Part. 08

26.1K 1.7K 64
                                    

Anin & Arka
2

"
"
"
By; Nuryunus99

****

Pria tua dengan tongkat besih itu tersenyum kecil memperlihatkan keriput di antara kedua matanya.

"Jadi, Putriku sudah menikah?" Tanya pria tua itu seraya menyelipkan batang rokok di kedua bibirnya.

Asap rokok mulai menyelimuti ruangan yang ada, pria yang berlutut di depan pria tua itu menganggukkan kepalamya.

"Iya, Tuan besar."

"Putriku, Andin..." Senyum kembali tercetak di bibirnya bersamaan dengan air mata yang mengalir tanpa ia bisa tahan.

"Putriku..." Lirihnya. Pria tua itu berdiri dari kursi goyangnya menggunakan tongkat besihnya. Ia melangkah masih dengan tongkatnya itu.

"Beritahu aku, Siapa suami putriku."

"Given Aldebara Andjaya, Tuan."

"Andjaya?"

"Ya, tuan. Saat ini yang saya dapatkan, nona adalah istri kedua Given Aldebara Andjaya."

"ISTRI KEDUA!?" Dan suara melenggar pun terdengar seketika.

Pria tua itu berbalik dan menatap pria yang masih berlutut di atas lantai.

"Ya... Tuan," Jawab pria seraya menunduk ketakuan.

"Apalagi yang kamu dapatkan!?"

"Nona memiliki anak perempuan yang menjadi satu-satunya di keluarga itu," Kembali pria yang ketakutan itu menjawab.

"Lalu apa lagi?"

"Saya tidak tahu, Tuan."

"Tidak tahu? Bertahun-tahun aku menyuruhmu mencari putriku dan yang kau dapatkan hanya itu!?"

"Maaf tuan, Sangatlah susah mencari sebanyak mungkin, Tuan. Pak Given sering tidak pernah membiarkan ada yang mencaritahu tentang Nona dan anaknya."

"Ck, Kamu boleh pergi dari sini! Tapi ingat, Kamu kembali dengan info yang se-detail(?) mungkin."

"Baik tuan," Pria yang berlutut itu bediri dan berjalan meninggalkan tuannya di ruangannya.

"Aku sudah menemukan putri kita, Tidak lama lagi aku bertemu bersamanya. Kamu tenanglah di sana Rachel." Pria tua itu menatap bingkai foto besar yang menggantung di dinding yang ada di ruangannya tak menyadari kalau ada orang lain mendenagr ucapannya.

"Sangat mustahil Ayah, Putrimu sudah berkumpul dengan ibu di atas sana!"

☆☆☆

Anin menatap tidak percaya pada bangunan yang ada di depannya. Hari ini, Arka mengajaknya keluar dari rumah tanpa anak-anak dengan alasan ingin jalan dan menikmati waktu bedua mereka. Anin langsung mengikuti ajakkan Arka karna merasa sangat jarang bagi mereka untuk berjalan-jalan hanya berduaan saja. Awalnya Anin kira Arka akan mengajaknya ke mall, taman atau tempat biasa ia dan Arka makan bakso bersama. Tapi nyatanya Arka membawanya ke sebuah kompleks di mana kompleks tersebut sudah familiar baginya.

"Ini..." Anin tidak dapat berkata-kata. Wanita itu menatap ke arah Arka yang berdiri di sampingnya dengan tangan yang merangkul mesra pinggulnya.

"Ya, Kamu suka?" tanya Arka menatap Anin.

"Ya, tentu saja. Aku suka, Al."

Senyum yang jarang di perlihatkan pada rang-orang kini terukir di bibir Arka. Melihat Anin yang menatap binar bangunan rumah berukuran sederhana di depan mereka. Hanya rumah berukuran sederhana sudah membuat istrinya begitu senang dan bahagia.

"Tapi... Kok kaykanya ada yang berbeda," ucap Anin.

Mata coklat Anin menatap rumah yang pernah menjadi saksi ia tumbuh besar melawan rasa trauma dan ketakutan yang melandanya dulu, Rumah yang menjadi tempat ia dan ibunya pergi dari orang-orang yang menyakitinya. Ya, Rumah Mama Andin adalah rumah yang saat ini Anin dan Arka lihat.

"Iya, Aku merehap rumah Mama Andin."

"Tapi, Yang aku ingat rumah ini dulunya nggak sebesar ini, Al." Arka kembali ternseyum mendengar ucapan istrinya itu.

Rumah ukuran sederhana bagi Arka dan keluarganya namu, tidak dengan Anin. Bagi Anin ukuran sederhana itu sudah menjadi ukuran besar.

"Papa Given menyarankan untuk memperluas rumah Mama Andin. Dan kebetulan ada tetangga di sebelah rumah mau menjual rumah dan tananhnya jadi aku membelinya dan membuat rumah Mama menjadi seperti sekarang ini."

"Wah..."

"Kamu suka?" Anin mengangguk sebagai jawaban untuk Arka.

"Kita akan tinggal di sini besok," Ucap Arka.

"Benarkah?"

Arka mengangguk.

"Iya, Kalau kamu bggak suka aku punya rumah lain yang aku beli," ucap Arka.

Anin menggelengkan kepalanya, "Nggak. Rumah ini cukup untuk keluarga kita."

"Ya."

"Tapi apa harus besok Al? Kan belum beli perabotan rumah ini," Ucap Anin.

"Tidak ada yang harus di beli lagi. Rumah ini sudah lengkap isinya, kita cuman akan bawa barang-barang yang ada di kamar kita."

"Kamu mau masuk?" tanya Arka.

"Nggak deh, besok aja sekalian dengan anak-anak."

"Ok. Kalo begitu kita pulang atau kamu mau makan dulu?"

"Makan deh, Aku pen makan bakso di tempat biasa," ucap Anin.

Arka mengangguk dan mengajak Anin masuk ke dalam mobilnya. Tak butuh waktu lama, Mobil Arka melaju pergi.

"Arka, Anin? Buat apa mereka di sini?" Gumam seorang wanita dari dalam rumahnya yang berada tepat di depan rumah Anin.

"Rania? Sedang apa kamu?" suara seseornag membuat wanita yang mengintip dari dalam rumah itu berbalik dan menatap pria yang hanya mengenakan boxer saja.

"Eh, Tidak." Rania berjalan melewati pria tersebut dan masuk ke dalam kamar.

☆☆☆

Berseambung...

Vote sampe 1k dan komen 500 aku up.
Ayo yang sider, yang pen cepat up. Ayo vote dan komen sebanyak-banyaknya.

Senin, 30.September.2019

Arka & Anin 2 (✔)Where stories live. Discover now