Setiap bulan akan ada dokter keluarga yang datang ke rumah untuk mengecek kondisi kesehatan anggota keluarga Kim. Jadi mereka tak perlu datang ke rumah sakit.

Pandangan Myungsoo terhenti pada satu sudut. Dia memperhatikan seorang wanita yang berjongkok disana sendirian. Wanita itu memeluk tubuhnya sendiri sambil menunduk dalam. Tak lama kemudian dia bersandar pada dinding rumah sakit. Tak ada tanda – tanda keluarganya di sekitarnya.

Myungsoo melangkah berniat menghampirinya, merasa wanita itu membutuhkan bantuan. Tapi langkahnya terhenti saat Hayoung memanggilnya dan mengajaknya pergi. Myungsoo menoleh lagi mencari wanita yang tadi dia perhatikan.

Seorang pria sudah bersamanya. Pria itu membantunya berdiri dan berjalan. Wanita itu terlihat sangat lemas. Bahkan sepertinya untuk berdiri saja dia tidak sanggup. Dia terlihat menyandarkan tubuhnya pada pria disampingnya.

Myungsoo mengernyitkan dahinya. Merasa tak asing dengan wanita itu. Dia seolah mengenali sosok itu meski hanya terlihat dari belakang. Rambutnya juga hanya terikat asal.

"Sooji.." nama itu meluncur begitu saja dari mulutnya.

"Oppa.. ayo cepat." Hayoung menarik tangan Myungsoo dan mengajaknya pergi dari sana. Sementara Myungsoo masih belum bisa mengalihkan pandangannya dari sudut lobi rumah sakit meski wanita itu sudah menghilang dari sana.

"Sooji.. apakah itu kau?"


*****


"Apa yang kau lakukan di luar?" dokter Kang menuntun Soomi kembali ke tempat tidur.

"Aku hanya ingin menghirup udara segar dokter. Bosan sekali terus di dalam kamar." Terlihat wajah Soomi yang ditekuk. Tak ada semangat. Dokter Kang tersenyum melihatnya.

Meaning Of Loveحيث تعيش القصص. اكتشف الآن