Bab 9 : Perasaan (2)

114 62 46
                                    

Diam-diam tertarik, diam-diam dia milik orang lain
♡♡♡♡♡♡♡♡♡

"Dia tahu nama asli lo?" tanya Dhafin sambil menarik Izyla menuju ruang kelas.

"Ah iya gue lupa ngasih tau nama asli gue." Sambil mencoba melepas genggaman Dhafin.

"Jangan coba-coba ngasih tahu nama asli lo ke cowok tadi!"

"Emang kenapa? Dulu ketika kita kira dia hanya cowok asing gue nurut. Tapi, sekarang dia bukan cowok asing lagi."

Dibentak, dinasihati oleh Dhafin yang berkabut emosi membuat Izyla ketakutan hingga tak kuat air mata pun lolos mengalir di pipinya. Sadar sahabat kecilnya menangis, Dhafin pun memeluk Izyla dengan penuh kasih sayang. Gadis itu yang semula menutup mata seketika terbelalak dan memberontak dalam pelukan itu. Terlepaslah pelukan itu dia pun mencoba kabur menjauhi Dhafin. Berlari dari lorong ke lorong hingga dia mendengar suara teriakan di daerah kamar mandi.

"Pergi lo pergi! Ada orang mesum! Tolong!" teriak Izyla dengan kencang sambil memukul kepala pemuda itu dengan sapu yang dia dapat di sepanjang jalan tadi.

"Auw auw auw... ampun mak. Gue kagak salah apa-apa," kata pemuda itu sambil melindungi kepalanya. Hingga datanglah seorang ketua geng untuk menghentikan serangan Izyla. Dipeganglah tangan yang membawa sapu itu. Gerakan penyerangan berhenti ketika mata mereka bertemu dan cukup intens.

"Thanks Ken," ucap pemuda itu yang tak lain adalah Rizwan.

"Eh kakak, bentar kak aku harus ngelaporin dia dulu," kata Izyla sambil berusaha menarik Rizwan

"Emang gue salah apaan woi," protes Rizwan sambil menepis tangan Izyla.

"Lo berniat mau mesum kan? Sampai cewek-cewek pada teriak-teriak."

"Enak aja lo kate, gue cuman jalan doang terus mereka teriak sendiri." Sambil memasang kacamata hitamnya yang berada di dalam saku. Belum percaya Izylapun menoleh ke para gadis-gadis di ambang pintu toilet yang dibalas anggukan akan kebenaran yang dikatakan Rizwan.

"Kalau seperti itu, maaf ya kak." Sambil menjabat tangan Rizwan.

Dipegangnya tangan Rizwan oleh Izyla terlintas sebuah pikiran aneh dimana gadis itu sengaja memberi sebuah kode untuknya. Diciumlah punggung tangan itu layaknya seorang putri kerajaan dengan waktu yang cukup lama. Mendapat perlakuan seperti itu secara spontan Izyla melepas dan menampar pipi Rizwan.

"Apaan lagi sih lo? Sakit woi!" protes Rizwan yang tidak tahu salahnya dimana.

"Lha kakak main cium tanganku," gerutu Izyla.

"Kan emang gitu yang lo minta kan."

"Gue cuman minta maaf gak minta dicium," tegas Izyla.

"Dan itu sebagai jawaban kalau gue udah maafin." Dan berlalu pergi meninggalkan Izyla dan Kenta disana. Merasa hari ini begitu menyebalkan Izylapun berjalan melewati Kenta. Kenta yang merasa terabaikan menarik Izyla untuk mendekat.

"Habis nangis ya?" tanya Kenta tepat di depan wajah Izyla yang seketika membuat jantung Izyla berdenyut kencang. Jaraknya begitu dekat hingga membuat Izyla tak berani bernapas.

"Ngapain gak bernapas? Mau pamer kalau sakti gitu?" tanya Kenta yang begitu peka sambil mengarahkan jarinya di depan hidung kecil milik Izyla.

"Aku pergi dulu kak," kata Izyla mencoba menghidari tatapan Kenta.

"Enak aja, masuk gih." perintah Kenta sambil mendorong Izyla memasuki toilet cewek.

"Ada yang bawa baju ganti gak?" tanya Kenta kepada para gadis disana.

"Aku kak, tapi baju bebas."

"No problem, gue beli ya." Sambil mengambi uang 1 juta dalam dompet di saku celana belakangnya.

"Nih pakai, cepet!" perintah Kenta sambil melempar baju itu ke Izyla.

"Gak mau!"

"Ini hukuman lo"

"Hukuman apaan?"

"Hukuman karena lo blokir nomer gue."

"Hah? Kapan?" tanya Izyla sambil memikirkan sesuatu

"Dulu saat gue nyuruh save malah lo blokir."

"Oh itu, bukan aku kak. Itu abangku yang blokir."

"Whatever, yang penting cepet ganti baju sono. Sama satu lagi, mendingan rambutnya lo gerai aja dari pada diikat culun gini." Sambil mencoba meraih karet gelang yang melingkar di rambuat Izyla. Belum sempat menyentuh, seketika tangan Kenta sudah digenggam kuat oleh Dhafin yang sudah berada di depan Izyla, seolah melindungi gadis kecil itu.

"Ngapain disini?" tanya Dhafin sambil melirik Izyla di belakangnya.

"Tersesat," jawab asal Izyla karena masih baper akan bentakan Dhafin tadi. Mendengar balasan seperti itu membuat Dhafin mendorong Kenta dan berbalik melihat adiknya itu.

"Maafin abang ya dek. Abang gak bakal ngulang lagi deh." Bujuk Dhafin sambil menjewer telingannya sendiri. Masih memalingkan wajah dari Dhafin apalah daya Dhafin mengeluarkan cara terampuh sejagat raya.

"Maafin ya," ulang Dhafin sambil mengarahkan sebatang coklat di depan wajah Izyla. Tanpa hitungan detik Izylapun meraih dan bergelantungan di lengan Dhafin.

"Gitu dong. Kan jadi cantik," puji Dhafin ketika sudah melihat Izyla tersenyum mendapat coklat pemberiannya.

"Jangan coba-coba lo megang adik gue!" ancam Dhafin kepada Kenta yang masih terjatuh di lantai.

"Dan kamu Izyla, jangan deket-deket dia," ucap Dhafin mengingatkan gadis itu.

"Tapi dia baik kok, dulu pernah nolongin Zyla saat terlambat sekolah," jelas Izyla tanpa memandang Dhafin karena terlalu fokus melihat coklat kesukaannya.

"Abang bilangin, jadi orang jangan begitu polos. Kamunya baik. Tapi, bisa aja dianya jahat." Mendengar sindiran itu untuk Kenta, pemuda itu hanya dapat tersenyum sinis melihat sepasang kakak beradik itu berlalu meninggalkannya.

Diantara BintangTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon