48. Taliana, Percaya Pada Kakak.

2.6K 233 8
                                    

Happy Reading & Enjoy All

Tatiana menunggu dengan gusar. Seperti dugaannya, Marcell memang satu-satunya orang yang bisa menolongnya. Pria itu mengatakan kalau Taliana ingin bertemu dengannya malam ini. Dan karenanya Tatiana merasa senang sekaligus ketakutan. Dia takut kalau semuanya tidak akan berjalan seperti rencananya.

Saat pintu terbuka perlahan, Tatiana langsung berdiri. Matanya memerhatikan pintu dan orang yang masuk dengan tatapan yang sulit didefinisikan. Ada perasan rindu yang mendalam, sekaligus perasaan terluka.

Berbeda dengan Tatiana yang menatap penuh kesenduan, Taliana justru menatap Tatiana dengan tatapan membenci sekaligus muak karena bertemu lagi. Fakta kalau Taliana berada di sini karena membencinya kembali menyeruak.

"Hai..."

Seperti dugaannya, sapaan Tatiana diabaikan oleh adiknya. Alih-alih mendengar balasan antusias, dia justru mendengar dengusan jengkel yang tidak ditutup-tutupi lagi. Tentu saja Tatiana kecewa.

Marcell hanya bisa menghela nafas melihat hal itu. Dia adalah penonton di sini dan seharusnya dia tidak ikut campur. Atau haruskah dirinya pergi saat ini? Semua ini mungkin menjadi canggung karena keberadaannya.

"Gue keluar sebentar karena ada yang mau dibeli. Kalian..." Marcell tercekat karena tidak tahu harus mengatakan apa. "... have fun." Tambahnya dengan ragu.

"Jadi apalagi yang perlu dibicarakan?" kata Taliana setelah Marcell meninggalkan mereka berdua.

Hati Tatiana semakin tertohok mendengar Taliana yang terdengar terburu-buru. Adiknya ini sama sekali tidak mau berbasa-basi dengannya.

"Taliana, kamu seharusnya nggak membenci aku. Aku kakak kamu. Kita kembar."

"Membenci atau nggak, itu hak gue. Dan lo berusaha mengaturnya? Jangan konyol." Taliana mendengus. "Dan apa kata lo barusan? Kakak?" Taliana memandang Tatiana dengan tatapan sinis. "Kakak macem apa yang mengorbankan adiknya untuk kebahagiaannya sendiri? Stop ngaku sebagai kakak gue kalo lo bahkan setega itu sama gue!"

Tatiana menggeleng untuk menepis semua tuduhan itu. "Nggak seperti itu, Taliana. Kamu salah paham." Tatiana mulai panik. Dia kehilangan semua kalimat yang disusunnya untuk memenangkan hati adiknya. Semuanya benar-benar hilang tak berbekas.

"Gue menderita karena lo!" Taliana menyemburkan semua perasaan yang bercokol di dadanya. "Hari itu lo janji untuk menyelamatkan gue, tapi apa? Gue sendirian di gudang itu. Gue disiksa habis-habisan oleh mereka. Lo nggak tahu kan gimana frustasinya gue?" Mata perempuan itu sudah memerah. "Mati-matian gue berusaha untuk kabur dengan luka yang sangat parah. Gue bersyukur karena waktu itu ketemu Marcell dan dia menolong gue. Gue mengidolakan dia. Tapi apa yang gue dapet? Sepuluh tahun kemudian lo rebut juga Marcell dari gue!"

"..."

"Gue menderita, asal lo tahu aja. Lo hidup, lo punya Papa, lo bebas, lo punya semua kekayaan, dan lo punya Marcell beserta cintanya. Kenapa selalu lo, Kak? Kenapa nggak pernah ada hal yang bener-bener berpihak pada gue!"

"Dan lo pikir gue bahagia? Gue juga menderita, Taliana!" Tatiana menjawab dengan berteriak. Dia benar-benar sudah lelah dengan semua tuduhan Taliana. Dia tidak bahagia. Dia juga menderita hidup di dunia yang bahkan tidak ada yang mengetahui keberadaannya. "Memang benar kalau gue memiliki semuanya, tapi nyatanya gue nggak bahagia sama sekali. Gue juga menderita sama seperti lo. Nggak ada yang mengharapkan kehadiran gue di dunia ini. Gue nggak tahu kenapa lo berfikir seperti itu, tapi percayalah kalau itu sama sekali nggak benar, Taliana."

"Jangan bohong lagi, Kak!"

"Gue nggak berbohong!" Tatiana terengah-engah. "Gue sama menderitanya dengan lo, Taliana. Bahkan gue memiliki gangguan depresi karena semua ini begitu melelahkan. Gue bahkan lebih memilih mati daripada hidup seperti ini."

Losing You | #1 Twins SeriesWhere stories live. Discover now