"Mau pesen apa?" ujar Ghea. Dalam hal ini, memang Gea lah yang paling ahlinya. Jika Gea yang memesan, Risa dan Irene tidak perlu menunggu lama lagi karena Ghea selalu mendapat pelayanan pertama dari si penjaga kantin. Entah karena apa alasannya.

Risa berpikir sebentar untuk memilih menu makanan apa yang akan ia pesan kali ini. "Gue nasi goreng sama jus melon aja. Seperti biasa, ayamnya gue minta banyak."

Ghea mengangguk kemudian beralih menatap Irene. Seakan mengerti atas tatapan Ghea, Irene kemudian menyebutkan apa yang akan dipesannya, "kalo gue mie ayam sama jus jeruk aja."

Ghea mengangguk, kemudian langsung berjalan untuk segera memesan makanan.

Risa menatap Arka yang sedang duduk di tepi lapangan. Sepertinya kekasihnya itu tengah beristirahat. Melihat Arka yang mungkin memang benar tengah istirahat, Risa berniat akan memberikan minuman kepada Arka, karena pasti lelakinya itu tengah kehausan.

"Gue ke sana bentar ya," ucapnya kepada Irene yang kemudian langsung di anggukki oleh Irene.

Risa mulai beranjak dari duduknya, kemudian ia berjalan ke arah warung kantin yang berbeda dengan warung kantin yang Ghea kunjungi. Risa mengambil sebotol air mineral yang ada di lemari pendingin, kemudian ia pun mengeluarkan uang dari sakunya dan memberikannya kepada si penjaga warung.

Setelah itu, Risa mulai berjalan untuk menuju lapangan. Ketika sudah sampai di hadapan Arka, Risa menyodorkan air mineral yang tadi kepada Arka.

Arka menatap Risa sebentar, kemudian mengambil minuman yang di sodorkan oleh Risa. "Makasih."

Risa tersenyum. "Sama-sama."

Dan setelah itu, mereka hanya saling terdiam. Arka sudah meneguk minumannya hingga tandas, sedangkan Risa masih berdiri di hadapannya.

Risa masih berdiri di hadapan Arka. Memang panas, bahkan sangat panas. Tetapi semua itu ia tahan untuk mendapatkan sedikit saja perhatian dari Arka. Berharap bahwa Arka akan menyuruhnya duduk di tempat yang teduh, atau bahkan paling tidak Arka menyuruhnya duduk di dekatnya saja itu sudah cukup bagi Risa.

Namun sepertinya hal itu tidak bisa Risa dapatkan sekarang, karena sampai saat ini Arka masih diam. Jangankan menyuruhnya untuk berteduh, memandangnya saja sepertinya Arka enggan, karena bisa dilihat dari arah pandangan matanya yang sedari tadi hanya menatap lurus ke depan, dan sepertinya laki-laki itu memang tidak memperdulikan keberadaan Risa.

"Ayolah Ar, ini panas banget sumpah," ucap Risa dalam hati.

Dan sepertinya ucapan yang barusan ia ucapkan dalam hati itu membawa pengaruh besar atau memang karena ucapannya yang di dengar oleh tuhan, Arka saat ini tengah menatap kearahnya. Tetapi Risa mengernyit heran kala melihat tatapan dari Arka, tatapan itu sepertinya tatapan heran yang tengah Arka tunjukan kepadanya.

Setelah menatap heran ke arah Risa, kini Arka mengangkat sebelah alisnya yang menandakan bahwa kini Arka tengah bingung, "ngapain?" tanyanya kepada Risa yang masih berdiri di hadapannya itu.

Risa mengernyit heran, rasa kesal pun sudah mulai menyerangnya. "Ya ampun, Ar, suruh duduk kek, kan gue pegel kalo berdiri terus. Mana panas lagi."

"Ngapain duduk disini?" tanya Arka lagi.

Kali ini Risa benar-benar sudah kesal, "gak tau," ucap Risa, kemudian setelah mengucapkan itu Risa pun pergi meninggalkan Arka yang hanya diam dan sama sekali tidak bertindak apa-apa itu.

Tanpa berniat menyusul atau lebih tepatnya mengejar dan membujuk Risa, Arka malah terdiam dan tidak tahu harus bagaimana. Ia memang tidak tahu menahu tentang sikap cewek yang katanya susah di tebak itu.

Cuek Tapi Romantis [Dreame/Innovel]Where stories live. Discover now