08. Permulaan Yang Buruk

43 3 0
                                    

Aku masih punya waktu dua jam lagi sebelum kembali berlatih bersama Avner. Laki-laki itu dipanggil Pak Runkel agar segera ke ruangannya. Avner sepertinya memegang peran penting di sini. Ia sibuk sekali, bahkan tugasnya berkaitan langsung dengan Pak Runkel. Sementara itu, aku diajak Gerda untuk ke laboratoriumnya-tempat di mana aku tertangkap basah oleh Frey dan Nolan. Ia bilang ia ingin memberi sesuatu padaku.

Gerda sudah tahu latar belakangku karena Avner menceritakannya saat kami bertiga makan siang di kantin markas. Dan sialnya, sampai sekarang, ia tak henti-hentinya meledek dengan memanggilku "Gadis-Enam-Belas-Tahun".

"Kau menyebalkan," gerutuku. Aku mengalihkan perhatian sementara dari benda-benda asing di laboratorium ini, hanya untuk melihat reaksinya.

Gerda tertawa, tapi tak menoleh ke arahku. Ia sibuk merakit sesuatu dengan satu tangannya. "Harusnya kau melanjutkan sekolahmu, bukan malah bergabung dengan Sviour."

"Aku bosan belajar. Itu bukan passion-ku."

"Siapa yang bilang kalau belajar itu passion? Menuntut ilmu itu sebuah kewajiban."

"Ya," kataku mengangkat bahu. "Dan kita tidak akan berakhir pada keadaan ini jika tidak karena ilmu."

"Hey," katanya, "kau tidak berpikir bahwa ilmu hanya untuk disalahgunakan, bukan?"

Aku menoleh dan menghembuskan napas lelah. "Tadinya aku berpikir begitu," kataku.

"Kau tahu," ujarnya lagi, "aku akan melakukan apa saja demi kembali ke masa lalu."

Aku menoleh, tertarik dengan pernyataannya. "Apa yang ingin kau ubah?"

"Sikapku," jawabnya sambil tersenyum. "Dulu aku sering menganggap sekolah adalah penjara. Bayangkan saja, waktu liburanku habis begitu saja untuk mengerjakan tugas dari guru-guruku."

"Juga, kita mempelajari hal-hal yang tidak penting di sekolah," tambahku.

Gerda menatapku. "Apa yang menurutmu tidak penting?"

"Hal-hal yang tidak ada pengaruhnya dalam kehidupanku. Seperti Matematika-"

"Bukan tidak ada, kau hanya belum tahu bagaimana cara menjadikannya berpengaruh dalam kehidupanmu." Lalu ia menghampiriku, menyodorkan sebuah jam tangan hitam yang sama seperti yang dimiliki Lucas atau Frey atau Avner atau Gerda sendiri. "Ini adalah hasil dari ilmu pengetahuan yang dulu sempat kupelajari."

Aku menerima jam tangan itu sambil tersenyum. "Ini keren," pujiku dengan tulus. "Terima kasih ... tapi, bagaimana cara menggunakannya?"

Kemudian Gerda menunjukkanku tombol-tombol kecil dan dalam keadaan apa aku harus menggunakannya. Sebenarnya mudah saja, karena hanya ada tujuh tombol kecil yang terletak di sisi jam tangan; tiga di samping kiri dan empat di kanan. Namun yang kuhawatirkan dapat membuatku keliru adalah warna dan ukurannya yang serupa. Sedangkan di bawah angka yang menunjukkan waktu hari ini, berbaris nomor yang berurut dari kecil sampai ke besar. Kata Gerda, ini berfungsi untuk menghubungkan kita ke saluran yang dituju. Pada Gard-D lain, misalnya.

"Kode akses punyaku adalah 001. Kau hanya perlu menekan nomor itu dan kau akan langsung terhubung denganku."

"Lalu, bagaimana jika aku ingin menghubungi orang selainmu?"

"Kode akses Avner adalah 003, Vick: 011, Lucas: 024, Ann: 025, sementara Nolan sendiri mempunyai kode akses 544."

001, 003, 011, 024, 025, 544. Aku mengingatnya. "Kenapa punya Nolan angkanya besar sekali?"

"Nolan sendiri yang mengubahnya. Dia memang iseng. Alhasil, selama dua hari aku tidak bisa melacak keberadaannya. Kode aksesnya belum terdaftar di komputerku."

The Victorious VICTORYWhere stories live. Discover now