Paket Pembuka Dendam Lama

918 118 125
                                    

-POLDA DIY, Mei 2018

16.00

Seorang pria berkemeja merah dengan identitas sebuah perusahaan paket tertulis jelas di bagian punggung, digiring masuk kedalam kantor polisi. Dua polisi berbadan tegap memegangi lengannya kanan dan kiri. Dua orang lagi mengikuti dibelakang sambil membawa tentengan kardus seukuran TV tabung 14 inci. Dibelakangnya lagi seorang polisi tampan tanpa seragam memakai kacamata hitam mengekor sambil membawa satu stopmap bekas. Seisi kantor mengarahkan pandangan pada pria itu.

"hubungkan telpon dengan Pak Doni, bilang kalau saya tunggu diruang interogasi," ucap polisi tampan itu.

"baik pak," jawab polwan yang sedang menjaga meja lobby. Mata polwan itu masih mengekorinya sampai si tampan masuk kedalam dan menghilang dibalik pintu kaca.

Diruang introgasi semua hening. Hanya terdengar suara kertas yang sejak tadi dibolak balik oleh Karis memeriksa data tersangka yang sekarang duduk dihadapannya. Keheningan pecah saat gagang pintu diputar.

"gimana Ris?" bisik Doni setelah memasuki ruang berukuran 3x3 itu.

"dia tetap nyangkal, dia bilang dia nggak pake itu barang, dia bersih," jelas Karis.

"hasil tesnya?"

"masih belum keluar," ponsel Karis berdering. "halo... iya gimana?..... kamu yakin?" Karis mematikan sambungan telponnya.

"bersih, Don," bisik Karis pada Doni.

"oke, nama Mulyono Sukoco asli Sragen Jawa tengah pekerjaan Karyawan Swasta. Karyawan swasta dimana?" tanya Doni mengambil alih tugas Karis.

"saya kurir di perusahaan paket pak, saya Cuma ditugaskan mengirim paket itu, saya nggak tau isinya," jelas pria berkemeja biru itu dengan suara gemetar. Doni dan Karis berpandangan sepertiya mereka mulai mengerti duduk persoalan ini.

"siapa yang suruh kamu ngirim itu barang? Bos kamu?" tanya Karis dengan nada tegas. Mulyono terdiam menunduk ketakutan.

"begini saudara Mul, coba anda ceritakan kronologis dari awal bagaimana paket itu bisa anda kirim sampai petugas bandara menangkap anda," tanya Doni dengan nada lebih halus.

"tadi pagi jam sepuluh, ada CS telpon saya minta antarkan paket ke Batam. Saya sudah merasa aneh karena biasanya saya harus ke agen dulu ambil paket tapi ini CS bilang nggak usah karena customer maunya di ambil di stasiun. Orang yang ditelpon yang ngakunya CS itu bilang, dia diminta bos karena ini paket dari VIP. Katanya juga ini paket khusus, diantar lewat udara. Akan ada bonus setahun gaji kalau saya mengantar paket ini dengan baik." Doni dan Karis berpandangan lagi sesaat, mata mereka seperti saling berbicara tentang apa yang mereka pahami dari cerita Mulyono.

Gagang pintu berputar lagi, semua anggota didepan pintu bersiap hormat. "tidak perlu," ucap Kapolda pelan dan langsung masuk ke ruang introgasi.

"kasus apa? Penjagaan didepan ketat sekali," tanya Kapolda pada Karis dan Doni.

"permisi Pak, bisa bicara disana," Karis mengajak Kapolda kesudut ruangan.

"cukup serius Pak, pengiriman paket sabu melibatkan masyarakat sipil. Ini sudah tidak benar. Bisa-bisa banyak warga sipil tidak berdosa tersangkut jaringan," jelas Karis pelan.

"lakukan apa yang harus kalian lakukan," jawab Kapolda tegas.

"sepertinya kita membutuhkan bantuan penjaga daerah pelabuhan dan perbatasan negara. Saya yakin ini ada hubungannya dengan gembong Malaysia itu," jelas Karis lagi.

"lakukan apa yang harus kalian lakukan," ulang Kapolda.

"Siap Pak!" jawab Karis mengiringi langkah Kapolda keluar ruangan.

Beyond the Mission (Sudah Terbit- Part Lengkap)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن