Tiga belas : Masih inget?

914 34 1
                                    

Teruskan saja,
Saya masih sanggup,
Jadi tidak apa-apa.

❇❇❇

Pukul 5 dini hari, Grea sudah rapi dengan seragamnya. Ia sengaja telah mengatur keberangkatannya secepat mungkin sebelum Geno bangun.

Grea menghela napas setelah berhasil keluar dari rumahnya, berjalan ke persimpangan agar dapat menaiki angkutan umum pertama yang sebentar lagi akan lewat.

Grea akan singgah ke rumah sahabat kembarnya itu tapi terlebih dahulu ia akan mampir ke warung sarapan. Jam yang ada di pergelangan tangannya menunjukkan pukul 6 dan sekarang ia sudah berdiri di depan gerbang rumah Rafi dan Reno.

"Carik siapa neng pagi-pagi begini?" tanya pak satpam yang sudah berada di balik gerbang melihat Grea.

"Saya mau cari Rafi sama Reno, bilangin aja Grea yang nyarik." jawab Grea.

"Oh, tunggu sebentar ya non saya panggilin dulu si aden." ucap pak satpam itu meninggalkan Grea setelah menyuruh Grea menunggu di posnya.

5 menit berlalu.

Pak satpam itu kembali bersama Reno yang sudah rapi dengan seragamnya. "Rea, ada apa kok tumben pagi buta lo ke rumah gue?" tanya Reno ketika melihat Grea.

"Enggak ada." jawab Grea.

Reno mengerti, pasti ada sesuatu yang sedang terjadi atau akan terjadi sehingga membuat Grea seperti ini.

"Mang, bilang sama mang dim keluarin mobilnya Rafi yang warna hitam ya." ucap Reno berpesan setelah itu ia berjalan masuk ke dalam rumah bersama Grea.

"Rafi mana?" tanya Grea penasaran karena tidak melihat kembar absurd Reno.

"Lo mau tau? Ikut gue." ucap Reno tak menjawab pertanyaan Grea, sekarang keduanya masuk ke dalam kamar yang memiliki dominan warna abu-abu.

Di atas ranjang berukuran king size terlihat Rafi yang masih tertidur pulas. "Lo enggak bangunin dia?" tanya Grea.

Reno menggeleng lalu melirik ke arah jam beker yang berada di atas nakas samping tempat tidur Rafi.

"Yaudah yukk Re, kita ke bawah." ucap Reno, Grea hanya mengangguk.

✳✳✳

Grea sampai di rumahnya pukul 10 malam, seperti biasa. Ia masuk melewati ruang tamu begitu saja menuju ke dapur untuk membasuh kerongkongannya yang kering.

"Rea." panggil seseorang saat Grea sedang meminun.

"Anjrit, astagfirullah." ucap Grea mengelus dadanya, hampir saja ia tersedak.

"Mulut kamu Rea." ucap orang itu.

"Ini." balas Grea polos sambil menunjukkan mulutnya dengan jari.

"Dari mana kamu, Rea? Jam segini baru pulang." tanya orang itu bersedekap.

"Saya cari makan, biar bisa hidup. Biar enggak sia-sia, jasa orang yang sudah melahirkan dan merawat saya." jawab Grea santai, ia memandang orang di depannya santai.

GWhere stories live. Discover now