Tiga

40.1K 4.4K 112
                                    

Diam-diam Febe merasa iba pada tamunya. Pasti sangat mengejutkan bagi mereka mendengar berita ini. Namun, jika Kennan mengenal calon istrinya dengan baik, seharusnya pria itu tidak terlalu kaget. Minggat, kabur, atau sinonimnya adalah nama tengah Irina.

Tiap kali menghadapi masalah atau bertengkar serius dengan Rosita maupun Febe, Irina memilih jalan keluar yang sama. Kabur dari rumah. Hal itu sudah terjadi sejak Irina tahu siapa Febe, tepatnya saat SMA. Akan tetapi, dulu dia selalu pulang ke rumah. Makin lama, frekuensi menghilangnya justru bertambah. Setelah menjadi mahasiswi, Irina mulai berani tidak pulang selama berhari-hari. Rekor terlamanya adalah seminggu. Itu terjadi dua tahun lalu, setelah Irina dan Rosita adu mulut. Entah apa penyebabnya, Febe lupa.

Hari ini, karena ulah Irina, Febe sudah menghabiskan waktu berjam-jam untuk mencari adiknya. Dia mendatangi hotel tempat sang adik bekerja dan menemukan berita yang tak terlalu mengejutkan. Irina sudah mengundurkan diri, berlaku efektif sejak kemarin. Kadang, Febe kagum pada adiknya. Jika sudah membuat masalah, Irina biasanya tidak tanggung-tanggung.

Setelah membahas tentang keputusan Irina yang mengejutkan tanpa jalan keluar berarti, mendadak Hisham mengalihkan perhatian pada Febe. Mereka berdua memang duduk berhadapan. Kennan menempati sofa tunggal di sebelah kiri ayahnya. Sementara Lydia dan Rosita menduduki sofa yang ada di sebelah kanan Febe.

Awalnya, hanya ada obrolan ringan yang dianggap Febe untuk meredakan ketegangan yang sedang meninggi di ruang tamu. Lydia yang baru ditemui Febe dua kali, begitu berapi-api membahas efek buruk dari langkah yang diambil Irina. Kennan dan Hisham sampai menenangkan perempuan itu beberapa kali. Mungkin merasa sungkan dengan Rosita yang tak banyak bicara dan jelas-jelas tampak bersalah.

"Saya kayaknya baru dua kali ketemu kamu. Pas lamaran dan hari ini." Hisham menatap Febe dengan senyum ramah yang terlihat lelah. Lydia dan Rosita masih membicarakan tentang Irina. Ibunya kembali mengulangi semua upaya yang dilakukan Febe seharian ini untuk menemukan adiknya tapi gagal. Sementara Kennan tampak terduduk tanpa semangat sembari memainkan ponselnya.

"Iya, Om," respons Febe pendek. Dia tak tahu harus menjawab apa. Keluarga Kennan memang baru dua kali datang ke rumahnya. Wajar jika mereka hanya bertemu dalam kesempatan itu, bukan? Karena tidak mungkin Febe mengekori Irina saat adiknya mengunjungi rumah Kennan.

"Kamu tinggal di sini juga, Fe? Udah nikah? Punya anak berapa?"

Pertanyaan beruntun itu dijawab Febe tanpa pikir panjang. "Iya, saya tinggal di sini, Om. Sambil jagain Ibu, karena belakangan kesehatannya kurang oke. Dan saya belum nikah."

Hisham memandangnya lekat-lekat. "Kenapa belum nikah? Ada alasan khusus?"

Keingintahuan pria itu membuat Febe tak nyaman. Namun dia berusaha memberi pemakluman. Mungkin Hisham membutuhkan obrolan dengan tema yang berbeda sebagai pengalihan. Karena keluarga mereka sedang menghadapi masalah serius. Terutama untuk pihak Kennan yang sudah dipermalukan Irina tanpa pikir panjang. Irina yang mungkin mengira meninggalkan calon suami menjelang resepsi seperti kisah-kisah di film dan novel adalah sesuatu yang romantis.

"Memang belum ada niat ke sana, Om. Lagian, saya juga belum ketemu orang yang tepat. Masih pengin fokus ngurusin Ibu dan kerjaan."

"Kamu kerja di mana, Fe?"

Topik ini jauh lebih menarik minat Febe dibanding pembahasan tentang pernikahan. Maka, perempuan itu pun mulai berbagi tentang pekerjaannya. "Saya punya studio kecil, Om. Letaknya di sebelah rumah. Studio senam. Saya jadi instruktur khusus untuk calon pengantin. Biasanya mereka mendaftar untuk satu kelas yang durasinya tiga bulan. Saya juga bikin video-video olahraga yang tayang di Youtube."

Ketertarikan Hisham terlihat jelas. "Kenapa nggak buka studio senam kayak yang lain? Kenapa lebih tertarik ngurusin calon pengantin?"

Febe tersenyum. "Dulu sih pernah, Om. Tapi karena banyak yang ikutan, saya malah jadinya terlalu sibuk. Waktu untuk Ibu jadi berkurang. Trus, nggak punya waktu juga bikin-bikin video. Akhirnya saya berusaha nyari jalan keluar yang kira-kira bisa ngeberesin masalah itu. Sempat bingung juga awalnya. Sampai kemudian kepikiran untuk bikin kelas khusus untuk calon pengantin cewek."

Despacito [Terbit 28 Oktober 2020]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang