13. Persiapan (Bagian 2)

42 2 0
                                    

Ada kabar mengejutkan begitu petang tiba dan Lucas menghampiri kami di lapangan belakang markas. Saat itu, kami sedang duduk-duduk di atas rumput untuk beristirahat sebentar setelah berjam-jam menforsir tenaga untuk berlatih. Tadi, di pertemuan kami saat makan siang, Lucas baru bisa mengabarkan bahwa ia sudah bicara dengan Fitzer dan setelahnya langsung disibukkan oleh Frey di ruangan CCTV.

Kini kami duduk menghadapnya. Bersiap menyimak apa saja yang akan ia bicarakan.

"Ada rapat mendadak yang diadakan Rievvend siang tadi," ia memulai cerita sembari memastikan suaranya tidak terdengar terlalu keras. "Aku berhasil mengalihkan perhatian Avner saat Frey mencoba menempelkan alat penyadap di kerah belakang kemejanya."

"Apa saja yang mereka bicarakan?" tanya Nolan tak sabar.

"Memastikan markas dijaga ketat. Beberapa anggota Rievvend yang pulang setelah keluar markas mengatakan bahwa sudah banyak Flopperrn yang sampai di kota ini."

"Kau masih ingat bagaimana keadaan di markas kota I seperti yang diceritakan Ann?" tanya Gerda tiba-tiba. Membelokkan topik pembicaraan.

"Ka-"

Gerda menyela ucapanku. "Ya. Kacau dan orang-orang kelaparan. Beberapa dari penduduk bahkan sudah memutuskan untuk pergi dari markas dan tidak pernah kembali. Menurutmu, apa yang terjadi dengan mereka?"

Ann menyahut. "Tidak ada yang selamat. Sepanjang jalan menuju markas kota I, aku menemukan mayat dimana-mana. Kalaupun mereka masih hidup, dimana tempat yang aman untuk mereka tinggal?"

Quinn melipat lutut. Suaranya terdengar gemetaran. "Aku tidak sanggup membayangkan kesulitan seperti apa yang mereka rasakan ...."

"Kau pergi ke arah Utara saat itu," ujar Nolan. "Kenapa mereka memutuskan untuk kembali sebelum mereka sampai ke tempat yang mereka tuju?"

"Memangnya kau tahu dimana tempat yang mereka tuju?" sinis Gerda.

"Kemana lagi kalau bukan ke markas kota C? Hanya ada satu kota di Utara."

"Kota C memang satu-satunya kota yang berada di Utara. Tapi bukan berarti di sana hanya ada markas militer." Vick meluruskan. "Bisa jadi ada tempat rahasia yang kemungkinan menjadi tujuan Rievvend ke sana."

"Kita tidak tahu kemana tujuan mereka pergi." Ann mencebik. "Kan sudah kubilang, aku tidak mendapatkan bocoran informasi sedikitpun dan hanya diperintah untuk tetap berada di dekat mereka."

Aku menghela napas panjang. Kupikir semua orang harus memberi para Rievvend penghargaan atas keberhasilan mereka dalam berkomunikasi. Ann yang cerdik saja tidak bisa menangkap inti pembicaraan lain selain suruhan untuk tetap waspada. Mereka seperti telah menyusun rencana yang sangat matang untuk menyelesaikan misi rahasia mereka. Ann sampai kesal sendiri begitu menceritakannya pada kami.

"Mereka bahkan tidak berdebat tentang jalur mana yang akan mereka lewati saat itu. Padahal jelas-jelas aku tahu mereka kebingungan," protesnya malam itu. "Setidak-tidaknya, katakanlah sesuatu tentang keadaan buruk di kota I dan segala macam hal-hal mengerikan yang mereka temui di sana."

Aku sampai harus menyimpan asumsiku sendirian karena ragu pada respon yang akan mereka keluarkan. Lagipula, banyak yang belum kutahu tentang Rievvend. Tapi aku menyimpulkan, kalau sampai mereka bersikap seperti itu, bisa jadi itu karena mereka pernah ke sana atau mereka pernah berhadapan dengan yang lebih buruk dari itu. Bagaimanapun, gambaran mengerikan bagi Ann dan mereka pasti berbeda. Dan jelas mereka melakukan semua itu demi kerahasiaan misi. Kurasa, aku juga akan melakukan hal yang sama kalau aku berada di posisi mereka.

"Kau mengerti, kan, maksudku?" tanya Gerda. Lalu menjawab pertanyaannya sendiri. "Kalau Flopperrn mengepung kota V, keselamatan orang-orang di sini juga akan terancam seperti penduduk di kota I. Sekarang saja, persediaan makanan kita sudah menipis. Bagaimana kita bisa menjamin semua orang akan baik-baik saja?"

The Victorious VICTORYWo Geschichten leben. Entdecke jetzt