•Duapuluh sembilan•

33.6K 1.1K 73
                                    

Mobil Dion berhenti dipinggir jalan. Ia tak tau harus mencari Cika kemana lagi. Ia sudah mencoba menghubungi Cika dan kedua temanya lagi namun masih tak aktif. Dion yakin kalau Cika saat ini sedang bersama kedua sahabatnya itu, namun Dion tak tahu kemana mereka.

Tiba-tiba hujan turun begitu saja. Ia melihat jam yang melingkar ditangannya, jam menunjukan pukul sepuluh malam. Dion memutuskan untuk pulang ke Apartemen nya. Lagian Cika juga bilang pada Dion kalau Cika akan pulang besok pagi.

Ketika hampir sampai di Apartemennya, ia melihat seorang perempuan sedang berteduh dipinggir jalan seperti sedang menunggu taxi. Dion merasa tak asing dengan perempuan itu. Dion memberhentikan mobilnya tepat didepan perempuan itu. Dion pun keluar dan menghampiri perempuan tersebut.

"Lo, Pak Dion kenapa disini?" tanya perempuan tersebut. Dia adalah Luna.

"Itu Apartemen saya, tadi saya liat kamu berdiri disini mangkanya saya berhenti" jawab Dion.

"Oooh" -Luna.

"Kamu ngapain disini? hujan-hujan diluaran gini, nggak dingin?" tanya Dion.

"Tadi habis dari Apotek, terus saya lagi nunggu taxi tapi nggak lewat-lewat dan tiba-tiba hujan turun" jawab Luna.

"Mampir dulu di Apartemen saya, saya pinjami jaket istri saya dan nanti saya antarkan kamu pulang" tawar Dion.

"Nggak usah Pak" tolak Luna.

"Nggak papa, kamu juga kelihatan kedinginan" ucap Dion.

Akhirnya Luna mengangguk lalu masuk kedalam mobil Dion. Entah mengapa akhir-akhir ini Dion dan Luna jadi sering bertemu.

Dion dan Luna sudah sampai di Apartemen Dion.

"Ayo masuk" suruh Dion.

"Bapak dirumah sendiri?" tanya Luna lalu duduk disofa ruang tamu Dion.

"Iya, istri saya lagi tidur dirumah temanya" jawab Dion.

Luna hanya menganggukkan kepalanya.

"Saya tinggal dulu ya" ucap Dion.

Luna mengangguk.

Luna memperhatikan foto Dion dan Cika yang tertempel di dinding dan di meja-meja. Luna melihat foto kemesraan Dion dan Cika bahkan foto pernikahan mereka. Ada senyum ketidaksukaan Luna ketika melihat foto pernikahan tersebut.

"Jangan diliatin mulu" ucap Dion dari belakang sambil terkekeh.

"Eh bapak" -Luna sedikit kaget.

"Ini pakek, saya tau kamu pasti kedinginan" suruh Dion memberikan jaket tersebut.

"Makasih" jawab Luna menerima jaket dari Dion.

"Saya bikinkan teh anget dulu" ucap Dion.

"Nggak usah Pak, biar saya yang bikin sendiri" cegah Luna.

"Oh, iya dapurnya disana" ucap Dion menunjuk arah dapur.

"Bapak sekalian saya bikinkan teh anget?" tanya Luna.

"Oh yaudah sekalian" jawab Dion.

Luna berjalan menuju dapur untuk membuat teh untuknya dan Dion.

Luna membuat dua gelas teh untuknya dan Dion. Luna mengeluarkan sesuatu dari tas nya.

"Ini saatnya" gumam Luna dengan senyum liciknya lalu memasukan obat tidur didalam salah satu gelas yang nanti akan ia berikan pada Dion.

Luna datang dengan membawa dua gelas teh hangat.

"Ini Pak" ucap Luna memberikan salah satu teh tersebut.

"Maaf ngrepotin" jawab Dion menerima teh tersebut.

My Sweet Dion✓ [PROSES REVISI]Where stories live. Discover now