the Boss

223 45 31
                                    

Cerita ini hanyalah fiktif dan murni berdasarkan imajinasi penulis. Jika ada kesamaan nama dalam bentuk apapun, bukanlah unsur kesengajaan. Pemilihan setting tempat hanya berdasarkan minat dan imajinasi penulis. Tidak pernah ada kejadian serupa di tempat sebenarnya. Beberapa institusi, istilah, dan sistem mungkin tidak sesuai dengan konteks Indonesia yang sebenarnya. Organisasi Secret Detectives juga merupakan karangan. Segala aturan yang diceritakan juga hanyalah fiktif.

----------------------------------------

21.00

Setelah mendapatkan perawatan dari Alma, dengan segala omelan, peringatan, berikut dengan nasi goreng telur ceplok spesial yang memang sejak dulu menjadi favoritnya, nyatanya Karis tetap saja membandel. Dia tetap tidak mau tidur dan beristirahat barang semalam saja. Buktinya saat ini laki-laki itu sudah duduk diantara teman-temannya di lantai dua warnet pokemon. Mereka sibuk membahas strategi penyergapan Big Star Café and Billiard Station.

Suara buzz dari pintu terbuka membuat semua Karis, Mario, Abdul, dan Jassen mendongak. Sosok Komandan Salim muncul dengan raut penuh emosi, diikuti oleh Doni yang tertunduk. Dari gelagatnya, Karis sudah bisa membaca situasi. Doni pasti akhirnya buka mulut soal penyergapan ini. Kemudian sekarang, Komandan Salim murka karena sebagai komandan dia tidak diberi laporan sama sekali. Ahh, Doni memang bukan pembohong ulung seperti Karis.

“Apa-apaan ini? Kalian mau melakukan penyergapan tanpa laporan pada saya. Kalian nggak nganggap saya?” hardik Komandan Salim tanpa basa-basi. Semua diam, tidak ada yang berani buka mulut. Sepertinya semua yang di sana merasa bersalah kecuali Karis. Sedari awal, ide gila ini memang datang darinya.

“Saya hanya mau melibatkan orang-orang yang bisa saya percaya,” kata Karis kemudian. Ucapan itu sotak mengundang tatapan tajam dari Komandan Salim. “Kenapa? Saya cuma mau informasi yang saya dapat tidak sia-sia. Saya mau menang banyak atas informasi ini. Saya sudah lelah dipermainkan,” lanjutnya sambil menatap balik Komandan Salim.

“Informasi dari siapa? Dari anak Razek yang selama ini diam-diam kamu sembunyikan di rumah? Kamu sudah gila!”

“Cukup! Jangan menyudutkan orang yang sejauh ini membantu kerja tim ini. Dia informan berharga, saya harus melindunginya.”

“Informan berharga?” gumam Komandan salim sambil terkekeh penuh arti.

“Setidaknya jika mereka busuk, mereka mengakui kebusukan mereka bukan menutupi dengan sikap naïf dan bersembunyi di balik seragam sehingga terlihat suci.” Kalimat itu akhirnya keluar juga dari mulut Karis hingga membuat seisi ruangan yang tau mengenai fakta keterlibatan Komandan Salim dimasa lalu, terhenyak.

Disatu sisi, mereka memaki habis-habisan ucapan Karis dalam hati. Bagaimanapun, Karis terlalu nekat. Mulut tajamnya seperti tidak punya rem. Namun disisi lain, mereka setuju jika harus menobatkan Karis sebagai manusia berani dan teguh pendirian. Sikap nekatnya terkadang membuat kagum.

Komandan Salim mengedarkan pandangannya, menatap satu persatu para anggota timnya. Sejurus kemudian, dia menghela napas berat kemudian meminta Abdul bergeser agar dia bisa duduk di sebelahnya. “Maafkan saya,” gumamnya lirih setelah mengusap wajah beberapa kali. “Saya tau kalian kecewa. Terutama kamu, Ris. Saya juga sebenarnya kecewa dengan diri saya sendiri.” Komandan Salim menjeda. Dia menggigit bibir sesaat, mencoba mengingat apa yang bisa dia katakan soal masa lalunya. Bukan, bukan untuk pembelaan karena dia tau dia sudah salah tapi setidaknya cerita itu bisa meluruskan kesalah pahaman.

“Saya memang terlibat pada organisasi hitam kepolisian Jogja dimasa lalu. Tepatnya sekitar tahun 2005-2006. Saat kepemimpinan Kapolda Mukti, ayah kamu, Ris.” Ada jeda untuk Komandan Salim menghela napas. Beberapa matapun langsung melirik kearah Karis untuk beberapa saat ketika nama Kapolda Mukti disebut. “Beliau polisi hebat sama seperti kamu. Tekat beliau kuat sekali untuk mengibrak-abrik kriminal baik narkoba, premanisme atau apapun. Hingga satu kesuksesan beliau dipertengahan 2006. Beliau berhasil membongkar organisasi kotor kepolisian yang bekerjasama dengan bandar narkoba demi mendapat nilai plus untuk naik pangkat.”

Beyond the Mission (Sudah Terbit- Part Lengkap)Where stories live. Discover now