CHAPTER 13 - Bersama

973 137 20
                                    

"Kamu tau kita harus pergi dengan apa?"

GUINEVERE bertanya sembari menoleh untuk menatap Ellen. Mereka berada di sebuah pasar dekat pelabuhan. Kedua tangan mereka saling tertaut erat satu sama lain.

Iris mata Ellen memperhatikan deretan kuda yang berada di dekat tumpukan karung berisi pasir. Pria berambut hitam legam itu menatap Guinevere dengan sorot hangat.

"Kita naik kuda saja." ia mengajak.

Awalnya Guinevere sempat kaget. Namun, dia tidak bisa memerotes karena Ellen sudah menarik tangannya terlebih dahulu. Lebih baik Guinevere diam saja deh.

Ellen mendekati pria dengan sambrero. Pasti pria tersebut pemilik kuda-kuda yang sibuk memakan rumput ini.

"Permisi,"

Saat si pemilik menoleh dan melihat penampilan Ellen dari atas sampai bawah, beliau pun tersenyum miring nan berarti.

"Kami ingin meminjam kudamu," Ellen berkata. "Sekitar sehari atau dua hari mungkin...." ia menduga-duga.

Pria asing tersebut memainkan dagu. "Tiga puluh gulden belanda." ia langsung memberitahu harganya kepada Ellen secara asal.

Kening Ellen mengerut heran, dia refleks berkacak pinggang sambil melotot tajam.

"Kau gila? Turunkan harganya jadi lima belas gulden dan aku akan mengambil kudanya sekarang." tawar Ellen.

Pria tersebut mencibir. "Bukankah kau seorang jenderal?! Bagaimana bisa masih tawar-menawar soal harga kuda?"

"Aku hanya kaki-tangan seorang jenderal besar. Sungguh licik sekali caramu untuk memerasku seperti itu!" ketus Ellen makin tajam.

"Atau kau mau dieksekusi olehku? Sepertinya kamu tidak sadar dengan posisimu saat ini, hm?"

Melihat ekspresi panik yang pedagang itu tunjukkan membuat Guinevere diam-diam tertawa meledek. Dia memutar bola matanya malas.

Dasar orang bodoh!  Batin Guinevere dalam hati.

Kemudian Ellen mengeluarkan lima belas gulden belanda dan memberikannya kepada pria tersebut. Ellen menunggangi salah satu kuda besar yang ia dekati lalu mengulurkan tangannya ke arah Guinevere.

Melihat Ellen sedang menaiki kuda sangatlah berkarisma, Guinevere sampai terpana dibuatnya...

"Ayo cepat naik!"

Seruan itu membuat Guinevere tersadar. Dia menerima uluran tangan milik Ellen lalu naik ke atas kuda. Guinevere menelan ludah saat duduk di depan Ellen.

Astaga, kenapa Guinevere tidak duduk di belakang saja sih?

"H-hei!! Aku harus pegangan ke mana?!" Guinevere panik bukan main. Gadis itu agak sedikit oleng karena tidak pernah menunggangi kuda seumur hidupnya.

Ellen mendekat lalu memegang tali dengan lebih dekat, kedua tangannya seperti membuat pagar agar Guinevere merasa lebih aman.

Ini sebagai antisipasi agar Ellen bisa menahan Guinevere jika gadis itu kehilangan keseimbangan.

"Jangan khawatir, aku berjanji akan menahanmu kok."

Mendengarnya saja membuat Guinevere mendongak. Dia menahan nafas saat melihat ekspresi serius yang Ellen tunjukkan.

[2] Guinevere : "Perjalanan Waktu"✔Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin