"Pulanglah, aku tak punya alasan jika Jongin melihatmu" Sehun meletakan boneka beruangnya di sisi kanan Jiyeon

"Ya aku akan pulang Noona" Sehun menyelimuti badan Jiyeon lalu akhirnya ia dengan berat hati harus meninggalkannya.

"Aku akan mampir setiap sore, dan Noona bisa memberitahuku jika Jongin ada dirumah atau akan pulang ke rumah. Aku hanya ingin lebih dekat dengan Anakku" ucap Sehun berjalan melewati Irene yany berdiri di ambang pintu.

"Aku tak mungkin mencegahmu untuk menemui darah dagingmu sendiri, tapi aku mohon jangan menyakiti adik iparku Sehun. Ia sudah melewati kesedihan dan kesakitannya 5 tahun ini" Sehun menunduk

"Maaf Noona semua memang salahku" Sehun melangkah meninggalkan Irene yang tetap di ambang pintu.
.
.
.
.

2 minggu telah berlalu, Sehun maupun Jongin sibuk dengan kesibukannya masing-masing hari-hari serasa sama saat mereka tak saling bertemu. Sehun tetap melakukan kegiatan sorenya dengan anak tercintanya, hingga si gadis kecil begitu dekat dengan Sehun. Dua minggu tanpa Jongin menyedihkah sekali. Bukan, bukan karena Sehun yang seakan melupakannya hanya saja Sehun sedang menata hatinya membuat hati dan otaknya singkron. Sehun juga di sibukan dengan persiapan pernikahan yang seakan lebih cepat menantinya. Rengekan-rengekan Soojung seakan memekakkan telinganya.

Disini Sehun di pulau terindah di negeri tercinta-jeju. Melihat betapa indahnya pulau ini, pantai dan cuaca yang membuatnya semakin tenang. Meski sebenarnya niat awal ia datang ke Jeju untuk mengecek pembangunan resortnya, bekerja sambil liburan tidak ada salahnya juga.

"Selamat siang Tuan Sehun" Sehun hanya mengangguk sebagai jawaban. Pria itu memberikan kopernya untuk di bawain.

Sehun menikmati pemandangan indah dari balik jendela mobil yang ia tumpangi. Ia membuka kaca mobil dan menikmati bagaimana angin Jeju menerpa kulit wajahnya.

Sehun menapakan kakinya di sebuah hotel tak jauh dari pembangunan resortnya, memilih kamar yang kacanya langsung menghadap ke hamparan laut Jeju. Menenangkan jiwa dengan hanya melihatnya saja.

"Aku rasa aku mulai tenang untuk menghadapi semuanya" ucap Sehun.
.
.
.
.
Jongin sedang sibuk memperhatikan pembangunan proyek PR group, melihat bagaiaman para pekerja bekerja dengan benar. Melihat design yang sudah di sepakati oleh pihak klien. Jongin sedikit berlegak hubungannya dengan Sehun tidak terlalu membuatnya tidak fokus dalam bekerja dan juga akhir-akhir ini pria itu tak pernah muncul.

"Hay... long time no see" Jongin menoleh saat mendengar suara berat itu menyapa pendengarannya. Sehun berdiri dengan kedua tangannya di masukan kedalam saku celana.

"Selamat siang" Jongin membungkuk memberi salam

"Kau tidak perlu seformal itu" Sehun berjalan mendekat hingga ia berdiri di samping Jongin melihat para pekerjanya sedang sibuk dengan proyek pembangunan.

"Aku tidak menyangka kau sendiri yang turun tangan" ucap Sehun

"Ya.. aku ingin mengecek para pekerjaku, lalu apa yang anda lakukan disini?"

"Menemuimu" bisiknya tepat di telinga Jongin. Jongin segera menutup telinganya yang suda memerah

'Sialan ku kira akan tenang 2 minggu tak melihatnya!' Batin Jongin berteriak keras.

Jongin tak menjawab, ia malah memperhatikan para pekerja lagi. Sehun menarik lengan Jongin dengan paksa menuju mobilnya.

"Ya apa yang kau lakukan Park Sehun?" Bentak Jongin tidak suka, Sehun tak menjawab ia membanting tubuh itu masuk kedalam Mobil. Jongin tak sempat memberontak Sehun sudah lebih dulu mengunci mobilnya setelah ia masuk ke dalam.

A Star ✅Where stories live. Discover now