20th

2.5K 170 12
                                    

          "Hai, Kira."

          Kira mengerjap-ngerjapkan matanya, terkejut dengan siapa yang dilihatnya. Lalu ia beralih memandang ke arah ayahnya, meminta penjelasan.

          Fred berdiri menghampiri Kira. "Kalian butuh bicara." Fred menepuk pundak putrinya pelan sebelum pergi ke arah dapur, meninggalkannya dan Jordan sendirian.

          "Hai. Maafkan kedatanganku yang tiba-tiba." Ucap Jordan mengawali setelah Fred pergi.

          "Ya." Kira menghela napas panjang, tiba-tiba ia merasa sesak.

          Jordan yang melihat itu merasa khawatir. "Kau oke? Aku.. tidak membuatmu.. panik atau apa pun, kan?"

          "Tidak. Aku hanya... aku hanya masih tidak menduga melihatmu di rumahku." Kira menatap Jordan, mengamati pria itu seksama. "Kau di sini. Dari mana kau tahu aku di sini?"

          "Aku kembali ke Chicago dan kau tidak ada. Lalu aku menelepon Daya, dia—"

          "Ya.. Daya yang memberitahumu." Potong Kira melanjutkan. Jordan tertawa pelan. "Ayo! Lebih baik kita bicara di luar. Aku merasa sesak di sini."

          "Bagaimana kabarmu?" tanya Jordan segera setelah menyusul mengikuti Kira berjalan menuju halaman belakang.

          "Seperti yang kau lihat." Jawab Kira singkat dan Jordan hanya bisa tersenyum miris mendengarnya."Apa yang terjadi dengan wajahmu?" Kira menghentikan langkahnya dan berbalik sesaat untuk memperhatikan wajah Jordan.

          Jordan tersenyum. Kira menyadari luka merah di sudut bibirnya. "Shawn menghajarku saat aku menemui mereka. Di tambah ayahmu juga menghajarku."

          Kira hanya diam dan kembali melanjutkan langkahnya. Mereka terus berjalan beriringan menuju tepian danau. Kira terdiam mengamati permukaan danau yang bergelombang karena tertiup angin. Sementara Jordan hanya terus memandangi punggung Kira yang entah bagaimana terasa aura dingin.

          "Untuk apa kau menemuiku?"

          Jordan mengambil langkah dan berdiri sejajar di samping Kira. "Aku ingin berbicara denganmu. Setelah malam itu, kita tidak pernah benar-benar berbicara."

          "Untuk apa kita membicarakannya lagi?"

          "Kira, aku ingin meminta maaf dengan benar padamu."

          Kira tersenyum kecut. "Kau tahu, ibumu datang menemuiku."

          Mendengar itu, Jordan berbalik menatap Kira terkejut. "Apa?! Kau sudah bertemu ibuku?! Untuk apa?!"

          "Aku bertemu dengannya di kedai roti saat aku ke kota tadi."

          "Dia tidak berbuat apa pun padamu, kan? Sungguh?" tanya Jordan.

          "Aku baik-baik saja. Kita hanya berbincang selama beberapa menit. Dia menceritakan semuanya padaku." Jawab Kira. Lalu menatap Jordan serius. " Dia bilang padaku... kalau kau akan bercerai. Benarkah itu?"

          "Itu benar. Aku akan menceraikan Berlin." Jordan melangkah ke depan dan duduk di tepian dek di atas danau. Kakinya terlipat hingga dada. "Perjodohan ini tidak akan berjalan baik."

          Kira memandangi punggung Jordan. "Aku harap kau tidak melakukan itu karena aku, Jordan." Ucap Kira merasa bersalah.

          "Aku menceraikannya karena aku mencintaimu, Kira. Perasaanku padamu tidak akan hilang."

          Tanpa terasa, Kira meneteskan air matanya. Perasaan Jordan padanya begitu dalam dan Kira tidak bisa melakukan apa pun lagi terhadap itu semua.

          "Kau tahu kita tidak akan pernah bisa kembali lagi seperti dulu."

          Jordan beranjak dan berdiri dekat di hadapan Kira. Tatapannya sedih menatap Kira. "Aku melakukan hal bodoh dengan membohongimu. Seharusnya aku jujur soal pernikahanku dan tentang Berlin. Maka mungkin semua tidak akan jadi seperti ini."

          "Itu tidak akan mengubah apa pun."

          Jordan meraih tangan Kira dan menggenggamnya dengan erat. "Aku memutuskan untuk meninggalkan keluargaku, meninggalkan New York. Aku akan tinggal sendiri dan membangun usahaku sendiri."

          "Kau seharusnya tidak melakukan itu. Bagaimana pun mereka adalah keluargamu."

          "Aku tidak akan bergantung lagi pada ayahku, pada keluargaku. Aku akan memulai hidupku sendiri dari awal." Jordan semakin mengeratkan genggamannya pada tangan Kira. "Aku akan berusaha keras untuk menjadi diriku sendiri. Aku ingin meminta padamu juga untuk memberiku kesempatan. Mungkin ini keterlaluan, tapi aku mohon Kira. Biarkan hubungan kita kembali sama seperti saat kita pertama bertemu."

          Kira menarik napas dalam. "Aku rasa tidak. Hubungan kita tidak akan sama lagi."

          "Bahkan sebagai teman?"

          Kira melepaskan tangannya dari Jordan dan menggeleng. "Itu juga tidak akan berjalan baik. Aku akan selalu teringat akan kebohonganmu dan semua kejadian yang aku alami karena kebohonganmu itu. Aku tidak ingin hal itu terus menghantuiku."

          "Kira... aku—"

          "Aku benar-benar ingin melepasmu. Perasaanku padamu sudah benar-benar hilang saat kau memberitahuku semua tentang kebohonganmu. Semua tidak akan sama lagi, Jordan. Aku tidak ingin berurusan denganmu lagi."

          Jordan menatap Kira terluka. "Kau.. sungguh-sungguh?"

Fall BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang