07× Pekerjaan Paruh Waktu

15 4 0
                                    

"Bekerja seorang diri itu memang melelahkan, tapi ingat! Usaha dan tenaga yang kita kerahkan, tak pernah mengkhianati hasil."

~~~~

     Uang lima juta dalam satu minggu. Ozy berpikir keras mencari cara untuk mengumpulkan uang yang jumlahnya mungkin bisa menghidupi mereka bertiga kurang lebih sebulan. Apa ia harus bekerja di beberapa tempat setelah pulang sekolah? Sepertinya itu satu-satunya cara yang paling tepat untuk mendapatkan uang yang cukup banyak dalam sehari. Tapi... tidak-tidak. Ia tidak akan mungkin membiarkan ayahnya dimasukkan ke dalam jeruji besi. Itu adalah hal yang tidak boleh terjadi.

     Sudah diputuskan, Ozy akan mencari pekerjaan paruh waktu lain setelah pulang sekolah. Semoga besok ada yang mau menerimanya bekerja.

     Ozy sampai di rumah. Setelah memarkirkan sepeda ontelnya dengan benar, lelaki itu memasuki rumah sembari mengucap salam. Tak ada jawaban yang terdengar. Ozy duduk di sofa kemudian melepas sepatu dan kaos kakinya. Ozy berdiri dari duduknya lalu melangkahkan kakinya menuju ruang makan. Lelaki itu membuka kulkas, mengambil satu botol air dingin lalu diminumnya.

     Ozy menutup kulkas lalu duduk disalah satu kursi meja makan. "Malam-malam begini kalian pergi ke mana?" gumamnya sambil melihat jam yang menunjukkan hampir pukul 7 malam.

     Suara derit pintu terdengar, Ozy langsung menghampiri pintu utama dan menemukan adiknya yang kini duduk di sofa. Raut wajahnya terlihat masam. Gadis itu sedang memainkan ponselnya.

     "Kamu habis dari mana El?" tanya Ozy.

     "Cari makan di luar," jawabnya masih fokus melihat benda berbentuk persegi panjang di tangannya.

     Ozy duduk di sofa yang kosong. "Maafin kakak ya pulang telat jadi nggak bisa masakin kamu makanan." El hanya bergumam menanggapi ucapan kakaknya.

     "Muka kamu kenapa ditekuk begitu hm? Ada masalah?" tanyanya lagi. Semoga adiknya kali ini melihat wajahnya ketika menjawab.

     "Ada. Masalahnya itu kakak. Tadi kenapa kakak keceplosan manggil aku adek sih?! Untung aku bisa nyari alasan tadi," ucapnya dengan nada sedikit membentak.

     Hati Ozy nyeri mendengarnya. Dia biang masalah adiknya. Seburuk itukah ia?

     "Maafin kakak, ya? Besok kakak akan lebih hati-hati. Udah jangan ditekuk gitu mukanya, jelek El." Ozy sedikit bercanda agar situasi di antara mereka tidak sepanas tadi.

     Dan berhasil! Ekspresi El langsung cemberut.

     El berdiri. Gadis itu kesal dengan kakaknya. Cantik-cantik begini dibilang jelek. "Udah ah! Males El berdebat sama kakak. El mau tidur. Capek!" tapakan kakinya di lantai menimbulkan suara yang lumayan keras. Ozy hanya bisa tersenyum lalu menggelengkan kepala. Setidaknya ia bisa sedikit meluluhkan hati adiknya.

     Setelah eksistensi tubuh adiknya hilang dibalik pintu, Ozy merubah pandangnya menatap ke luar jendela. Lelaki itu sekarang memikirkan keberadaan ayahnya yang masih berkeliaran di luar sana.

•~•

     Lapangan SMA Jaya Sentosa dipenuhi semburat jingga sang inti tata surya. Semua murid terlihat mulai memenuhi area lapangan. Mereka bergegas pulang karena hari sudah sore.

     Ozy dan Kei berjalan menuju tempat parkir. Tempat parkir kendaraan para murid dibagi menjadi dua; area luar untuk sepeda ontel sedangkan area dalam yang dibatasi gerbang setinggi dua meter untuk para murid yang berkendara menggunakan sepeda motor.

My Bestie [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang