Extra Part #1

2K 102 18
                                    

Happy reading^^

*

*

*

"Jen gimana hubungan lo sama Yoongi? Dia masih judesin lo kagak?"

"Yeuh kalo si Jennie di judesin, paling dia judesin balik lah" sungut Lisa sambil meminum kopinya.

Lisa, Jennie dan Bts sedang nongkrong di salah satu kafe favorit Blackpink.

"Nyamber ae lo kutu onta," kesal Jungkook.

"Bodo!"

"Lo berdua ribut mulu kalo ketemu. Pusing gue jadinya," kata hoseok.

"Ya kalo gitu gak usah di pikirin lah bambank!" kata Lisa.

"Kak Jin? Lo napa diem aja? Sariawan lo?"

"Heh markonah! Iya gue lagi sariawan jadi mending lo diem" semprot Jin.

"Yeuh gobs, sante aja kali ngomongnya," kesalnya.

Jennie tiba-tiba bangkit dari duduknya, lalu di susuk dengan Yoongi.

"Eh lo berdua mau kemana?" tanya Namjoon.

"Ada keperluan bentar" jawab Yoongi.

Di dalam mobil Yoongi, Jennie seperti memikirkan sesuatu. Sungguh teka-teki.

"Kak gue yakin ini dia" Yoongi mengangguk menyetujui.

***

Lisa sedang jalan sambil menendang-nendang kecil batu di depannya. Tadi dia pergi ke kafe bareng Jennie, eh sekarang harus pukang sendiri. Mana jalan kaki lagi.

Bruukk!!!

"Awww"

"Maaf-maaf aku gak sengaja, kamu gak pa pa?"

"Suara ini" - batin Lisa.

Belum sempat dia melihat siapa orang yang menabraknya, orang itu sudah pergi duluan.

"Gue bener kok, gak salah. Tapi gak mungkin juga kan?"

"Cantik-cantik gila," kata orang disampingnya.

"Anjeerr lo ngapain sih ngikut-ngikut gue mulu?! Demen ya lo ama gue?!"

"Iya, gue suka sama lo" perkataan Jungkook yang tiba-tiba kayak gitu membuat jantung Lisa berdegub kencang.

"A apasih lo kak, gak lucu!" terdengar kekehan kecil dari mulut Jungkook. Gemes aja dia ngeliat Lisa salting.

Lisa yang malu, berlari sekencang-kencangnya hingga sampai di rumah. Dia menutup pintu dengan sangat keras yang membuat mama Lisa yang sedang menyiapkan makan malam terlonjak kanget.

"Ya ampun Lisa, kalo nutup pintu yang bener dong" setelah mengatakan itu, mama Lisa beranjak pergi entah kemana.

"Dasar ya kak Jungkook bikin orang jantungan aja!" dia ngintip dikit.

"Lis, ini buat lo" kata Nickhun sambil memberikan kanton kresek yang dipegangnya.

"Lah tumben lo kak," tetap aja Lisa ngambil. Dia ngeliat isinya, gak nyangka aja Nickhun beli banyak makanan kesukaan dia.

Lisa menatap Nickhun dengan tatapan berbinar, sedankan yang di tatap hanya acuh.

"AAAAA MAKASIH KAK!" habis teriak Lisa meluk Nickhun kayak meluk bantal guling.

"Woi! Gue sesak napas nih lo peluk erat banget"

"Hehehe maap kak, kan gue seneng" ucap Lisa lengkap dengan cengiran khasnya.

***

Lagi enak-enaknya tidur, hp Jennie terus-terusan berbunyi. Padahal ini hari libur.

"Berisik banget sih!" kesalnya. Tapi dia tetap mengambil hp yang ada di brankas kamarnya.

Banci Thailand is Calling

"Apa?"

"Jeeennnn, jogging yuk"

"Gak, males"

"Ayooo lah jen, dah lama lagian kita gak jogging sama-sama"

"Gue ngantuk"

"Gue gak tau mau ngajak siapa lagi Jen selain elo," ucap Lisa sendu.

"Ok bentar, gue siap-siap dulu" Jennie terpaksa harus bangun dari tempat tidurnya. Berjalan gontai ke kamar mandi. Sesudah itu, membuka lemarinya mencari baju olahraga. Setelah dapat, dia pun memakainya.

"Tumben dah bangun Jen" kata Jiyoung saat Jennie sampai di meja makan.

"Kepaksa" jawabnya singkat. Lalu menyantap makanannya dalam diam.

Setelah selesai sarapan Jennie pun mengambil kunci mobilnya, dia sama Lisa janjian di taman dekat lapangan.

"Aisshh nih anak katanya jam 6.15, ini udh jam 6.30" gerutunya.

"Maaf-maaf saya gak sengaja" Jennie berbalik, dia melihat seorsng gadis yang memakai topi sedang membungkuk minta maaf ke orang di depannya. Sedangkan orang di depannya itu malah membentak-bentak kasar gadis tadi.

Siapa pun akan merasa tidak suka diperlakukan kasar jika hanya berbuat kesalahan sedikit. Jennie berdiri dari duduknya untuk mendekati dua orang itu.

"Permisi, saya bukannya ingin ikut campur. Tapi, perlakuan anda sangat kasar untuk masalah yang dibuatnya. Saya rasa itu sangat menetang HAM"

"Heh lo! Gue gak ada urusan ya sama lo. Lo siapa pake ikut campur urusan gue segala?!"

"Saya hanya orang yang kebetulan lewat,"

Kesal dengan Jennie, orang yang marah-marah itu langsung pergi.

"Lo gak pa pa?" orang yang ditanyai Jennie hanya menunduk sambil menahan tangisnya.

Dia membuka topinya dan memandang wajah Jennie sendu. Jujur Jennie juga terkejut.

"L-Lo?"

*

*

*

Jin terus-terusan melamum di kelas, padahal dia sudah hampir tamat dari sekolah.

"Jin, lo jangan mikirin dia terus. Pikirin juga kesehatan lo. Kalo lo kayak gini, gimana perasaan dia," celetuk Hoseok.

"Iya Hyung, lo harus kuat menghadapi kenyataan walau pun pahit," tambah Jungkook sok bijak.

Tanpa ba bi bu Jin berdiri, lalu menyambar kunci mobilnya. Anak-anak Bts sudah memanggilnya sedari tadu, tapi tak ada satu pun yang digubrisnya.

Ternyata Jin pergi ke pinggiran kota, di sana ada satu hutan yang amat sangat bagus. Dedaunannya sangat lah cantik. Bayangan kenangannya bersama Jisoo terlintas begitu saja di pikirannya.

"Kak kapan-kapan kita ke sini lagi ya. Ajak yang lain juga" ucap Jisoo sambil tersrnyum senang. Jin tidak menyangka bahwa itu kata terakhir dari Jisoo untuknya.

"Jis, gue ke sini lagi. Lo dimana?" gumamnya. Jin tidak menyadari ada orang sedari tadi yang memperhatikannya.

Pluk!

"Ayo. Gue gak mau lo tambah kesiksa,"

"Iya"

Back to Jin

Dia teringat saat dulu Jisoo membuat rangkaian bunga untuknya. Sampai saat ini pun masih di simpannya.

Tawa Jisoo yang begitu kencang, sifat aliennya yang kadang kambuh. Dia menyukai semua yang ada pada diri Jisoo, tapi kenapa harus pacarnya itu yang pergi duluan?

****

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 15, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BLACKPINK X BTS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang