Kehidupan di dunia yang tamak

13 1 0
                                    

Malam itu memang sangat indah dan cantik.

Tetapi perempuan itu yang membuatku tidak tenang dia sangat mirip sekali dengan perempuan yang ada di mimpiku saat itu.

Esok harinya,

--------------Musim dingin---------------

Mikite mengajak kami ke sebuah supermarket yang lumayan dekat di rumah ku untuk membeli panekuk yang hanya untuk hari ini terjual.

Aku membeli satu untuk membawakan yoru. Karena, malam ini ibu akan lembur kerja sehingga aku harus juga sekalian membeli sayuran dan lauk-pauk untuk makan malam kali ini.

Sesampai di rumah,

Ku jenguk dari lubang pintu kamar yoru. Yoru hanya duduk terdiam di kursi yang menghadap langsung ke cermin. Aku merasa penasaran dengan apa yang ia lakukan.

Selang beberapa menit, aku mengetuk pintu nya.

"Tok... Tok... Tok..."

Ku ketuk beberapa kali tetapi ia tidak menyahut maupun menjawabku.

"Aku masuk, ya..."

Ucapku sembari memutar ganggang pintu yang perlahan-lahan terbuka hingga terlihatlah yoru yang terjatuh ke lantai. Ia bernafas sangat berat sehingga susah untuk nya menghela nafas panjang.

"Yoru... Ada apa!?."

Seru ku menegur nya yang hanya terdiam di samping cermin pecah itu. Dan tiba-tiba saja yoru bergerak dengan cepat untuk menyerangku dengan segenggam gunting tajam yang runcing hampir sampai di leherku.

"Yoru?. Apa yang terjadi padamu...?"

Ucapku sambil memegang sebuah tangan nya yang memegang gunting runcing yang nyaris hampir saja memenggal kepalaku.

"Yoru..."

"BERTAHANLAH!."

Teriak ku kepadanya agar kata-kata itu selalu ada dalam benak nya dan selalu di ingat untuk berhenti membunuh orang lain.

Pada saat itu waktu berhenti bergerak seolah-olah telah mati, semuanya tidak bisa bergerak hanya dapat terdiam di suasana beku itu, keringat dingin pun mulai mengucur dengan perlahan keluar dengan sendirinya.

Selang beberapa detik,

Hawa keberadaan yang ku rasa samar-samar. Semuanya tampak buram dan sangat berbeda dari kehidupan ku yang sebenarnya. Tak ku sadari, yoru meneteskan air matanya ia bersedih dan semuanya kembali seperti semula dengan waktu yang berlanjut seharusnya.

"..."

Yoru hanya terdiam dan berusaha mengingat kembali tentang hal itu.

"Yoru..., Apa kau tidak lelah?."

Tanya ku ke yoru yang terdiam saja sedari tadi.

"Kau selalu berpura-pura di depan orang lain dengan senyuman palsumu yang menutupi wajah mu yang sebenarnya..."

"Aku rasa lebih baik jika kau meng-eskpresikan semua nya apa adanya..."

"Dan juga mulai sekarang kau harus berhenti untuk berpura-pura lagi dengan sikap mu yang sebenarnya itu..."

"Apa kau janji?."

Tanya seseorang kepada yoru pada saat itu. Yoru hanya terdiam memahami apa maksud orang itu.

"..."

Yoru merasa senang karena yoru mengira bahwa hal yang menyenangkan akan terjadi.

"Baiklah kalau kau berjanji... Aku akan mereinkarnasikan mu kedunia lain... Apa kau bersiap?."

The Last Promised Of Flower - My Flower Promise For Her -Where stories live. Discover now