20× Rumah

15 4 0
                                    

"Rumah adalah tempat ternyaman di mana seseorang akan selalu menyambutmu dengan baik, menunggumu bersama kenangan indah yang akan tercipta di dalamnya."

~~~~


     Suara sepeda ontel dan mesin motor terdengar berhenti di satu tempat yang sama. Gadis yang berada di boncengan motor lantas turun dengan hati-hati mengingat ia yang masih memakai dress.

     Si pengendara melepas helm-nya, mengamati sejenak penampakan rumah yang ada di depannya. "Ini rumah lo, El?" tanya lelaki itu.

     "Iya, ini rumah gue." El melihat tampilan rumahnya. "Nggak sesuai ekspektasi lo, ya?" cicit El. Gadis itu merasa malu.

     "Maaf ya, Chan. Ya .... beginilah rumah kita, kecil, agak kumuh," ujar Ozy pelan.

     Melihat sikap rendah diri kakak beradik di depannya, justru dirinya yang merasa tidak enak hati. Dikira, ia tidak suka dengan bentuk dan tampilan rumah mereka.

     "Nggak perlu minta maaf, Kak. Aku nggak mempermasalahkan, kok," kata Chandra. "Yang penting itu kenangan indah yang tercipta di dalamnya." Chandra tersenyum tulus.

     Kalimat yang diucapkan oleh Chandra membuat kakak beradik itu kagum. Jarang sekali ada anak laki-laki yang berhati baik dan tulus seperti Chandra.

     Pernah suatu ketika saat Ozy masih kelas sepuluh, rumahnya menjadi pilihan terakhir bagi laki-laki itu dan teman-temannya untuk melaksanakan tugas kelompok. Semua teman-temannya mengatakan bahwa rumah mereka jauh dan sedang tidak ada orang di rumah. Semua orang tua mereka sibuk bekerja. Ozy juga sama, Ayahnya itu selalu pulang malam meskipun sebenarnya luntang-lantung di jalan tidak memiliki pekerjaan tapi mau bagaimana lagi, rumahnya yang paling dekat di antara yang lain. Awalnya baik-baik saja, sampai Ozy dan teman-temannya tiba di tujuan. Mereka enggan untuk masuk dan secara terang-terangan mengolok-olok kondisi rumah Ozy.

     "Kecil banget rumah lo, Zi."

     "Lo tinggal di tempat kumuh kayak gini? Gue sih nggak betah, ya ...."

     "Luarnya aja kumuh, gimana dalamnya?"

     "Ini sih, nggak cukup buat kita kerja kelompok. Mana bau lagi, eeuuwwh!"

     Ozy teringat masa di mana teman-temannya dulu akan bekerja kelompok di rumahnya satu tahun yang lalu. Tapi sekarang, dirinya bersama orang yang berbeda. Orang yang begitu baik, tidak membeda-bedakan status sosial seseorang. Ozy berharap semoga El menemukan teman yang benar-benar tulus padanya.

     "Kamu benar, Chan." Ozy tersenyum bangga. Meskipun ia baru mengenal Chandra tapi Ozy yakin, Ozy adalah sosok laki-laki dan teman yang baik untuk adiknya. "Kamu laki-laki yang baik," cetus Ozy.

     Hal itu membuat Chandra berada di atas langit pun terserang malu. Lelaki itu menggaruk tengkuknya. "Masa' sih, kak? Aku nggak sebaik itu, kok."

     "Nggak usah rendah diri gitu," kata Ozy. "Kamu memang laki-laki yang baik, kok. Ya kan, El?" Ozy menyenggol lengan adiknya.

     El kebingungan. "Hah?! Kok nanya ke aku, sih, Kak!" Gadis itu tersenyum tanggung pada Chandra.

     Melihat kedua remaja yang saling membalas tatapan canggung itu, Ozy melancarkan ide jahilnya. "Kalian kenapa nggak jadian aja? Kakak lihat-lihat, kalian itu cocok, loh." Ucapan blak-blakan Ozy langsung mendapat sorot tajam dari El begitu juga Chandra yang terkejut mendengarnya.

     "Apaan sih, Kak?! Jangan ngomong yang aneh-aneh, deh!" gumam El. Gadis itu menatap Chandra sekilas. "Chandra pasti udah punya pacar, Kak."

     "Gue masih single, kok." Chandra tersenyum manis.

आप प्रकाशित भागों के अंत तक पहुँच चुके हैं।

⏰ पिछला अद्यतन: Dec 22, 2023 ⏰

नए भागों की सूचना पाने के लिए इस कहानी को अपनी लाइब्रेरी में जोड़ें!

My Bestie [On Going]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें