16| Summer Breeze

61.6K 5K 1.6K
                                    

Sebenarnya, aku cukup bingung ini Wisecrack mau diberi konflik seperti apa, serasa keunikan mereka udah konflik tersendiri. Tetapi, mari kita lihat apa aku bisa membawa konflik yang lain dari pada yang lain untuk cerita ini.

Chapter kemarin tidak banyak momen TaeRin ya, untuk part ini aku banyakin deh. Ada bulan gosong tipis-tipis yaa.
🔞🌚
Be Wise!








Jalan di sekitar rumah Nenek Taehyung lebih sepi dari sebelumnya. Tentu saja, ini sudah cukup larut untuk tokek mulai menggantikan kebisingan manusia. Jalan aspal yang tersedia tidak terlalu luas, tetapi cukup untuk dua roda empat berpapasan. Dengan pinggiran trotoar yang terbangun rapi dari batu-batu lebar, lengkap dengan lampu kuning jalan yang tinggi. Dikedua sisi dipenuhi hunian yang tak kalah hangat dan harmonis. Bahkan angin musim panas sesekali terasa menerpa tubuh. Wah, memang suasana yang sempurna sekali untuk menghabiskan waktu bersama.

Taehyung dan Seorin berjalan dengan masing-masing sendal rumah sebagai alas. Seandainya kalian membayangkan sepasang takdir ini bergandengan tangan layaknya anak sekolah dasar yang pulang dari sekolah, atau pasangan yang menikmati kebersamaan mereka dengan romantis, kalian salah besar.

Tidak ada tautan tangan yang hangat, tidak ada lengan gagah Taehyung yang merengkuh pundak Seorin. Tidak ada lontaran seperti 'Kau adalah bidadari yang turun dari langit, atau kau adalah pangeran negeri dongengku'. Tidak, bukan begitu. Yang ada hanya sebatas Taehyung berjalan memimpin barisan, bersamaan berjalan mundur karena menghadap ke arah sang istri dengan wajah serius atau senyuman persegi kelewat sumringah. Sedangkan Seorin akan menghentikan langkah kakinya beberapa kali, lantaran memegangi perutnya yang kaku bukan main. Berusaha menahan tawa terpingkal sekuat hati di tengah malam. Sejak mereka pulang dari toko kelontong, Taehyung tak berhenti bercerita tentang masa kecilnya, atau melempar beberapa lelucon kelewat aneh, dan anehnya Seorin tertawa dibuatnya.

"Kau tau, aku dulu pernah bertengkar hebat hanya gara-gara bermain petak umpet," ucap Taehyung dengan wajah kesal, tetapi ingin menahan tawa juga secara bersamaan.

Seorin berusaha menormalkan bentangan senyumnya bersamaan menarik napas panjang, dia harus bersiap, "Memangnya setinggi apa level anak kelas enam SD bertengkar gara-gara petak umpet?"

"Gyojang sampai di skors dua hari dan mengerjakan PR matematika sebanyak dua lembar," jawab Taehyung yang menunjukkan dua jari membentuk V.

Sekarang beda lagi nama anaknya, ini sudah kisah ke tiga dan pemerannya tidak ada yang sama. Se-nano-nano apa sebenarnya masa kecil Taehyung?

"Kenapa bisa seperti itu?" Sembari mereka tetap berjalan pelan dengan posisi yang sama, Seorin nampak membawa rasa jenakanya berganti telisik penasaran.

Taehyung mendecakkan lidahnya, Seorin yakin sang suami baru saja mengingat masa lalu yang sungguh mengesalkan bagi Taehyung kecil.

Jemari gagah Taehyung kembali bersarang di balik saku celena trainingnya, "Karena dia tiba-tiba memukulku, ketika aku ingin membalas, Hana Ssaem sudah menemukan kami terlebih dahulu."

Kedua hazel Seorin nampak menyipit penuh telisik sebelum membawa penghakiman yang entah dari mana dasarany, "Ah! kau pasti melorotkan celana Goyang ket-"

"Gyojang, Rin."

"Iya, Gyojang maksudku."

Wah, jangkrik saja sampai bersedia menemani lelucon garing mereka di tengah malam yang semakin terang dengan sinar rembulan. Hingga Seorin nampak ingin melanjutkan perkataannya jika Taehyung tidak menyela tiba-tiba.

"Dan tidak, aku tidak melorotkan celana Gyojang jika kau ingin melanjutkan penghakimanmu."

Lanjut Taehyung menarik sudut bibirnya tipis sebelum melanjutkan, "Memangnya, apa enaknya melorotkan celana laki-laki, lebih menarik melorotkan rok atau celana olahraga siswa perempuan," ucapnya bersamaan mengindikkan bahu enteng.

Wisecrack! |✔️Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt