11.Sahabat Atau Ego?

943 63 0
                                    

"My Sweety Handsome!!! "

"My Baby Honey Sweety Digo!!! "

Ck!

Cowok berparas Arab dengan hidung mancung berdecak kesal mendengar teriakan yang terkesan sangat alay dan menjijikan di telinganya.Tak lama tampak seorang gadis langsing semampai dengan setelan seragam sekolah yang ketat mengekpos lekuk tubuhnya berlari mendekatinya.

"Dia lagi! "Geram Digo.

"Hai Sweety!!! Aku kangen banget sama kamu! Selama aku pergi liburan ke London  aku kepikiran kamu terus, oh iya sweety aku ada oleh-oleh spesial untuk kamu, "ucap gadis itu dengan gaya centil nya tepat didepan Digo.

"Elvira! Udah berapa kali gue bilang sama lo? Jangan gangguin Digo lagi! Lo budeg apa gimana sih? Apa perlu gue belikan korek kuping buat lo, makanya kalo banyak uang jangan beli make up aja sampe muka lo tebel kaya batu bata lain kali lo beli nih korek kuping selemaru biar kuping lo yang ketutupan ama tai kuping itu pada meluber keluar, "celetuk Nathan sahabat Digo yang entah datang dari mana.

Digo menghela nafas leganya, setidaknya sahabatnya datang sebagai dewa fortunanya, yang menyelamatkannya dari cewek centil abal-abal yang selalu menganggu nya, Parasit. 

"Lo urus ni cewek! "Ucap Digo sebelum berlalu dari tempat tersebut, sementara Nathan hanya mengacungkan jempolnya.

Tak lama setelah berlalunya Digo, tampak cewek tersebut yang tak lain adalah Elvira pergi meninggalkan Nathan dengan wajah kesalnya. Entah apa yang dilakukan Nathan padanya, yang jelas Nathan hanya terbahak melihat kekesalan gadis itu.

"Dasar Cabe Goceng! Kabur juga kan lo, Nathan dilawan ya mana kalah, "

-----

Arda menyapu pandangannya ke segala arah, matanya menangkap sosok seseorang yang sedang membaca buku. Perlahan ia mendekati sosok tersebut.Itu dia, orang yang sedang ia cari.

"Dig!!! "

Arda memangil nama seseorang yang berada dihadapannya dengan pelan, sontak yang dipanggil langsung menatapnya dengan wajah datarnya.

"Dig!!! Gu--e...

Kring... Kring... Kring...

"Nanti aja ngomongnya Ar! Udah bel"potong Digo cepat.

Arda hanya menghembus nafasnya dengan kasar, kemudian menduduki sebuah kursi tepat dibelakang Digo.

"Mungkin belum saatnya"

-----

NB:Reyna/Sissy

Sedangkan dikelas Reyna tampak  suasana kelas sangat riuh bak paduan suara yang kehilangan komando, dikarenakan guru bidang study pada pelajaran pertama dikelasnya tidak masuk.

"Rey! Kenapa lo dari tadi hanya diam?! Dan gue perhatiin dari pertama lo masuk sampai sekarang lo diam mulu? Ngga kaya biasanya, lo kenapa sih? lo ada masalah? Apa? lo bisa kok cerita ke gue! "tanya Shalsa bertubi-tubi.

"Eh ngga papa kok! " jawab Reyna seadanya.

"Sebenarnya aku masih kepikiran sama ucapan Daddy dan kak Arda"

"Apa keluarga asliku masih mengingat aku? Atau mereka udah ngangep aku udah...

"Tapi apa aku nggak mau pisah sama Daddy dan kak Arda, aku udah sayang banget sama mereka"batin Reyna dan kedua matanya sudah penuh dengan genangan air mata yang sudah siap meluncur kapan saja.

"Rey, lo kenapa? Kok lo nangis? "tanya Shalsa panik ketika melihat sahabatnya meneteskan air mata.

"Gue nggak papa kok Shal, cuma kelilipan doang kok! "bohong gadis itu dengan menampilkan senyum manisnya seakan menunjukkan bahwa dirinya sedang baik-baik saja.

I love You My Little ChubbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang