10. Salah Paham

45 3 0
                                    

"Hampir sepuluh jam berada di luar tembok dan kau hanya mendapatkan sedikit luka di pelipis? Ini tidak adil," ujar Vick. Ia bersandar di tangga ranjang tingkat dan melipat tangannya.

Satu jam berlalu sejak kepulangan Ann dengan kondisi baju penuh bercak darah. Semua orang menyambutnya dengan kekhawatiran, tapi perempuan itu datar-datar saja menanggapinya. Bahkan setelah ia berganti pakaian dan teman-temannya sudah berkumpul di kamar demi menanti sebuah cerita yang akan meluncur dari mulutnya. Ann malah memilih merebahkan diri di ranjang dan bertanya out of topic.

"Ya, Ann. Aku sudah membaik walau jelas lenganku yang patah akan memerlukan waktu pemulihan yang cukup lama," ujar Gerda. Terlihat jengkel. "Dan sekarang, tolong jangan mengalihkan topik pembicaraan. Jawab aku, apa yang terjadi selama kau berpisah dengan rombongan Sviour-Dua-E?"

"Aku bersama Rievvend."

"Kami semua tahu-"

"Kalau begitu berhentilah bertanya."

Nolan berdecak. "Kau yakin mereka tidak memasang alat penyadap di tasmu, kan?"

Ann menoleh hanya untuk memberikan Nolan tatapan sinis. "Kau sudah memeriksa tasku lebih dari lima kali."

"Kalau begitu, ceritakanlah apa yang terjadi sebenarnya pada kami!"

"Mengapa Rievvend membawamu ke arah Timur? Apa yang mereka lakukan di sana?" tanya Vick dengan tenang.

Ann membuang napas. "Tidak ada." Lalu ia membalikkan badan, menghadap tembok kamar.

"Kau menyembunyikan sesuatu."

Itu suara Lucas. Kami semua spontan menatap ke arahnya yang tengah bersandar di kursi dengan membelakangi komputer yang menyala.

Ann, entah mengapa, langsung mengganti posisi tidurnya. Ia merebah dan menatap lurus langit-langit kamar. "Gerda melakukan hal yang sama sepertiku saat ia pulang setelah begitu lama berada di luar tembok. Menurutmu, apa alasannya?"

"Keadaannya tidak sepertimu. Dia terluka parah," jawab Nolan dengan nada ketus.

"Ia masih mampu untuk berbicara."

"Baiklah. Mari buat semuanya terlihat mudah." Vick mengusap wajahnya. "Gerda, ceritakanlah apa yang terjadi padamu saat itu."

Kini giliran Gerda yang terdiam. Semua orang menunggunya tapi ia malah terlihat gelisah dan balik menatap dengan tatapan tak yakin.

"Aku tidak ingin menceritakannya."

Ann menyahut, "Kalau begitu, aku juga."

"Tapi aku punya alasan kuat untuk tidak menceritakannya."

"Aku juga."

Nolan menyisir rambutnya. Kulihat ia seperti sedang menahan geram. "Ada apa dengan kalian?"

Sebelum Gerda hendak bicara lagi, Nolan langsung menyelanya dengan bentakan. "Ada apa dengan kalian?! Kami semua temanmu! Kami berhak tau apa yang terjadi sebenarnya!"

"Nolan, diamlah-"

"Aku merasa seperti ada yang aneh dari semua ini. Dimulai dari pertemuan kita dengan Karen di gudang persenjataan. Bukankah itu tempat yang sangat tidak lazim untuk bertemu seorang warga sipil? Tapi tanpa disangka, Lucas menyuruhku untuk berhenti mencari tahu. Ann pun tidak banyak berkomentar, padahal jelas kalianlah yang biasanya kritis pada hal sekecil apapun.

Kedua, Pak Runkel dengan mudahnya menyetujui Karen yang ingin menjadi anggota Sviour, padahal dari usianya pun jelas sekali ia belum memenuhi persyaratan. Dan satu hal yang tidak pernah kuduga, Pak Runkel bahkan mengutus Avner untuk menjadi pelatihnya.

The Victorious VICTORYWhere stories live. Discover now