15. Hari Terakhir di dalam Markas

52 2 7
                                    

Aku benar-benar tidak menyangka malam ini adalah malam terakhirku di dalam markas.

Ya. Kukatakan malam terakhir karena tidak ada jaminan napasku bisa bertahan sampai 24 jam ke depan. Besok giliran Sviour II E yang bertugas. Aku akan ikut diam-diam tanpa meminta persetujuan Pak Runkel. Asal jangan ketahuan dan kalaupun tertangkap, mengakulah kalau aku sudah pantas untuk dibebankan sebuah tugas. Meskipun nanti Pak Runkel tidak akan setuju, mengingat usiaku melanggar peraturan yang sudah ditetapkan pemerintah dan warga dan kemudian masalah akan jadi lebih rumit lagi. Tapi kami tetap akan mencoba.

Desas-desus perihal keberadaan Flopperrn yang lebih banyak daripada biasanya di hanya beberapa langkah dari luar markas, mulai terdengar dibicarakan dari mulut ke mulut. Namun perintah untuk melarang Sviour bertugas masih belum diturunkan. Entah aku harus menyebutnya keberuntungan atau tidak, tapi yang jelas dua-duanya tetap akan menimbulkan risiko bagiku. Kalau kusebut beruntung, artinya tak tahu lagi kapan aku bisa menjadi Sviour sejati. Tapi jika aku bilang celaka, tidak akan membantu apa-apa juga. Yang ada rasa penyesalan dan ambisi do something-ku akan jadi semakin besar. Lagi-lagi, tidak tahu kapan akan terwujud.

Aku melewati sore hari dengan duduk termenung di tangga darurat. Sendirian. Walaupun sebelumnya sempat mengusir Vick agar tidak mengangguku. Tumben juga ia langsung pergi setelah memberi pesan untuk jangan melewatkan makan malam.

Tapi sepanjang makan malam dan rapat semalaman suntuk di kamar, aku lebih banyak diam tanpa ekspresi.

Lucas bilang kita beruntung. Yang lain setuju dan saling memberi semangat karena besok kita akan keluar markas dan menghadapi Flopperrn. Ann menyarankan aku membawa dua buah pistol dan pisau lipat andalan para Sviour, yang tajamnya digadang-gadangkan seantreo markas bawah gedung. Aku setuju-setuju saja. Jenis senjata yang kugunakan adalah senjata yang biasa kupakai latihan. Tanganku sedikit punya ikatan dan semoga keakraban mereka dengan sidik jariku tidak akan mengecewakan esok hari.

Lalu aku tidak bisa tidur dengan damai. Dan ternyata, esok paginya peringatan itu belum juga turun. Tidak ada petunjuk apa alasannya. Avner sudah mengetahui keberadaan alat penyadap yang terpasang di belakang kerah kemejanya, satu hari setelah rapat dadakan Rievvend. Ia menyempatkan untuk mengumpat sebelum merusaknya. Alhasil, kami tidak bisa menguping lagi.

Krisis sumber makanan. Kutebak itu alasannya. Karena tadi malam kusadari menu di kantin markas berkurang jumlahnya. Kami makan dengan porsi sedikit dan saling berbagi lauk. Entah mengirit persediaan makanan atau memprioritaskan bahan makanan untuk diberikan pada warga sipil. Sepertinya yang kedua. Karena warga sipil diharamkan untuk khawatir. Pokoknya semua orang tidak boleh ada yang sadar bahwa keadaan sedang tidak baik-baik saja, kecuali segelintir orang seperti kami.

"Aku sedikit terkejut." Nolan berucap sambil bersedekap, tubuhnya bersandar di pintu yang tertutup. "Sepertinya ini keputusan Gubernur. Biar bagaimanapun, Pak Runkel selalu mengutamakan keselamatan Sviour. Mana mungkin ia membiarkan Sviour bertugas dalam keadaan seperti ini."

Ann mengangkat bahu. "Gubernur bisa melakukan apa saja. Dan lagi, keselamatan Sviour itu nomor dua. Tetap saja yang utama adalah keselamatan warga sipil."

Sekarang hanya beberapa jam sebelum persiapan keluar markas. Masih terlalu pagi. Kami bahkan belum sarapan. Tapi Gerda menuntut semua orang untuk bangun dan membagikan alat penyadap dan pelacak untuk dipasangkan di baju kami. Jaga-jaga kalau suatu saat Gard-D buatannya rusak. Ia akan bergantian dengan Fitzer untuk memantau kami lewat komputer di dalam kamar.

"Fitzer masuk ke kamar Sviour-Dua-E? Kau yakin tidak akan ada yang curiga?" tanya Maple dengan raut cemas.

Ann berdecak. "Nanti saja dipikirkannya. Sekarang yang penting adalah bagaimana caranya kita bisa membawa Karen keluar markas."

Lalu percakapan berakhir. Tidak ada komunikasi lagi setelah itu, perdebatan kecil sekali pun. Tidak ada juga pertanyaan basa-basi Vick untukku. Dan sekarang sudah lima menit kami dikumpulkan di lapangan bersama Sviour lain yang bertugas hari ini, tak lupa beberapa pasukan Rievvend yang akan mengawasi sekaligus menjalankan misi rahasia mereka.

Kami diberi tugas di titik yang berseberangan dengan sasaran utama. Tak masalah, sebenarnya, karena rencana kami adalah mendatangi target dan menomorduakan tugas. Tapi baru terpikirkan soal krisis makanan itu. Kalau kami tidak bisa menyelesaikan penggeledahan tepat waktu, kami tidak akan sempat menjarah makanan. Apa yang akan terjadi kalau kami tidak membawa pulang makanan?

"Ayo bersiap." Vick menggendong tasnya. Senapan sudah dalam pelukan dan semua orang juga melakukan hal yang sama.

Aku juga membawa tas. "Bagaimana dengan pemeriksaannya?"

Ini kali kedua aku melihat gerbang besar nan kokoh markas militer kota V. Pertama, tentu saja, saat kekacauan dimulai dan warga dihimbau untuk mengungsi. Tak kusangka aku akan terperangah melihatnya padahal ini bukan yang pertama kali.

Dua kelompok Sviour sedang melewati pemeriksaan yang dilakukan oleh para Rievvend, yang ditempatkan di gerbang untuk memantau keamanan. Di sini, Sviour dikenali dengan Gard-D-nya. Dan jika kode akses Gard-D milik seseorang tidak tercatat, maka ia tidak diperbolehkan keluar markas. Nolan pernah lolos karena ia dikenal. Tapi bagaimana denganku?

"Tunjukkan Gard-D milikmu." Salah satu Rievvend menyuruhku menyodorkan tangan.

Aku menurut. Lalu dengan alat yang dipegangnya, ia memindai Gard-D milikku dan tiba-tiba saja ia memandangku dengan intens.

"Apa?" tanyaku pura-pura polos.

"Kode akses Gard-D-mu baru terdaftar malam kemarin."

Aku tersentak. Bagaimana bisa? Gerda sudah memastikan bahwa ia sudah memanipulasi laporan bahwa Gard-D milikku sudah terdaftar seminggu yang lalu. Atau kalau itu terlalu berlebihan, kenapa ia tidak mendaftarkannya di hari saat aku memakainya pertama kali saja?! Tepat tiga hari yang lalu! Minimal, buatlah seolah-olah aku sudah punya bekal latihan yang cukup!

"Apa kau anggota baru Sviour?" tanyanya penuh selidik.

Nolan buru-buru mengambil posisi di belakangku. "Ya. Dan ia sudah diberi perintah untuk bertugas hari ini. Bersama dengan kelompok kami."

"Komandan kami tidak akan memberi tugas pada anggota Sviour baru kurang dari waktu seminggu."

"Dia sudah memiliki Gard-D-nya dari seminggu yang lalu. Gerda yang memberinya sendiri. Kau bisa mengkonfirmasinya."

Kemudian Rievvend yang memeriksaku tadi berpandangan pada rekan di sebelahnya dan berbicara lewat earpiece-nya. Di sini, Sviour berkomunikasi dengan Gard-D, sementara Rievvend berkomunikasi lewat earpiece. Tidak adil, menurutku. Mengingat memakai earpiece jelas lebih praktis. Tapi kami kan Sviour. Sebagai pasukan sok pahlawan yang dibentuk dadakan, harusnya terima-terima saja. Pemerintah daerah sudah membekali senjata dan bahkan Rievvend-yang notabenenya adalah anggota militer-mengajari cara menggunakannya. Sisanya kami harus berusaha sendiri.

Usai satu menit yang menegangkan, pada akhirnya aku diloloskan dalam pemeriksaan. Entah alasan apa yang Gerda gunakan sampai ia bisa berhasil meyakinkan Rievvend untuk meloloskanku. Yang penting Gerda sudah menembus kesalahannya. Kudengar bisikan penuh ancaman yang keluar dari mulut Ann bahwa ia akan mengomeli Gerda sepulang bertugas nanti.

Kami sudah sampai di depan gerbang besar. Dan sebentar lagi gerbang besi itu akan dibuka. Pasukan Rievvend yang berjaga di pintu masuk markas cukup banyak, dan mereka sudah bersiap di sekitar kami dengan senapan dipeluk di dua tangan. Salah seorang memberi aba-aba, lalu menderulah bunyi mesin gerbang ini dan terbuka pelan-pelan.

Aku menarik napas. Anggap saja aku punya banyak nyawa.

The Victorious VICTORYHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin