Prolog

20.6K 1.1K 142
                                    

"Seperti jingganya fajar dan senja yang menyimpan sejuta rahasia. Aku dan kamu yang terlupa dengan kisah yang selalu beriringan."
"Selamat datang di Cakrawala."

______________________________

"Garis lintang Cakrawala itu ibarat kekuasaan kami.
Jika sekali terlibat, lo akan jadi seperti bujur. Garis yang akan selalu bersinggungan dengan garis lintang."

________________________________

PROLOG

“Hari ini, dalam rangka mengurangi sampah plastik, kami anggota organisasi lingkungan mengadakan acara modeling dengan desain pakaian yang terbuat dari limbah makanan kemasan. Para kontestan akan menunjukkan pakaian rancangan sendiri di atas panggung, desain yang tentunya kreatif dan memanjakan mata!”

“Lo bisa berhenti putar videonya, gak, sih? Depresi gue liatnya!” kesal cewek berpiyama motif kelinci yang tengah melangkah menuruni tangga.

“Lah, kok protes? Lo masih kesel gara-gara gak menang kompetisi?” balas cowok yang tengah tiduran di sofa sambil menonton televisi.

“Kompetisi apaan? Mereka, tuh, gak tau nilai estetika. Persetan sama modeling, organisasi lingkungan, desain pakaian, atau apalah! Intinya, ini acara abal-abal!” sungut Viola sambil menyambar remot dari tangan kembarannya—Vian. Dia begitu emosi ketika melihat acara yang dihadirinya pagi tadi ternyata diunggah di youtube. Ini benar-benar menyebalkan!

“Mari kita sambut sang kontestan pertama, Lady Potato!”

Lady Potato, hahahahaha, kentang. Wanita kentang?” kelakar Vian dengan tawanya yang merambat ke seluruh penjuru ruangan.

Tanpa pikir panjang, Viola langsung mematikan televisi yang terhubung dengan youtube agar Vian berhenti menonton acara abal-abal itu. Vian mengubah posisinya menjadi duduk dengan tawanya yang belum mereda. Sayang sekali, padahal dia ingin menonton bagian utamanya, ketika ekspresi jengkel Viola yang menerima kekalahan tersorot kamera.

“Bisa-bisanya lo pilih nama Lady Potato,” ledek Vian.

Viola mengacuhkannya. Cewek itu melewati ruang tamu, kemudian membuka pintu utama. “Mau ngapain lo?” tanya Vian sambil melirik pakaian rancangan Viola yang terbuat dari bungkus keripik kentang tersampir di tangan kiri cewek itu.

“Buang sampah.”

“Loh? Apa gunanya acara tadi pagi kalau ujungnya gaun dari sampah plastik punya lo dibuang juga? Gak mengurangi sampah plastik namanya.”

“Gak mungkin gue simpan baju ini selamanya.”

Vian mengedikkan pundaknya tak peduli, sementara Viola melangkah menuju tong sampah di dekat pagar. Sebenarnya bisa saja dia menyimpan pakaian ini, tapi kekesalannya akan selalu memuncak jika melihatnya. Dasar orang-orang tidak tahu estetika! Dengan pakaian dari sampah plastik yang seindah ini kenapa dia tidak bisa menang?

Ketika menjejakkan kaki kembali di ruang tamu, indra penciumannya langsung disambut bebauan yang membuat Viola reflek memundurkan langkahnya. Wajah cewek itu langsung berubah pucat. Oh, astaga, dia akan muntah sebentar lagi.

“Sini, Viola. Lo gak lupa, kan, kita bakal adain pesta durian kalau lo kalah?” Vian dengan senyum cerianya tengah membuka tutup tupperware yang dipenuhi durian satu-persatu. Gerakan tangannya yang menyajikan durian dingin itu terlihat begitu mengerikan di mata Viola. Cewek itu sudah ling-lung karena mencium baunya yang sangat menyengat.

“L-lo… mau bunuh gue?” tanya Viola sambil menjepit hidungnya menggunakan jari.

“Mana mungkin gue mau bunuh kembaran sendiri.” Vian menunjukkan senyumnya hingga kedua matanya menyipit. Itu adalah senyum iblis paling jahat yang pernah Viola lihat.

“Ayo dimakan, hari ini kita pesta!”

“Enggak, Vian, enggak. Gue gak bisa.”

“Eh, lo, kan, udah janji.”

“Janji untuk diingkari.”

Vian mendengus. Wajar Viola menolak, dia kan sangat membenci buah durian. Buah itu seolah-olah bisa mencabut nyawanya jika cewek itu memakannya.

Melihat saudarinya yang pucat pasi, Vian lantas mengacak rambutnya kasar, membuat helaian berwarna hitam pekat itu jadi tak tertata. Kalau begini, dia kan jadi tak tega. Durian adalah mimpi buruk untuk Viola dan Vian ingin menjejalkan buah ini kepada cewek itu.

“Padahal durian enak, kenapa lo gak suka?” gerutunya. “Dulu, waktu kecil, lo suka banget sama durian. Masa iya kecelakaan itu bikin selera lo berubah. Kedengeran agak aneh.”

Viola lantas memutar bola matanya dengan malas. “Gue amnesia, bahkan gue gak ingat kalau dulu suka durian.”

Alika Marcia,
8 Juni 2020
7 Juli 2021

Banner by: LadynaClarenceTengkyu yaaa ❤🔥

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

Banner by: LadynaClarence
Tengkyu yaaa ❤🔥

Holaaa, akhirnya versi revisi Cakrawala udah mulai aku publish. Prolognya beda kan?? Aku ubah karena mempersingkat halaman dan lebih to the point. Buat pembaca baru, kalian bisa ketemu clue di sini.

Oh yaa, trailer Cakrawala udah ada lohh. Silahkan ditonton sebelum lanjut ke bab berikutnya. Trailer ini juga dibuat oleh LadynaClarence yang udah banyak bantu aku sejak awal2 aku kenal dunia oranye di tahun 2019. Tengkyuu. Makasi juga buat kalian yang udh setia banget ikutin cerita Cakrawala yaa, makasi3 pokoknya. Semoga kalian gak capek ngadepin author labil yang satu ini hahahaha 😭

Siap membaca part berikutnya?? Klik vote dan tinggalkan komen untuk kesan2 awal kalian.

CAKRAWALA: I Found You, Violet Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ