20| A Part

47.8K 5.4K 3.2K
                                    

Absen vote yuk!
Baca komen di part kemarin perasaannya nano-nano. Bangsad boleh, ngegas boleh, capslock boleh , receh boleh, tapi tidak dengan komentar kebencian terlebih untuk karakternya, jelas aku tidak membenarkan hal itu. Paham kan maksud aku gimana? It's just story dan melebihi apapun terimakasih kalian sudah sesayang itu sama karakter Wisecrack! sini kecup ubun-ubun dulu

😂😂

Aku punya challange untuk bucin Taerin, tembus 2K komen akan update 2part dalam minggu ini. Waktunya sampai hari rabu malam ya, kalau rabu jam 10 malam udah 2K, berarti jumat malam akan up lagi, tapi kalau enggak tercapai maka aku akan up minggu depan (gak dobel up)
jadi gimana? siap kan? ayok pecahkan challangenya!

Akhirnya aku ada kesempatan buat FMV,  terimakasih Taehyung sudah membuat lagu sebagus ini.  Baper parah sama suara dan liriknya and I hope you guys like it


             





Cahaya lembut matahari lolos melalui celah horden yang tertiup lirih angin di depan jendela yang sengaja Seorin buka. Tidak ada yang salah dengan ruang tengah di mana mereka biasa duduk bersama atau meributkan sesuatu hal yang benar tidak penting sama sekali. Jika ingin mengungkit, Seorin tidak mempermasalahkan bagaimana Taehyung memprotes tentang apa yang tidak sesuai dengan keinginannya, atau acara menyidam mengganti cat tembok rumah dengan warna ungu tempo hari lalu.

            Tetapi, agaknya pagi ini terasa berbeda astmosfernya. Jelas Seorin tidak mengerti di balik tatapan dan ekspresi yang Taehyung sematkan pada wajah tampannya. Kendati demikian, satu-satunya fakta yang jelas tergambar di keheningan ini adalah, selembar kertas dengan kalimat yang di tulis menggunakan huruf hangul—surat perceraian dengan sejuta ketidak sangkaan di sana.

"Jadi, aku benar-benar menjadi janda ya setelah ini?" Satu kilapan nampak hadir pada kedua hazel Seorin, bahkan tangannya bergetar lirih ketika memegang kertas itu—hatinya terpekur.

Tepat di atas sofa empuk berwarna coklat, dan di balik kemeja Gucci berwarna abu-abu dan merah, Taehyung benar-benar bergeming. Hanya menatap Seorin dalam dengan seutas senyum kelewat tipis, "Maafkan aku, Rin," singkat Taehyung dengan suara beratnya—serak nyaris tidak terdegar jelas.

Jarak keduanya duduk memang sempit, dan hal itulah yang membuat Seorin semakin terlilit oleh kecamuk yang mnedadak hadir dalam rongga dada. Pun Taehyung hanya memasang ekspresi serius dengan ketegasan dan tatapan dingin saat ini. Entah apa yang pribadi tampan ini pikirkan sampai-sampai mampu memasang air muka secepat dan se-berbeda itu.

Seorin menghembuskan napas keras, menyibak rambut sedikit kasar sebelum berucap lebih jauh, "Ketika sedang marah dan emosi tidak stabil seperti ini, aku belum bisa melihat dan menilai sesuatu, Kim. Aku tidak paham kenapa semua terjadi begitu tiba-tiba."

             "Ini demi kebaikanmu juga." Taehyung berusaha menimpali walaupun sebenarnya percuma, karena Seorin memasang air muka tidak suka di sana.

             "Aku tidak mengerti dimana letak kebaikan jika kau malah melepaskanku." Seorin menggeleng bersamaan meletakkan kembali surat perceraian itu di atas meja. Rahang cantik itu terlihat mengeras sejenak sebelum Seorin memeragakan gestur seolah menghentikan sesuatu, "Okey, biarkan aku tenang terlebih dahulu, kau sudah menyebalkan sejak kemarin malam," ucapnya lantas menyandarkan punggungnya, memandang langit-langit putih hunian.

Wisecrack! |✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang