16. Haram Hukumnya Mempercayai Bobby Aruan

5.4K 505 18
                                    

Happy Reading & Enjoy All

Tatiana sudah berusaha berjalan sepelan mungkin, tapi sepertinya kehadirannya terendus. Papanya muncul dan berdehem. Jika tidak memikirkan etika, sudah pasti Tatiana memilih pergi begitu saja.

"Kamu melanggar peraturan Papa lagi, Tatiana."

Tatiana menghembuskan nafasnya. Perang mulut akan segera terjadi. Dan seperti anak penurut Tatiana hanya menjawab sekilas. "Ya."

"Hanya Ya? Tidak ingin memberikan penjelasan sedikitpun?"

"Memangnya Papa mau dengar?" Tukas Tatiana penuh dengan sarkasme.

Bobby Aruan melirik arlojinya. "Kamu punya lima belas menit untuk menjelaskan."

"Aku ke klub untuk bersenang-senang. Hanya itu penjelasanku. Selesai."

"Kamu tidak menjelaskan ke mana saja kamu semalam. Apa kamu hanya di klub dan minum-minum sampai pagi? Papa rasa tidak." Bobby melirik pakaian yang dipakai anak perempuannya. Sedikit lebih baik dari yang terakhir kali.

"Papa tidak perlu khawatir, aku sudah kembali, jadi tidak perlu dibahas."

Bobby menggeleng. "Bukan itu yang Papa khawatirkan, Tatiana. Papa hanya tidak ingin anak yang sudah Papa besarkan dengan susah payah hancur hanya karena pergaulan yang terlalu bebas. Terlebih lagi kalau itu akan membuat skandal yang membuatmu terekspos... Papa benar-benar tidak menyukainya."

Lo pikir Papa khawatir beneran? Benak Tatiana bersuara dengan mencibir dirinya yang begitu berharap sedikit perhatian dari pria itu.

"Papa tidak perlu khawatir dengan pergaulanku... Papa pikir aku yang baru di negara ini bisa bergaul dengan siapa? Hanya Johanna..." dan Marcell Nasution. Tatiana menelan ludahnya dan mengubah ekspresi wajahnya. Jangan sampai Papa curiga.

"Kalau begitu tidur di mana kamu semalam? Setahu Papa Johanna jelas tidak bisa menampungmu. Dia ada bersama kami semalam. Teman yang mana lagi yang semalam bersenang-senang denganmu?"

Tatiana diam. Bukannya tidak bisa menjawab, tapi tidak mau menjawab. Jika Bobby Aruan tahu kalau anaknya diam-diam mendekati Marcell -walau tanpa sengaja- mungkin setelah ini dia tidak akan bisa menemui pria itu lagi.

"Sebenarnya kenapa Papa begitu penasaran, hm? Papa tidak mengizinkan aku ikut di makan malam itu dan Papa juga tidak mengizinkan aku pergi keluar. Apa Papa ingin mengurung aku?"

"...."

"Aku hanya bersenang-senang, mencoba melupakan segala ketidakadilan yang aku dapatkan, dan Papa masih melarangnya. Lalu apa yang boleh kulakukan? Hanya terus menerus jadi anak penurut yang tidak boleh memiliki keinginan sedikitpun?"

"...."

"Jadi kamu marah."

"Apa? Tidak!" Tatiana mengelak dengan malas.

Bobby tersenyum tipis tanpa arti. "Ya, kamu marah. Kamu benar-benar terlihat seperti seorang anak yang ingin berkencan lalu dilarang oleh Papanya."

Tatiana melengos. Mencoba menyembunyikan wajahnya yang memanas dan sebentar lagi akan memerah itu.

"Apa kamu punya perasaan lebih pada pria itu?"

"Perasaanku tidak penting sama sekali, aku tahu itu."

"Kalau Papa memberimu kesempatan, satu kali lagi, apa kamu ingin bertemu Marcell?"

Tatiana menatap Papanya penuh perhitungan.

Bisa, kah?

Jangan. Jangan percaya. Haram hukumnya lo mempercayai Bobby Aruan.

***

Losing You | #1 Twins SeriesWhere stories live. Discover now