38. Kenapa?

1.8K 171 6
                                    

Happy Reading & Enjoy All

Tatiana duduk dengan tenang di mobil Marcell saat diantarkan pulang. Mati-matian dia menahan bibirnya untuk tak menyunggingkan senyum yang akan membuat dirinya terlihat bodoh. Dia memang senang dan merasa bahagia, tapi tersenyum lebar bukan pilihan yang bagus. Itu tidak seperti Tatiana sekali.

"Lo punya tanggal yang istimewa? Mungkin itu bisa jadi tanggal pernikahan kita."

Per-Pernikahan?

Melihat ekspresi terkejut perempuan itu, Marcell kembali bersuara. "Lo nggak melupakan itu kan, Tatiana? Salah satu tujuan lo ke Kanada adalah untuk itu. Tapi berhubung lo nggak jadi ke sana, jadi gue pikir lo pasti sudah memikirkannya mateng-mateng di sini." Terang Marcell yang belum membuat ekspresi Taliana membaik sedikitpun. "So, sebaiknya kapan?"

Taliana tahu rencana ini, tapi dia tidak tahu kalau semuanya akan secepat ini. Dia baru sehari menjadi Tatiana Aruan, dan dia sudah dihadapkan pada tanggal pernikahan antara Tatiana Aruan dan Marcell Nasution. Bukankah ini terlalu terburu-buru? Pernikahan adalah hal yang sakral, jadi apakah dia harus memerankan Tatiana di momen sakral itu juga? Itu berarti dia akan mengambil calon suami kembarannya, menipu semua orang yang menghadiri pernikahan itu, dan menipu Tuhan. Lalu apa yang akan terjadi selanjutnya? Apakah dirinya akan terus menjadi Tatiana Aruan sampai mati? Dan hatinya yang paling dalam tersentuh. Aku adalah Taliana, lalu bagaimana mungkin aku bisa hidup sebagai Tatiana seumur hidup?

"Entahlah, aku belum memikirkan tanggalnya." Kata Taliana dengan lembut tanpa mengalihkan tatapannya dari Marcell yang sedang mengemudi. "Aku masih tidak percaya kalau kita akan segera menikah, Marcell."

"Yakinlah." Kata Marcell seraya menyentuh tangan Taliana dan mengelusnya perlahan.

Tindakan sederhana itu mendebarkan jantung Taliana. Kalau tadi dia masih bisa berfikir rasional, sekarang sisi egoisnya yang mengambil alih. Inilah saatnya untuk benar-benar bahagia. Dan menikah dengan Marcell adalah salah satu caranya.

Ya, dia menginginkan Marcell. Dia ingin menikah dengan Marcell. Bukan karena Marcell adalah pria kaya single yang paling diincar oleh perempuan, tapi karena pria itu adalah Marcell. Dia adalah Marcell Nasution, pria yang selalu memenuhi pikirannya selama sepuluh tahun belakangan.

Mungkin Marcell sudah tidak mengingatnya, tapi Taliana selalu ingat itu semua. Peristiwa sepuluh tahun lalu saat dirinya berada di ujung jurang kematian dan Marcell yang menariknya. Pria itu menyelamatkannya.

Sejak saat itu sosok Marcell terus membayang-bayangi dirinya. Dan ketika kabar Tatiana akan menikah dengan Marcell muncul ke permukaan, Taliana benar-benar marah. Lagi-lagi Tatiana dan selalu Tatiana. Tapi sekarang tubuh dan nama Tatiana adalah miliknya, jadi dia benar-benar akan memanfaatkannya. Toh wajah kami mirip, pikir Taliana, dan akhirnya Marcell pasti akan jatuh cinta juga padanya meski kebenaran identitasnya terkuak.

***

Tatiana duduk dengan gusar di ranjang yang ada di ruangan itu. Dia tidak tahu di mana dia berada sekarang. Sejauh mata memandang hanya ada dinding putih dan beberapa perabot yang sebenarnya tidak berguna untuk membantunya.

Pintu yang mengarah ke luar di kunci, begitu juga sliding door yang menghubungkan ke area balkon. Semua akses yang bisa membocorkan keberadaannya tidak bisa digunakan, seperti televisi maupun telepon rumah.

Tatiana benar-benar hampir gila saat bangun dalam kondisi tangan dan kaki yang terikat di sudut ranjang, serta dengan bibir yang di lakban. Dia tidak bisa menggerakkan tangan maupun kakinya, dan ketika bibirnya ingin berteriak meminta tolong, tidak ada suara yang keluar. Keadaan ini benar-benar menyesakkan. Tidak ada teror yang lebih menakutkan dari ini.

Semuanya berangsur membaik kala seorang penjaga masuk dengan senampan makanan. Pria itu membuka ikatan di tangan dan kakinya, begitu juga dengan lakban di bibirnya. Keadaan itu dibiarkan bahkan setelah Tatiana selesai makan. Tapi Tatiana tahu bahwa semua itu tidak berguna. Dia tetap dikurung di ruangan yang memiliki cukup banyak perabotan namun sebenarnya tidak terlalu berguna. Pintu-pintu tetap dikunci, dan dan telepon rumah tetap mati.

Tatiana menyugar rambutnya dengan frustasi. Dia benar-benar tak tahu kenapa dirinya perlu disekap seperti ini. Jika orang-orang tersebut ingin membunuhnya, mereka bisa membunuhnya dengan mudah. Dia tidak perlu diberi makan dengan layak, bahkan ketika dirinya tidak sadarkan diri, mereka bisa langsung memberi obat yang bisa membuatnya mati detik itu juga. Tapi lucunya, mereka tidak melakukan itu semua. Mereka memberi makan Tatiana dengan layak. Ikatan di tangan dan kakinya dilepas, begitu juga lakban di bibirnya. Dan ketika dia selesai makan pun penjaga itu tidak mengikatnya lagi layaknya tawanan. Sehingga Tatiana menyimpulkan kalau mereka hanya berniat menyekapnya saja.

Tapi untuk apa?

TBC

H+3 Lebaran :)

Minal aidzin wal fa idzin guys. Mohon maaf lahir dan batin :'))

7 Juni 2019

Losing You | #1 Twins SeriesOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz