25th

2.3K 144 19
                                    

          Kira menatap jam di tangannya dengan cemas. Ia langsung berlari masuk ke gedung apartemen begitu taksi yang ditumpanginya sampai. Anthony pasti sudah menunggunya selama dua jam.

          Kira berjanji akan pulang cepat dan akan malam bersama. Namun ternyata, ada beberapa kendala selama di studio hingga membuatnya pulang lebih lama dari yang dijadwalkan. Ditambah, taksi yang ditumpanginya tadi terjebak macet karena ada insiden kecelakaan. Ponselnya pun mati sejak keluar dari studio sehingga ia tidak bisa mengabari Anthony.

          "Anthony!" teriak Kira begitu ia masuk ke dalam. Keningnya berkerut heran melihat seluruh ruangan apartemen Anthony yang gelap. "Anthony!" panggil Kira lagi seraya berjalan menuju dapur.

          Makan malam yang dibuat Anthony untuk disantap bersama sudah tersaji di atas meja makan. Kira yang melihat hidangan tersebut merasa bersalah. Anthony pasti marah padanya. Kira sudah berjanji padanya dan ia juga yang mengingkarinya.

          "Anthony!" teriak Kira memanggil Anthony namun tidak ada satu pun sahutan dari Anthony. "Anthony!" Kira kemudian pergi ke kamar untuk mencari Anthony dan menemukan ruangan itu kosong. "Anthony! Di mana kau?!"

          Kira menghela napas panjang. Tangannya bergerak menyugar rambutnya dengan perasaan cemas. Ia tidak bisa menemukan Anthony di mana pun. Ia takut sesuatu terjadi pada Anthony atau bahkan ia takut Anthony akan pergi lagi darinya. Itu tidak boleh terjadi.

          Kira berbalik untuk keluar dan berniat mencari Anthony di luar apartemen, sampai semudian, sepasang lengan besar memeluk tubuh Kira dari belakang. Anthony memeluknya dengan erat. "Kau terlambat." Bisik Anthony diikuti kecupan ringan di leher Kira.

          Kira mendesah lega saat akhirnya mendengar suara Anthony. Anthony tiba-tiba muncul entah dari mana dan memeluknya. "Aku mencarimu. Aku pikir kau pergi." Tubuh Kira mulai meremang saat Anthony terus memberinya ciuman lembut di sekeliling leher Kira. "Aku takut kau pergi meninggalkanku." Ucap Kira sembari menahan desahannya karena ulah Anthony.

          "Aku tidak akan pergi ke mana-mana." Bibir Anthony terus mengecup leher Kira. Sesekali bibirnya melumat lembut leher jenjang Kira. "Kau membuatku menunggu selama dua jam. Aku sekarat, kau tahu." Lalu Anthony meniup kuping Kira, memberikan sensasi panas pada tubuh Kira.

          "Aku .. minta maaf." Kira mulai tersendat. Bibir tebal Anthony terus memberinya kenikmatan pada lehernya. "P-ponselku mati dan.. aku terjebak macet." Kira menjelaskan dengan susah payah dan napasnya pun mulai memburu.

          Anthony semakin liar menjamah leher Kira. "Aku khawatir terjadi sesuatu padamu." Ucap Anthony dan menggigit kuping Kira.

          "Ahh!" desah Kira tersentak saat bibir Anthony menarik kupingnya. "Maaf sudah membuatmu menunggu." Kira mulai memejamkan matanya saat Anthony mencium dan melumat lehernya semakin ganas.

          Lalu, Anthony membalikkan tubuh Kira setelah itu bibirnya segera menyambar bibir Kira. Bibirnya melumat bibir Kira tak sabar dan semakin menuntut. Tangannya memeluk pinggang Kira dengan erat dan mendorongnya untuk lebih rapat lagi dengan tubuhnya.

           Entah bagaimana, Kira sudah mengalungkan tangannya ke leher Anthony dan menekan tengkuk Anthony agar memperdalam ciumannya. Suara erangan nikmat keluar dari tenggorokan Kira dan tertahan di mulutnya. Saat itulah, kedua tangan Anthony semakin nakal memainkan bagian tubuh Kira, membuatnya makin mendesah kencang.

           Kemudian Anthony membawa Kira masuk ke dalam kamar dan segera menindihnya di atas kasur. Setiap helai kain yang dipakai di tubuh Kira sudah terlepas sampai tubuhnya telanjang. Anthony juga melakukan hal yang sama pada pakaiannya dan membuat mereka berdua telanjang bersama.

Fall BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang