Kira tidak bisa menampik debaran jantungnya setiap berada di dekat Anthony. Pria itu dengan egoisnya, sukses mendapatkan perhatian Kira. Ia ingin menolak tapi tidak ingin Anthony pergi darinya. Anthony perlahan membuat Kira membuka diri.

          Memang sikapnya ini tidaklah etis bagi seseorang yang baru saja membatalkan pertunangan. Namun bagaimana lagi, hatinya menghangat ketika Anthony terus-menerus menggodanya, mencoba menarik perhatiannya, dan akhirnya Kira menyerah. Kira resmi menjadi kekasih pria itu. Pria satu malam, yang ditemuinya tanpa sengaja.

          Kira mematut dirinya sekali lagi di cermin, memastikan penampilannya layak dan rapi. Setelah itu, ia segera turun ke bawah untuk menemui Anthony. Tak lupa juga ia membawa hadiah untuk Tania.

          "Kau lebih cantik memakainya dari yang aku pikirkan." Puji Anthony begitu melihat Kira menuruni tangga.

          Kira tersipu malu. "Gaunnya membuatku cantik."

          "Tidak. Kau memang cantik. Gaun itu hanya pelengkap saja." Anthony mendekati Kira, membawa tubuh Kira pada tubuhnya lalu mengecup bibir Kira dengan lembut. "Sudah siap?"

          "Siap."

          Anthony menggandeng tangan Kira saat keluar rumahnya dan berjalan menuju mobil Anthony. Anthony mulai menjalankan mobilnya meninggalkan rumah Kira menuju pesta ulang tahun pernikahan Tania dan Romeo. Sepanjang perjalanan, Kira dibuat tersanjung oleh Anthony yang tidak henti-hentinya memuji kecantikan Kira. Sepanjang perjalanan itu pula pipi Kira terus terasa panas dan bibirnya tidak berhenti tersenyum mendengarkan Anthony yang terus memujinya.

          Mobil yang mereka tumpangi akhirnya sampai di tempat tujuan. Langit sore semakin gelap dan butik Tania yang menjadi tempat pesta itu mulai dipadati para tamu undangan. Kira merasa sebagai putri. Anthony dengan setia menggandeng lengan Kira, membiarkan lengan Kira melingkarinya. Kira semakin erat menggandeng lengan Anthony saat dirasakan beberapa pasang mata memperhatikannya dan Anthony. Kira menjadi gugup.

          Mereka masuk ke dalam dan ketika itu Romeo dengan wajah bersinarnya menyambut mereka. "Terima kasih sudah datang." Bergantian Romeo menyalami Anthony dan Kira. "Bagaimana kalian datang bersama dan... saling bergandengan? Aku tidak tahu kalian saling mengenal. Begitu dekat." Romeo menatap lengan Kira yang melingkari lengan Anthony.

          Kira bergerak gugup. "Aku tidak tahu bagaimana menjelaskannya." Jawab Kira pelan dan menghindari mata Romeo.

          Anthony tertawa. "Tidak perlu dijelaskan. Kau melihat kami seperti ini. Kau bisa menduga bagaimana hubungan kami." Jawab Anthony dan Kira langsung menatapnya dengan tajam.

          Romeo tertawa pelan dan mengangguk paham. "Aku tidak akan berkomentar." Romeo mengerling pada Kira dan Kira melotot membalasnya. Romeo lalu menggiring Anthony dan Kira menuju tengah ruangan, menunggu kedatangan Tania. "Tania sudah di jalan. Sebentar lagi dia sampai." Kemudian Romeo melesat meninggalkan Kira dan Anthony, mengurus hal lain.

          "Kenapa kau berkata seperti itu? Aku malu." Bisik Kira, begitu Romeo pergi.

          Anthony terkekeh pelan. "Tidak apa." Kemudian tanpa diduga Anthony mencium pipi Kira dengan cepat membuat Kira memekik marah. Sementara Anthony hanya tertawa pelan. Kira merasa kesal akan tingkah Anthony.

          "Aku akan menyapa ibuku. Kau mau ikut?" tawar Anthony.

          Kira menggeleng pelan. "Tidak. Kau pergi saja."

          Anthony menggangguk dan pergi sendiri untuk menyapa ibunya yang berada di sisi ruangan. Kira memperhatikan Anthony yang sedang menyapa seorang wanita tua yang begitu cantik. Ibunya terlihat sangat muda dan Kira bisa melihat Anthony sedikit dari wajah ibunya. Kira tanpa sadar tersenyum melihat interaksi antara Anthony dan ibunya.

Fall BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang