10| Between white and black

85.7K 6K 937
                                    

Kenapa pas denger Dionysus berasa ingin lari sambil teriak-teriak
'da masyeo masyeo masyeo nae suljan ay'




Matahari baru saja menyingsing diufuk timur. Membanggakan cahaya hangatnya untuk menemani bumi hari ini. Bertepatan dengan acara reuni wanita-wanita spesial di rumah Taehyung. Diperjelas, rumah Ibu Taehyung.

Tentu saja spesial, ini adalah acara reuni wanita paruh baya yang terlihat begitu elegan dan superpower dimata Seorin. Jangan ditanya lagi kekuatan super apa yang di miliki oleh teman-teman Nyonya Minjeong. Mereka satu spesies. Intinya Seorin wajib menjaga sikap.

Sedikit menggulung memori pada empat puluh lima menit sebelumnya. Seorin sudah bersiap untuk bertemu dengan salah satu agensi modeling hari ini. Membicarakan karir untuk menjadi bintang papan atas. Seorin kira dia bisa melihat wajahnya terpampang pada televisi besar di atas bangunan Lottle Mall minggu depan. Apa boleh buat, salah satu drama hidup memang seperti ini. Intinya jangan terlalu berharap berlebihan. Bisa-bisa bernasib PHP seperti Seorin. Penikmat Harapan Palsu. Sudah berekspetasi tinggi, tetapi realita tidak ingin itu terjadi.

Perintah mutlak dari ibu Taehyung tidak boleh diabaikan begitu saja, bisa jadi panggilan singkat itu berubah mencekam menjadi panggilan ambulan dan polisi karena kasus percobaan pembunuhan—menantu tidak tahu diuntung harus disingkirkan dari bawah hidung.

Seorin sedikit menggeleng, membuyarkan hal menyeramkan yang baru saja ia pikirkan. Bar-bar sekali imajinasinya, apa sekarang ia mulai tertular keanehan Taehyung? Ingatkan Seorin untuk membuat sekat penghalang ketika tidur nanti malam.

"Kenapa kau seperti itu?" tanya Taehyung tiba-tiba.

"Seperti apa?" Seorin sukses terkejut.

"Kalau kakimu gatal, sini biar aku garukan," kedua manik Taehyung memirsa tungkai kaki sang istri.

Sialan! Seorin kira Taehyung bisa membaca pikiran bar-barnya tadi.

"Berhenti bercanda, Kim."

Padahal Taehyung hanya berusaha mencairkan suasana. Pasalnya Tae dan Seo sedang duduk di atas sofa beludru berwarna coklat, senada dengan tembok dan serat kain yang menjuntai turun di depan jendela. Menunggu Ibu Taehyung di ruang keluarga. Bukan tanpa alasan Taehyung begitu.

Seorin nyaris sepuluh kali mengambil udara kehidupan dengan segenap tenaga, seolah Taehyung yang bersimpuh di sampingnya mengambil seluruh pasokan hidup. Bahkan sebelah tangannya terserang penyakit tremor tiba-tiba. Bisa jadi detak cepat jantungnya meluncur jauh hingga jemari tangan dan kaki.

"Jangan takut." Taehyung menepuk-nepuk sejemang paha Seorin, "Kau akan baik-baik saja," imbuhnya memberikan ketenangan.

"Aku tidak takut, Kim. Hanya mempersiapkan diri untuk bersikap baik. Siapa bilang aku takut?"

Taehyung menghela napas panjang melalui pahatan sempurna hidungnya, "Karena kau sudah berpegangan pada lenganku dengan cengkraman kematian sejak sepuluh menit lalu."

Serta-merta Seorin menatap Taehyung dengan kedua hazel terbuka sempurna, "Jangan berlebihan, aku hanya ingin kita terlihat harmonis dan romantis," Seorin benar-benar serius kali ini.

Sedangkan Taehyung hanya mampu tersenyum dan menahan tawanya. Sejak kapan Seorin menjadi peduli dengan keromantisan. Pernah Taehyung pulang membawa bunga saja sudah dianggap kerasukan dewa cinta, Seorin hanya perduli Taehyung pulang membawa eskrim atau tteokbokki super pedas. Hei, Seorin memang cantik, tetapi dia tidak perlu menyerap kecantikan bunga untuk mempertahankan itu semua. Tidak salah jika Taehyung terserang sindrom kegemasan tiba-tiba saat ini.

Wisecrack! |✔️Where stories live. Discover now