CHAPTER 6 - Disaster

1.3K 167 8
                                    

"Kamu baik-baik saja?"

GUINEVERE mengatur nafasnya yang berantakan. Dia mengacak-acak rambutnya frustasi karena masih shock, Guinevere tidak menyangka jika ia berhasil menghadapi maut.

Sebelum Ellen menariknya untuk lompat dari kapal, Guinevere bisa melihat sorot mata pria itu yang sangat serius. Bahkan Ellen sigap memeluk tubuhnya agar tetap aman ketika mereka jatuh ke laut.

Saat berenang saja, Guinevere berusaha mati-matian melawan ketakutannya. Apalagi suara meriam dari kapal milik Inggris benar-benar menambah kepanikannya loh.

Sial, Guinevere tidak tau bagaimana nasibnya jika Ellen tidak ada.

Akhirnya perjuangan mereka berbuah hasil. Guinevere dan Ellen sedang istirahat sebentar di dekat jembatan, keduanya basah kuyup.

"Aku tidak baik," seru Guinevere dengan sewot. "Bisa-bisanya kita hampir mati di kapal jelek seperti itu? Apakah tidak ada yang bisa mendeteksi kedatangan orang gila tadi?!"

Kening Ellen mengerut, "ka-kamu bicara apa? Deksi apa?" Ellen kebingungan.

Guinevere menjambat rambutnya lalu memukul-mukul pasir untuk melampiaskan amarahnya. Guinevere benar-benar muak.

Brengsek! Lupakan soal kabur dari rumah. Meskipun kedua orang tuanya menyebalkan, memang lebih baik dia tetap tinggal di sana.

Semuanya aman tanpa ada kejadian mengerikan seperti ini.

Hindia-Belanda? Perang? Belanda menjajah Indonesia? Lucu sekali...

Masa-masa itu seharusnya sudah lewat, Guinevere tinggal di Indonesia pada tahun 2010. Kenapa tiba-tiba malah berpindah seperti ini?

Kalaupun dia time travel, harusnya Guinevere bisa kembali kan?

"Gue harus balik ke Jakarta," Guinevere memutuskan untuk bangkit berdiri. "Jarak dari sini ke Batavia berapa lama?"

Alis Ellen terangkat sebelah, "kamu mau pergi? Di situasi seperti ini?" tanya Ellen dengan nada meremehkan.

Hening. Guinevere baru sadar soal itu. Dia lupa kalau masalah penyerangan kapal Inggris tadi belum selesai, tak mungkin Guinevere pergi secara terang-terangan.

Karena mereka pasti akan datang ke tempat ini dulu, Guinevere yakin 1000% tebakannya sangat akurat.

Ya sudahlah.

"Aku tidak tau harus apa, uang saja tidak punya," gumam Guinevere. "Apa aku akan mati seperti ini? Tempat ini sangat asing!!"

Cibiran Ellen terdengar. "Kau tidak akan mati, bodoh." ia mengetus.

"Kenapa seyakin itu? Memang kamu satu rute denganku? Kalau kamu ke Batavia juga maka aku akan lebih santai. Tapi kamu kan—"

Ellen memotong. "Aku tidak bisa, tujuan aku memang ke Salatiga dan aku sudah sampai...."

Guinevere mengulum bibir, dia jadi cemas bukan main. Kalau Ellen pergi maka Guinevere akan sendirian di sini. Bagaimana pun juga Guinevere harus ke Batavia.

Namun, tanpa seorang yang menemani rasanya agak menakutkan.

"Aku harus menemui temanku, sampai jumpa." pamit Ellen dengan santainya, dia langsung berbalik pergi meninggalkan Guinevere.

[2] Guinevere : "Perjalanan Waktu"✔Where stories live. Discover now