Anin & Arka (9)

20.6K 1.6K 57
                                    

"Lagi?" Anin menatap dompetnya yang kini terlihat kosong. Tak ada satu lembar uang di dalam dompetnya padahal kemarin setelah selesai berbelanja kemarin, Anin masih menyisihkan beberapa uang lainya di dalam dompet. Tapi sekarang?

Anin menarik dan menghembuskan napasnya lalu menaruh dompetnya secara kasar di meja rias.

"Ini siapa sih, yang ngambil uang di dompet!" ucap Anin sedikit bernada tinggi.

Kondisi pintu kamar yang tidak tertutup membuat suara Anin terdengar hingga di luar kamar. Mbok Susi yang menyapu di depan kamar dan Daffa, Daffi serta Nayla dan Arzello yang duduk di sofa dekat kamar terkejut karna suara wanita itu.

"Mama... Mama kenapa?" tanya Daffa saat melihat mamanya keluar dari kamar dan menutup pintu kamarnya.

"Nggak kenapa-napa. Mama mau ke bank, dulu. Kalian di rumah aja," ucap Anin lalu berjalan keluar dari rumah.

Anin mengelus perutnya. Ia ingin membeli makanan yang ingin ia makan tapi karna sudah tidak memiliki uang tunai di dompetnya ia memilih untuk ke bank lalu membeli makanan yang di inginkannya dan habis itu dia akan pergi ke kantor Arka.

Dan beberapa jam berlalu, Anin sudah mengambil uang tunai di bank, lalu setelah itu makan bakso dan segala hal yang ingin dia makan, maklum masa ngidamnya mulai muncul. Dan sekarang Anin berada di depan kantor Arka.

Kaki jenjang milik Anin melangkah masuk ke dalam ke dalam perusahan dan beberapa karyawan yang ada menatap ke arahnya seraya memberi hormat karna mengenalnya.

"El." Baru saja Anin akan masuk ke dalam lif yang akan membawanya ke lantai di manna ruangan Arka berada. Suara Arka sudah terdengar di balik tubuhnya membuat Anin membalikkan badannya dan menampilkan senyum manisnya.

"Sayang..." Arka melangkah menghampiri Anin, satu tangannya langsung melingkat di perut Anin tidak peduli dengan beberapa karyawan yang menatap kemesraan mereka.

"Ada yang ingin aku kasi tau," ucap Anin.

"Apa?"

"Nggak di sini, Al. Kita ke kafe yang ada di depan ya? Aku malas ke ruangan kamu."

Arka hanya mengangguk lalu mengajak Anin kelaur dari kantor dengan tangan yang masih setia melingkar di pinggang Anin. Beberapa bisikkan dan tatapan karyawan hanya di abaikan oleh keduanya.

"Kamu mau bilang apa?" Arka dan Anin saat ini sudah ada di dalam kafe yang terletak di depan kantor Arka. Kafe elit itu pemiliknya adalah Bunda Nafiza.

"Itu.. Uang sisa belanja kemarin, tiba-tiba ilang lagi. Tadi aku liat isi dompetku kosong nggak ada yang tersimpan di dalamnya."

"Kamu nggak salah naruh?"

"Nggak."

"Bagaimana kalau pasang cctv di rumah?" usul Arka. Rumah mereka memang di memiliki cctv karna Anin tidak suka jika rumah mereka di pasang cctv, ia merasa sedang di awasi meski hanya cctv yang mengawasi, tapi ya, begitulah Anin. Jika tidak mau, ya tidak mau. Tidak akan bisa di paksakan.

"Ya udah.. Pasang cctv aja, Aku penasaran siapa yang ngambil uang di dompet aku."

Arka hanya mengangguk, tangannya terulur mengusap rambut kecoklatan milik istrinya. Senyum hangat itu tidak pernah lepas menatap wajah cemburut wanita yang sangat di cintainya.

"Kamu udah makan?" tanya Arka penuh perhatian.

"Udah, tadi aku makan bakso dan lainnya. Kayaknya rasa ngidam aku mulai muncul deh," Anin mengelus perutnya yang sedikit buncit.

Arka hanya mengangguk dan meminta Anin agar memberitahuinya jika wanita itu ingin makan atau mengidam apa saja agar ia bisa memenuhi ngidam istrinya.

Arka & Anin 2 (✔)Where stories live. Discover now