Lima belas : Bukan Masalah

864 39 1
                                    

Ada beberapa hal yang enggak bisa gue jabarin dengan jelas di dunia.
Termasuk ngejabarin tentang gue ke elo.

❇❇❇

"Kalian selingkuh?"

Ucapan itu mengambil perhatian orang-orang yang ada di tempat itu, termasuk Grea dan Zidan yang memandang ke arah orang itu dengan tatapan yang berbeda.

Grea yang mendengar kalimat yang seakan menuduhnya dengan Zidan itu mengangkat alisnya heran mengapa orang yang berdiri di depannya ini bisa berspekulasi seperti itu

"Itu buktinya, kalian lagi ngobrol seru dan duduk berduan. Sebelahan lagi, apa namanya kalau bukan lagi selingkuh." jelas orang itu.

Grea yang mendengar itu terkekeh kecil. Labil bego, sempit amat pemikiran ini cewek. batin Grea menggeleng-gelengkan kepalanya tak habis pikir. "Bukannya lo seneng?" ujar Grea bertanya mengangkat alis sambil meneliti sikap orang yang ada di depannya.

"Kan Gavian bisa lo miliki." tambah Grea lagi.

Orang itu tersenyum. "Iya, lo lanjutin aja sampe kak Gavian dateng ke sini." ujarnya menantang Grea.

Grea yang mendengar itu tersenyum lalu mengangguk, menghentikan Zidan yang akan menyela. "Oke dengan senang hati gue lakuin." terima Grea.

Tak lama setelah itu Gavian datang bersama ketiga sahabatnya membuat orang itu langsung menghampirinya. Mengadu. "Kak, pacar lo selingkuh tuh sama kak Zidan." ujarnya mengadu kepada Gavian.

Gavian yang mendengar melihat ke arah Grea lalu mengangguk setelah mendapat kode dari cewek itu. "Gue emang nyuruh Zidan nemenin dia kok." ujar Gavian mengikuti protokol yang Grea berikan.

"Tapi mereka deket banget kak, lo enggak curiga?" ujar orang itu bermaksud mengompori.

Gavian menghela napas menghadapi orang yang ada di depannya ini. "Curiga apaan? Zidan sahabat gue, Grea pacar gue. So, nothing problem."

"Tapi kak... "

"Enough Tess. Semakin lo kayak gini, lo gak ngerasa lo semakin jatuhin harga diri lo di depan gue?" ujar Gavian bertanya, lama-lama ia muak melihat juniornya yang satu ini.

"Lebih baik sekarang kita makan yang lain juga udah pada ngumpul." Farhan angkat suara menengahi karena aura di sini sudah mulai tidak enak.

Sekarang mereka sudah selesai makan siang, Grea menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi melihat ke arah bianglala besar yang tak jauh dari tempat makan siang mereka.

Layar smart watch-nya berkedip tiga kali tanda sebuah panggilan masuk. Cewek itu buru-buru mengambil headseat bluetooth miliknya yang ada di dalam tas lalu segera menyambungkannya dan semua itu tak lepas dari pandangan Gavian.

Ya?

Ucapnya setelah tersambung dengan si penelpon.

Lo di mana? Gue udah sampe ni.

Gue lagi food truck deket taman, ke sini aja.

Oke. Wait.

Es krim coklat. Mau.

Grea dapat mendengar orang di seberang terkekeh, siapa lagi kalau bukan Reno lalu ia mendengar suara Reno yang berbicara kepada Rafi bahwa dirinya menginginkan es krim.

GTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang