Anin & Arka (18)

23.7K 1.7K 163
                                    

Rasa-rasanya kaki Anin terpaku hingga membuatnya terdiam di tempat ia berdiri. Wanita ingin menghampiri Arka yang mengamuk pada ayah mertuanya bukan hanya ingin menghampiri Arka saja, Anin ingin menghampiri Bunda Nafiza yang terlihat begitu histeris di pelukkan Tante Aulia, kakak ipar Bunda Nafiza.

Suasana begitu kacau di rumah ini, Kepala Anin begitu pening mendengar suara-suara yang ada. Ia mencoba menahan rasa pening di kepala lalu menatap ke arah seseorang yang terbaring kaku di atas ranjang. Entah siapa dia, Anin tidak tahu yang pasti ia yang membuat suasana kediaman Athala begitu kacau.

"Kamu tidak apa-apa?" Suara seseorang membuat Anin tersentak. Anin menatap seseorang yang berdiri di belakangnya deengan satu tangannya berada di bahu Anin.

"Keliatannya kamu capek, ayo saya anter ke kamar kamu."

Anin menggelengkan kepalanya.

"Ada apa ini?" tanya Anin pada seseorang itu.

"Alvaro meninggal." Pernyataan seseoranag itu membuat air mata Anin mengalir. Pantas saja Bunda Nafiza begitu histeris saat ini tapi apa yang membuat anak kedua dari Bunda Nafiza dan Ayah Azka meninggal? Apa sebelumnya Alvaro sakit?

Anin menggelengkan kepalanya. Alvaro sedang sehat-sehat saja, beberapa hari lalu anak itu datang ke rumahnya dan melakukan hal-hal seperti biasanya. Membuat Anin jengkel, membuat Anin tertawa dan bermain bersama Nayla dan Daffa serta Daffi. Alvaro bahkan sempat menginap dan di rumah Anin
Anak itu baik-baik saja.

"Semalam Alvaro kecelakaan, Dia sempat kritis saat di rawatsemalaman dan tadi tepat jam tujuh pagi Alvaro meninggal dunia."

Air mata Anin semakin mengalir di kedua pipinya, Alvaro kecelakaan lalu kenapa tidak ada yang memmberitahuinya? Anin menatap ke arah Arka sepertinya Arka juga tidak tahu tentang Alvaro yang mengalami kecelakaan semalam.

"ARKA KECEWA DENGAN AYAH! KECEWA!" teriakkan Arka begitu keras terdengar.

Semua tahu termasuk Anin, tahu kalau saat ini Arka begitu kacau.

"Kamu istirahat ya, keliatannya kamu capek banget, terus aja anak kamu ke dalam," ucap seseornag itu lagi.

Anin menatap ke arah Nayla yang ternyata sudah menangis ketakutan. Teriakkan kemarahan Arka, tangisan Nafiza menjadi satu membuat anak itu ketakutan.

"Ayo, saya antar ke kamar."

Anin hanya bisa mengangguk saja. Dia hanya diam saat seseorang itu menuntunnya ke arah kamar yang ada di lantai dua tidak lupa seseorang itu menggendong Nayla yang menanngis.

"Istrinya Arka kan?"

Anin kembali menganggukkan kepalanya. Seseorang yang berjenis kelamin wanita itu membuka pintu kamar yang biasa Arka dan Anin tempati jika berada di kediaman Athalla-Baskara. Bisa di bilang kamar Arka saat masih remaja dulu.

"Terima kasih," ucap Anin pada wanita yang umurnya hampir sama dengan Bunda Nafiza.

"Sama-sama." Wanita itu pergi meninggalkan Anin dan Nayla di dalam kamar. Saat akan menuruni tangga Wanita itu menarik napas pelan, rumah ini sangat kacau ia sengaja membawa Anin ke dalam kamar agar tidak terjadi apa-apa pada wanita muda itu dan membaut semuanya semakin kacau.

"Alifa." Alifa wanita yang mengantar Abin ke dalam kamar itu menengok ke arah wanita yang baru saja memanggilnya, Aulia.

"Mbak Nafiza bagaimana?"

"Sudah di bawa ke kamar. Kamu ngapain di atas?"

"Aku baru saja mengantar istrinya Arka ke kamar."

"Anin maksud kamu?"

"Eh? Iya. Aku nggak tahu namanya."

"Iya namanya Anin. Aku dengar dia sedang hamil lagi, apa dia baik-baik saja?"

Arka & Anin 2 (✔)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora