ketukan malaikat di hari reuni

14 2 0
                                    

Setelah itu...

Aku terbangun di kasurku. Dengan tergesa-gesa nafas ku menghela.
Tubuhku gemetar, kepalaku terasa sakit, dan juga leherku terasa sakit.

Akhir-akhir ini, aku sering mimpi buruk. Entah kenapa selalu setiap malamnya. Justru bukan akhir-akhir ini malahan sering hampir setiap hari nya aku bermimpi buruk dan sering kali ku berhalusinasi seolah-olah aku merasa sesuatu ada.

Dini hari.
Pukul 02:17.

Malam itu terasa sangat dingin, cahaya rembulan malam menerangi malam yang gelap itu, sembari awan bergerak pelan di langit, bintang-bintang bersinar dan berkelip malam itu.

Aku bergumam pada diriku sendiri. Dengan berdiri dekat jendela lorong rumah ku.

"Siapa dia?. Tetapi mengapa aku selalu bermimpi buruk setiap malam... Mungkin aku harus menemukan jalan pintas untuk menyelesaikan hal ini."

Malam yang gelap itu tergantikan dengan warna negatif, waktu terhenti lalu mekarlah bunga yang terletak di atas meja tua pojok dekat tangga.

Lilac yang di masukan ke dalam vas.

Namun, setelah itu tak terjadi apa-apa. Bunga Lilac itu kembali seperti semula, Sebelum mekar.
Bunga Lilac itu menjadi kuncup yang belum mekar.

Aku heran tentang tadi dan berusaha ku untuk melupakan nya.

Esok harinya,

                                               14 Desember.

Sekolah ku libur di hari Selasa. Ibu akan pergi ke kantor pagi itu.
Dengan mengantuk aku menonton anime pagi itu.

Karena sudah bulan Desember, cuaca lebih dingin daripada biasanya. Hujan salju mulai turun.

"Sado, apa kau tidak keluar hari ini. Bersalju lho,"

Ucap ibu sambil memakai sepatu boot musim dinginnya.

Dengan nada lirih ku berkata sambil memakan keripik kentang kesukaan ku.

"Tidak, aku tak akan keluar. Jika aku bermain salju seperti kekanak-kanakan saja."

Jawabku duduk santai di atas sofa yang berwarna hitam itu sembari mengemil keripik kentang.

"Hmm... Kau benar-benar sudahlah tumbuh. Anakku sudah remaja... Sado, jika kau sendirian dirumah ajaklah teman mu datang kerumah kita."

Ujar ibu sambil berdiri menggendong tas selempang nya dan memakai sarung tangan tebal wolnya.

Aku mengedipkan mata beberapa kali terdiam mendengar kata-kata ibu.

"Lupakan saja. Hari ini ibu akan pulang mungkin terlambat makan malam. Jagalah rumah."

Ibu membuka pintu itu dengan jari jemari yang sudah di lapisi sarung tangan wol. Terbukalah pintu itu dengan bertiupnya angin dingin luar.

"Aku berangkat"

Ibu berucap keluar dari rumah.
Dengan setiap langkah kakinya ia berjalan di atas salju yang menutupi jalan.

        Pukul 14:16 siang.

Selang beberapa jam setelah ibu berangkat, hpku berdering menandakan ada panggilan dari seseorang. Telepon itu sungguh menggangu pada saat ku tengah asik menonton anime dan mengemil keripik kentang, rasanya malas ku angkat tetapi mikite yang menelpon. Dengan santai ku mengangkat telepon dari seseorang.

"Halo. Ini sado."

Jawab sado mendengarkan suara yang ada di teleponnya.

"Sado, apa kau luang nanti siang?"

The Last Promised Of Flower - My Flower Promise For Her -Where stories live. Discover now