CHAPTER 7 - Ketakutan

1.3K 153 8
                                    

"Aku suka kamu."

SESAAT, Ellen agak sedikit kaget saat mendengarnya. Dia menoleh untuk menatap Guinevere yang sedang tersenyum manis di sebelahnya.

Melihat raut wajah Ellen membuat Guinevere terkekeh, dia berpikir pasti Ellen akan salting bukan main. Senang mengerjai pria itu.

Karena jawabannya sudah jelas bahwa Guinevere itu cantik ... mana mungkin ada pria yang mau menolaknya. Bahkan satupun tidak ada.

Tapi—

"Sepertinya kamu jadi gila karena insiden tadi." cibir Ellen seraya berbalik, dia hendak pergi dari sana.

Guinevere melotot kaget, ia langsung berlari mengejar Ellen yang sudah pergi duluan. Gadis berambut panjang itu menghadang jalan Ellen.

Apa-apaan! Kenapa Ellen tidak terpikat?

"Hei, aku suka kamu loh!" seru Guinevere kesal. "Bagaimana bisa kamu tidak luluh? Bukankah aku sangat cantik?"

Ellen tidak menyahut sama-sekali. Dia mengabaikan Guinevere lalu berjalan melewatinya, raut wajah Ellen masih ditekuk seperti biasanya.

Menyebalkan sekali!

"Apakah ini caramu memperlakukan aku?"

"Hoi! Aku ini tunanganmu, kenapa kamu dingin sekali?"

"Jawab aku! Cepat ih!!"

"ELLEN KENAPA KAMU MALAH PERGI?!!"

Teriakan Guinevere yang cukup keras itu membuat beberapa orang memperhatikannya. Tak terkecuali seorang prajurit dari Belanda di dekat toko beras yang menatapnya dengan sorot dingin.

Merasa diperhatikan, Guinevere menoleh dan seketika menelan ludah. Dia jadi takut karena prajurit itu membawa senapan.

Oh sial, jangan bilang ia akan dibunuh sebab berteriak seperti orang sinting?

Guinevere menundukkan kepalanya. Dia tidak berani untuk melihat siapapun lagi sekarang, bisa dibilang Guinevere sedang komat-kamit agar ia tetap selamat.

Jangan sampai prajurit dari Belanda itu mendekatinya!

Bisa-bisa dia akan ma—

Srak!

Guinevere mendongak saat merasa ada yang memasangkan sesuatu di pundaknya. Sosok Ellen berdiri di hadapan Guinevere dan memakaikan jubah besar berwarna hitam gelap.

Pria bertubuh tinggi tegap itu juga menutupi kepala Guinevere. Ellen menghela nafas, "jangan berteriak keras lagi. Kamu tau apa yang akan terjadi, bukan?"

Kedua mata Guinevere memanas, dia mengangguk singkat lalu mendekat untuk memeluk Ellen dengan erat. Dia benar-benar panik tadi.

Astaga, bisa-bisa Guinevere mati karena serangan jantung.

"Aku takut," gumam Guinevere dengan tangan bergetar. "Ja-jangan pergi ya." pintanya dengan suara serak.

Ellen hanya bisa mengangguk lalu mengelus puncak kepala Guinevere. Dia beralih untuk menggenggam telapak tangan gadis itu dan bergegas pergi dari sana.

[2] Guinevere : "Perjalanan Waktu"✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang