1 - Kapan peka?

472K 16.9K 2.4K
                                    

Suasana kelas XII IPS 4 sedang sangat tentram dan aman. Biasanya, kelas ini yang selalu paling rusuh, tetapi kali ini memang berbeda dari biasanya. Bukan tanpa alasan, pasalnya kelas yang selalu menjadi pembicaraan guru-guru di kantor itu memang tengah melaksanakan ulangan.

Bukan hanya kertas ulangan yang membuat mereka tenang. Biasanya, walaupun sedang melaksanakan ulangan kelas ini tidak pernah sunyi seperti sekarang. Tetapi sekarang beda halnya, selain tempur dengan kertas berisi deretan pertanyaan, mereka juga tengah dibuat tegang dengan guru yang mengisi kelas ini sekarang, guru yang selalu bertindak tegas dengan siswa/siswi yang berbuat salah, guru yang sekaligus memegang kendali ruangan BK, siapa lagi kalau bukan Bu Indi, guru bimbingan konseling yang selalu dijuluki singa betina oleh para korbannya.

Keadaan yang seperti ini lah yang paling tidak di sukai oleh Risa. Kertas yang selalu membuatnya pusing itu benar-benar membuat pikirannya beku, ditambah lagi dengan keberadaan Bu Indi yang juga membuat pergerakan tubuhnya harus beku. Tidak ada yang berani bergerak sedikitpun dalam keadaan seperti ini, bahkan untuk napas saja sepertinya harus sangat berhati-hati. Guru yang termasuk dalam kategori guru killer itu tidak akan segan-segan memberikan hukuman kepada siapa saja yang berani berisik dalam ruangan yang sudah dalam kekuasaannya, bergerak dan terdengar sedikit suara saja, yah tamatlah riwayat mereka. Selain kena hukuman dan berbagai bentuk ceramahan, bu Indi juga tidak akan segan-segan untuk melenyapkan kertas ulangan mereka dengan cara merobeknya. Yang lebih parah, mereka tidak bisa ikut susulan atau bahkan remedial pun Bu Indi tidak akan memberikan kesempatannya.

Sudah bisa membayangkan wajahnya seperti apa?

Sebenarnya Risa sudah tidak tahan dengan keadaan seperti ini, tetapi ya mau bagaimana lagi, ia tidak mau jika harus mendapatkan surat teguran karena nilai ulangan hariannya tidak mencapai batas kecukupan.

"Duh, sabar Ris, 30 menit lagi," ucapnya dalam hati.

--------------

Setelah menunggu cukup lama, akhirnya bel istirahat pun terdengar juga. Itu artinya ulangan telah usai, dan berarti Risa sudah terbebas dari ruangan yang rasanya seperti penjara itu.

"Baiklah anak-anak, waktunya sudah selesai. Dan kertas ulangannya bisa kalian kumpulkan sekarang." Perintah dari Bu Indi langsung di laksanakan oleh semuanya.

Setelah semuanya sudah mengumpulkan, Bu Indi beranjak dari duduknya kemudian ia berkata, "saya harap nilai kalian bagus semua, kalau ada nilai yang kurang dari batas minimal saya, siap-siap berhadapan dengan saya. Ingat itu!"

Semua yang mendengar perkataan itu langsung menciut, tetapi itu tidak berlangsung lama karena Bu Indi langsung meninggalkan kelas setelahnya.

"Huft ... gila tuh Bu Indi, puyeng banget gue," gerutu Risa, gadis itu mulai beranjak dari kursinya.

"Iya nih, pegel banget gue sumpah," sambung Irene yang baru saja menghampiri Risa.

"Kalo bukan guru, udah gue ajak duel tuh orang." Kali ini Ghea yang berujar kesal.

Aneh memang, jika biasanya Ghea tidak akan pernah peduli, tetapi kalau urusannya menyangkut dengan Bu Indi, gadis yang selalu acuh dengan sekitar itu akan selalu berujar kesal, apapun keadaannya.

Merasa sudah mendapat panggilan dari rakyat yang ada dalam perutnya, Risa berkata kepada kedua sahabatnya, "ya udah yuk ngantin."

Setelahnya Risa langsung berjalan untuk menuju kantin lalu di ikuti oleh kedua sahabatnya dari belakang.

Setelah sampai di kantin, ketiganya duduk di meja yang ada dipaling samping kantin, posisi seperti itu tentu saja atas kemauan Risa karena posisinya dekat dengan lapangan. Dan mengapa ia memilih posisi yang seperti ini? Sudah tentu karena ada Arka yang tengah berolahraga di lapangan sana.

Cuek Tapi Romantis [Dreame/Innovel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang