13| Win in Tension

70.6K 5.8K 1.6K
                                    










Tidak salah memang gaya berbusana Seorin hari ini. Beruntung ia memiliki Taehyung sebagai penasehat fashion. Suaminya benar-benar multitalent. Walaupun terbumbui drama-drama yang berhasil membuat kesal juga hingga ubun-ubun. Taehyung malah memilihkan pakaian 'lain' untuk Seorin kenakan di balik baju luaran. Berwarna hitam dengan pet renda—favorit Taehyung. Lain kali Seorin akan melumuri otak sang suami dengan sabun jika terjadi lagi, agar sel-sel syarafnya sedikit jernih dari urusan ranjang.

Kembali pada topik hari ini. Perpaduan sweater berwarna krem lembut dan dress flannel merah kotak-kotak bertali tipis, berpadu elegan dengan rambut tergerai rapi, terrnyata berhasil mendukung penampilan sebelum debutnya. Seorin baru saja mendapatkan kontrak modeling yang ia idam-idamkan.

Masih ada tiga puluh menit sebelum Taehyung mendapatkan istirahat makan siang dan menjemputnya. Maka menenggelamkan diri pada salah satu café otentik tepat di seberang gedung agensi bukanlah pilihan yang buruk. Seorin ingin menikmati segelas americano dingin setelah melakukan senam jantung lebih dari tiga jam. Nervousnya tidak main-main.

"Jadi bagaimana, kau diterima?"

"Coba tebak, Kim?!" Seorin nampak sumringah ketika suara Taehyung mengalun dari ponsel yang tersemat nyaman pada telinganya.

Hampir ada sebelas panggilan dari Taehyung ketika ia melakukan wawancara tadi. Untung hatinya sedang senang, kalau tidak mungkin akan ia hapus dan blok nomor Taehyung pada saat itu. Bercanda, Seorin tidak sejauh itu juga risihnya.

"Aku sangat yakin kau ditolak."

Mendadak senyum Seorin secerah meteor itu sirna. Ralat, Seorin tiba-tiba ingin menghapus nomor Taehyung dari buku kuning ponselnya.

"Kau tidur di samping mesin cuci malam ini."

Kesalnya bersamaan mendaratkan bantalan duduk pada salah kursi beralas spons tebal bersuede abu-abu. Sedangkan Taehyung terdengar terkekeh di seberang panggilan setelah menggoda seperti itu.

"Jadi kau diterima, ya?"

Tetapi memang kembali lagi, benak Seorin sedang berbunga-bunga. Sehingga bercanda Taehyung kali ini dapat ia maklumi. Ditanya seperti itu saja, Seorin sudah terlihat ingin bercerita antusias. Bahkan kedua sudut bibirnya tertarik sempurna bukan main. Rasa bahagianya seolah memenuhi ruangan cafe berlampu gantung ini. Tetapi kisah menyenangkan yang hampir lolos dari bibir merahnya tersela. Seseorang berpenampilan rapi melempar senyum pun berjalan menghampiri dirinya yang tengah duduk. Di samping jendela super besar di sudut ruang.

"I'll call you back."

Cepat-cepat Seorin mematikan sambungan telepon Taehyung ketika pribadi itu duduk di hadapannya.

"Maaf, apa aku menganggu waktumu?"

Seorin menggeleng dengan senyum ramah, "Tidak sama sekali."

"Baguslah," jawab pribadi itu.

Penampilannya rapi, rambutnya gelap terawat sehat. Seandainya Seorin boleh berkata, lelaki yang ada di depan matanya ini termasuk kategori menarik dan rupawan. Tingginya hampir sama dengan Taehyung, atau mungkin lebih pendek sedikit.

"Kau sendirian?" tanyanya.

Sedangkan Seorin memasang wajah bingung dengan sedikit mengangkat sebelah alisnya. Tidak aku bersama casper. Itulah jawaban yang akan Seorin berikan seandainya Taehyung yang bertanya padanya. Tetapi itu tidak mungkin dengan pribadi ini.

"Tadi iya, tetapi sekarang tidak," jawabnya.

Pribadi berkemeja hitam itu terkekeh, "Kau benar."

Wisecrack! |✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang